Aku Menikah, Tapi Bukan Untuk Dicintai

Aku Menikah, Tapi Bukan Untuk Dicintai

Mari Firdaus

5.0
Komentar
385
Penayangan
31
Bab

Lana sudah lelah hidup dalam keterbatasan. Hutang yang menumpuk, pekerjaan yang tak menjanjikan, dan tekanan hidup yang semakin berat membuatnya putus asa. Ketika sahabatnya, Valerie, menawarkan solusi, Lana tak berpikir panjang untuk menerimanya-meski itu berarti menjual harga dirinya. Valerie ingin keluarganya tetap utuh. Ia tak rela ayahnya, seorang pengusaha kaya raya, menikahi wanita yang jelas-jelas hanya mengincar hartanya. Satu-satunya cara? Menghancurkan pernikahan itu sebelum terjadi. Dan Lana, dengan pesonanya, adalah alat sempurna untuk menggoda sang ayah dan membuatnya berpikir ulang. Namun, rencana yang awalnya hanya permainan berubah menjadi sesuatu yang lebih dalam. Cedric Vellani, pria dingin berusia 45 tahun yang sudah terbiasa dengan tipu muslihat wanita, tak semudah itu terperangkap. Justru Lana yang mulai terjebak dalam daya tariknya yang berbahaya. Hubungan yang seharusnya hanya menjadi transaksi pun berkembang menjadi sesuatu yang terlarang. Saat Valerie mulai menyadari bahwa Lana telah melampaui batas yang mereka sepakati, persahabatan mereka pun hancur. Kini, Lana dihadapkan pada pilihan yang tak pernah ia duga: tetap bertahan dalam kebohongan demi uang, atau mengakui bahwa ia telah jatuh cinta pada pria yang seharusnya hanya menjadi targetnya? Namun, bisakah cinta yang dimulai dengan kebohongan berakhir dengan kebahagiaan? Atau semuanya hanya akan membawa kehancuran bagi semua yang terlibat?

Bab 1 TERLARANG

Lana menggenggam ponselnya erat, menatap angka di layar yang terasa seperti hukuman mati. Saldo rekeningnya hanya tersisa puluhan ribu, dan pesan dari debt collector sudah masuk sejak pagi. Ia mengembuskan napas berat, menggigit bibirnya, menahan emosi yang meluap di dadanya.

"Hanya satu bulan lagi," gumamnya, mencoba menenangkan diri. Satu bulan lagi, dan ia mungkin akan benar-benar terlempar ke jalanan.

Ponselnya bergetar. Nama Valerie muncul di layar. Sahabatnya. Satu-satunya orang yang masih tersisa di hidupnya.

Tanpa berpikir panjang, Lana menerima panggilan itu.

"Kau ada waktu? Aku butuh bicara."

Suara Valerie terdengar mendesak, seolah ada sesuatu yang sangat penting.

"Selalu ada waktu untukmu," jawab Lana, meski pikirannya masih dipenuhi kekhawatiran tentang tagihan yang belum terbayar.

Mereka bertemu di sebuah kafe mewah yang sering dikunjungi Valerie. Lana merasa sedikit canggung, sadar bahwa dirinya tidak cocok di tempat seperti ini dengan pakaian sederhana dan tas usang yang mulai mengelupas.

Valerie, di sisi lain, tampak sempurna seperti biasa. Gaun mahal membalut tubuhnya, rambutnya tertata rapi, dan wajahnya bersinar tanpa cela. Meski mereka berteman sejak lama, dunia mereka sangat berbeda. Valerie berasal dari keluarga kaya, sementara Lana harus berjuang untuk bertahan hidup.

Lana duduk, menunggu sahabatnya berbicara. Valerie menggenggam cangkirnya erat sebelum menghela napas panjang.

"Aku butuh bantuanmu, Lan."

Lana mengangkat alis, menunggu kelanjutannya.

"Aku ingin Ayah membatalkan pernikahannya."

Lana mengerutkan kening. "Val, maksudmu apa?"

"Calon istrinya itu brengsek, Lana! Dia hanya mengincar uang Ayah. Aku tahu itu. Aku sudah menyelidikinya, dia punya banyak hutang, dan aku yakin dia hanya berpura-pura mencintai Ayah untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Aku tidak bisa membiarkan Ayah masuk perangkap ini!"

Lana diam sejenak, mencoba memahami maksud Valerie.

"Jadi... kau ingin aku apa? Membujuk ayahmu?" tanyanya hati-hati.

