“Apa ini semacam lelucon, Kit?” Sebastian menatap sekretarisnya dengan sorot mata mengancam. Jika ini lelucon maka Kit harus bersiap menerima kemarahannya dan saat ia marah tidak ada satu pun hal baik yang akan terjadi.
Kit mengangguk. “Saya baru mengkonfirmasinya, Sir.”
Sebastian memejamkan mata bukan untuk meredam emosinya seperti yang biasa ia lakukan. Bukan. Ia memejamkan mata dengan harapan kalau yang ia dengar mungkin hanya mimpi buruk. Para pengantin biasa merasakannya bukan?
“Kenapa?” tanyanya bingung, lebih kepada dirinya sendiri.
Kit mengangguk, tidak mengatakan apa pun.
“Periksa semua gedung. Setiap sudut. Temukan dia, Kit! Sialan! Wanita itu mungkin terjatuh atau bisa saja dia sakit!” geramnya dengan rahang mengeras.
“Kami sudah memeriksanya, Sir. Memeriksa setiap sudut. Memerintahkan setiap pengawal untuk mencari di apartemen dan kami menemukan ini.” Tangan Kit yang gemetar memberikan secarik kertas pada Sebastian.
Sebastian mengernyit namun menerimanya. Ia membuka lipatan kertas yang rasanya seperti surat kematian dan ketika ia membaca kalimat yang tertulis di sana Sebastian merasakan gelombang kemarahan menusuk-nusuk kulitnya.
“Kapan kalian menemukan ini?” tanyanya datar, nyaris terkesan kasar.
“Kami menemukannya pagi ini. Ketika para pengawal datang untuk menjemputnya, Sir.”
Kenapa sekarang? Jika wanita itu ingin menghilang kenapa dia memutuskan untuk melaukannya hari ini? Hari yang seharusnya menjadi saksi atas kebahagiaan mereka?
“Apa yang harus kami lakukan sekarang, Sir? Apa kami perlu mengusir para tamu?”
Kedua tangan Sebastian terkepal hingga menunjukkan buku-buku tangannya yang memutih. Kemarahan memenuhi setiap sel dalam darahnya hingga rasanya menyakitkan. Tara pergi. Wanita itu meninggalkannya tepat di hari pernikahan mereka! Sekarang bagaimana ia akan menyelesiakan kekacauan ini?
Hannah tersenyum lebar mendapati para tamu yang memadati gedung tempat pernikahan akan digelar. Dekorasi gedung ini mengingatkannya akan kisah dongeng yang dulu sering ia baca sewaktu kecil. Mengingat yang akan menikah merupakan taipan yang kekayaannya membuat perutnya mual ia yakin pesta ini layak.
Hannah menyunggingkan senyumnya. Ini akan menjadi harinya juga. Ketika para tamu melihat rancangan yang dikenakan pengantin ia yakin ini akan menjadi awal dari bisnis yang ia bangun.
Ia harus memastikan kalau gaun yang ia rancang benar-benar sempurna. Hannah memasuki kamar yang menjadi tempat pengantin dirias dan langsung membeku saat melihat sosok yang ada di dalamnya. Bukan Tara Dixon yang ada di dalam melainkan Sebastian Carter sang mempelai pria.
“Siapa kau?”
Pertanyaan bernada menuduh itu membuatnya berjengit. Tatapan mata pria itu sedingin es seakan ada badai di balik tatapannya yang menusuk. Kenyataan ini mengirimkan ketakutan pada Hannah. Ia berdeham sebelum membuka suara.
“A-aku,” sial! Kenapa ia harus gugup?
Kedua alis Hannah terangkat saat melihat pria yang ada di dekat Sebastian berbisik pada pria itu.
“Ah, jadi kau perancang gaun pengantin itu?”
Hannah mengangguk, meski ia kebingungan. Kenapa pria itu ada di sini dan di mana pengantin wanitanya? Hannah mengedarkan pandangan dan kebingungan saat tidak melihat siapapun ada di sini. Apa yang terjadi?
“Tinggalkan kami, Kit. Aku perlu bicara dengan perancang ini!”
Caranya mengatakan perancang berhasil mengundang kemarahan Hannah. Meski begitu ia berusaha menahannya. Hannah sedikit menepi dari pintu saat melihat pria bernama Kit berjalan kearahnya.
“Mendekat.”
Tatapannya, sorot matanya yang mengandung amarah membuat Hannah ragu untuk melangkah.
Tanpa sadar ia menjilat bibirnya.
“Ke mari Hannah! Aku tidak suka menunggu!”
Bentakan itu menyadarkan Hannah. Ia berjalan mendekat dan berada dalam jarak aman Sebastian.
“Apa kau tahu ini akan terjadi?”
Hannah yang kebingungan hanya bisa mengernyit.
“Kau tahu kalau Tara menghilang?” ucap Sebastian mulai kehilangan kesabaran.
Butuh beberapa detik mencerna kalimat itu. Tara menghilang? Yang berarti … mata Hannah membulat sempurna saat otaknya berhasil mengirimkan informasi yang ia butuhkan. Pengantinnya menghilang? Bagaimana mungkin?
/0/15087/coverorgin.jpg?v=47d7fdfcf429004b5c89c77424a493d5&imageMogr2/format/webp)
/0/12737/coverorgin.jpg?v=47c887ad192be9faebf19ea232c9b11d&imageMogr2/format/webp)
/0/8507/coverorgin.jpg?v=47c5cad4298ef62c045d02d9ea6946d5&imageMogr2/format/webp)
/0/24611/coverorgin.jpg?v=ec8a20c274b82dd9df63cf3f627d9889&imageMogr2/format/webp)
/0/4036/coverorgin.jpg?v=473a27fc43596af9b2a65155816e42d9&imageMogr2/format/webp)
/0/16118/coverorgin.jpg?v=61df76f0c80f4df0e0ee298af4a6a102&imageMogr2/format/webp)
/0/23523/coverorgin.jpg?v=d78b52dcff17c3f3d6d6d0a8cea41a47&imageMogr2/format/webp)
/0/27986/coverorgin.jpg?v=9eba3a339aec35f2ef31734d7b87a830&imageMogr2/format/webp)
/0/27383/coverorgin.jpg?v=20250904182604&imageMogr2/format/webp)
/0/29100/coverorgin.jpg?v=03be4522533c953cafeb3bf578abe6ab&imageMogr2/format/webp)
/0/30174/coverorgin.jpg?v=3fce10af200491cc19356ae3f7a2b9fa&imageMogr2/format/webp)
/0/9494/coverorgin.jpg?v=48cdc5de9d819ace80dffe49a68b52ae&imageMogr2/format/webp)
/0/21569/coverorgin.jpg?v=c2b52aebcc134c5562dc3912a442fe34&imageMogr2/format/webp)
/0/29186/coverorgin.jpg?v=fcac88ce672b05ff3785e9e7e18a4721&imageMogr2/format/webp)
/0/13616/coverorgin.jpg?v=1959bcc47c436c490abb576b3ae3ee04&imageMogr2/format/webp)
/0/12850/coverorgin.jpg?v=d8ab41444e4fe4ef4250b65b3e4b0573&imageMogr2/format/webp)
/0/16285/coverorgin.jpg?v=46baa2a52a1b8d5faaa68a6d2f67951f&imageMogr2/format/webp)
/0/16889/coverorgin.jpg?v=60341e9fe96835f555cd64f9a6a99bc3&imageMogr2/format/webp)