Valerie menatapnya lekat. Ada sesuatu dalam tatapan itu yang membuat Lana gelisah.

"Aku ingin kau menggoda Ayahku, Lana."

Jantung Lana seperti berhenti berdetak.

"Apa?" bisiknya, memastikan ia tidak salah dengar.

"Kau dengar aku. Aku ingin Ayah melihat bahwa wanita itu tidak layak untuknya. Jika dia tergoda oleh wanita lain, dia pasti akan ragu untuk menikah. Dan kau... kau adalah pilihan sempurna untuk itu."

Lana menelan ludah. Ini bukan sekadar permintaan biasa. Ini gila.

"Val, kau tidak serius, kan?"

"Aku sangat serius. Aku tahu ini bukan sesuatu yang mudah, tapi aku akan membayarmu. Kau butuh uang, kan?"

Lana terdiam. Matanya menatap meja di depannya, pikirannya berputar dalam kecepatan penuh.

Valerie tahu titik lemahnya. Ia tahu betapa putus asanya Lana saat ini.

"Kau ingin aku menjual diriku?" tanyanya dengan suara pelan.

"Tidak!" Valerie buru-buru meraih tangannya. "Aku tidak ingin kau tidur dengannya atau semacamnya. Aku hanya ingin kau membuatnya jatuh cinta padamu. Atau setidaknya, cukup tertarik hingga ia melupakan wanita itu. Kau cukup bicara dengannya, buat dia merasa diperhatikan. Itu saja."

Lana tertawa kecil, getir. "Kau pikir itu semudah itu?"

"Ayahku pria kesepian, Lana. Dia sudah lama bercerai dari Ibuku, dan dia pasti haus akan perhatian. Kau hanya perlu memberinya apa yang dia cari. Aku yakin dia akan goyah."

Lana menatap sahabatnya. Ini gila. Ini salah.

Tapi... ini juga satu-satunya jalan keluar dari kesulitannya.

"Aku akan membayarmu seratus juta jika kau berhasil."

Lana terdiam.

"Aku tahu kau butuh uang, Lan. Aku hanya ingin menyelamatkan keluargaku. Kumohon."

Seratus juta. Jumlah yang lebih dari cukup untuk melunasi hutang-hutangnya dan memulai kembali hidupnya.

Namun, harga yang harus dibayar untuk itu... terlalu tinggi.

Lana menutup mata.

"Aku butuh waktu untuk berpikir," akhirnya ia berkata.

Valerie tersenyum kecil. "Aku tahu kau akan mengatakan itu. Aku akan menunggumu, Lana. Tapi jangan terlalu lama, ya?"

Malam itu, Lana menatap langit-langit kamarnya yang sempit. Bayangan wajah Valerie terus terngiang di benaknya, begitu pula tawaran yang nyaris mustahil untuk ditolak.

Jika ia menerima ini, ia bisa terbebas dari semua kesulitan. Ia bisa hidup dengan lebih layak.

Tapi, apakah ia siap menghadapi konsekuensinya?

Lana menghela napas panjang. Ia tak punya pilihan lain.

Dengan tangan gemetar, ia mengetik pesan singkat di ponselnya.

"Aku setuju."

Dan saat itu juga, hidupnya berubah selamanya.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Mari Firdaus

Selebihnya
Istri Balas Dendam

Istri Balas Dendam

Miliarder

5.0

Kecelakaan maut itu terjadi begitu cepat. Mobil sport hitam yang melaju di jalan tol dihantam truk bermuatan pasir di persimpangan. Salah satu penumpangnya, Eleanor, wanita yang seharusnya menikah besok, meninggal di tempat. Truk besar itu menabrak sisi mobil tempat Eleanor duduk, membuatnya tak memiliki kesempatan untuk bertahan hidup. Di sisi lain, Kieran Lancaster, pria yang akan menikahi Eleanor, berdiri dengan rahang mengeras, tatapannya penuh kebencian. Dendam membakar hatinya begitu dia mengetahui bahwa sopir truk yang menyebabkan tragedi ini memiliki seorang putri. Vivianne, gadis sederhana yang tidak tahu apa-apa, dikejutkan oleh kedatangan keluarga Lancaster di rumahnya. Evangeline, ibu Kieran, menatapnya dengan dingin sebelum melontarkan tuntutan yang tidak masuk akal-Vivianne harus menikahi Kieran, menggantikan Eleanor yang telah tiada. "Jika bukan karena ayahmu, Eleanor masih hidup," suara Evangeline tajam, menusuk hati Vivianne. "Ini tanggung jawab keluargamu. Kau akan menikah dengan Kieran besok." Vivianne ingin menolak, tapi ayahnya yang sudah tua berlutut di hadapan keluarga Lancaster, memohon agar mereka tidak membawa masalah ini ke jalur hukum. Dengan hatinya yang berat, Vivianne akhirnya menyetujui pernikahan itu, berharap setidaknya bisa melindungi ayahnya. Namun, pernikahan itu tidak membawa kebahagiaan. Kieran memperlakukannya dengan dingin, penuh kebencian. Setiap tatapannya mengingatkan Vivianne bahwa dia bukan Eleanor-dia hanya pengganti yang tak diinginkan. Hari demi hari, Vivianne harus menghadapi amarah Kieran. Pria itu tidak menyentuhnya kecuali untuk menyakitinya, baik dengan kata-kata tajam maupun sikapnya yang penuh penghinaan. Namun di balik kebencian itu, Kieran mulai menyadari sesuatu yang mengganggunya-Vivianne tidak bersalah. Dan semakin dia mencoba menolaknya, semakin sulit baginya untuk mengabaikan keberadaan gadis itu. Apakah kebencian yang membara di hati Kieran akan berubah? Atau pernikahan ini hanya akan menjadi luka yang tak bisa sembuh bagi mereka berdua?

Buku serupa

Bosku Kenikmatanku

Bosku Kenikmatanku

Juliana
5.0

Aku semakin semangat untuk membuat dia bertekuk lutut, sengaja aku tidak meminta nya untuk membuka pakaian, tanganku masuk kedalam kaosnya dan mencari buah dada yang sering aku curi pandang tetapi aku melepaskan terlebih dulu pengait bh nya Aku elus pelan dari pangkal sampai ujung, aku putar dan sedikit remasan nampak ci jeny mulai menggigit bibir bawahnya.. Terus aku berikan rangsang an dan ketika jari tanganku memilin dan menekan punting nya pelan "Ohhsss... Hemm.. Din.. Desahannya dan kedua kakinya ditekuk dilipat kan dan kedua tangan nya memeluk ku Sekarang sudah terlihat ci jeny terangsang dan nafsu. Tangan kiri ku turun ke bawah melewati perutnya yang masih datar dan halus sampai menemukan bukit yang spertinya lebat ditumbuhi bulu jembut. Jari jariku masih mengelus dan bermain di bulu jembutnya kadang ku tarik Saat aku teruskan kebawah kedalam celah vaginanya.. Yes sudah basah. Aku segera masukan jariku kedalam nya dan kini bibirku sudah menciumi buah dadanya yang montok putih.. " Dinn... Dino... Hhmmm sssttt.. Ohhsss.... Kamu iniii ah sss... Desahannya panjang " Kenapa Ci.. Ga enak ya.. Kataku menghentikan aktifitas tanganku di lobang vaginanya... " Akhhs jangan berhenti begitu katanya dengan mengangkat pinggul nya... " Mau lebih dari ini ga.. Tanyaku " Hemmm.. Terserah kamu saja katanya sepertinya malu " Buka pakaian enci sekarang.. Dan pakaian yang saya pake juga sambil aku kocokan lebih dalam dan aku sedot punting susu nya " Aoww... Dinnnn kamu bikin aku jadi seperti ini.. Sambil bangun ke tika aku udahin aktifitas ku dan dengan cepat dia melepaskan pakaian nya sampai tersisa celana dalamnya Dan setelah itu ci jeny melepaskan pakaian ku dan menyisakan celana dalamnya Aku diam terpaku melihat tubuh nya cantik pasti,putih dan mulus, body nya yang montok.. Aku ga menyangka bisa menikmati tubuh itu " Hai.. Malah diem saja, apa aku cuma jadi bahan tonton nan saja,bukannya ini jadi hayalanmu selama ini. Katanya membuyarkan lamunanku " Pastinya Ci..kenapa celana dalamnya ga di lepas sekalian.. Tanyaku " Kamu saja yang melepaskannya.. Kata dia sambil duduk di sofa bed. Aku lepaskan celana dalamku dan penislku yang sudah berdiri keras mengangguk angguk di depannya. Aku lihat di sempat kagett melihat punyaku untuk ukuran biasa saja dengan panjang 18cm diameter 4cm, setelah aku dekatkan ke wajahnya. Ada rasa ragu ragu " Memang selama ini belum pernah Ci melakukan oral? Tanyaku dan dia menggelengkan kepala

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku