Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Rahasia Istri yang Terlantar
Gairah Liar Pembantu Lugu
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Kembalinya Mantan Istriku yang Luar Biasa
Sang Pemuas
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Tiiiittt...tiittt
suara klakson mobil terdengar dari belakang Adelia, berpacu menuju depan sekolah saat Adelia akan berjalan masuk melewati gerbang. Adelia berbalik menoleh ternyata Ditta sahabat sebangkunya, salah satu anak orang kaya karena Papanya seorang pengacara kondang di kota itu. Berbanding terbalik dengan dirinya yang tiap pagi harus mendengar omelan Ibunya saat Adelia mulai menadah uang saku untuk pergi ke Sekolah. Berjalan sejauh satu kilometer dari rumahnya untuk bisa sampai di sekolah, sudah bukan berita baru lagi bagi seorang Adelia yang sangat menarik perhatian seisi sekolah dengan serba keterbatasannya dalam menjalani hari-hari di sekolah. Ada darinya yang mencemooh, namun ada juga yang merasa kasihan padanya.
"Adeel..." sapa Ditta pagi itu disambut senyum manis gembiranya bertemu sahabatnya.
Ditta lalu turun dari mobilnya dan berlari kecil menuju Adelia, merangkul Adelia berjalan menuju kelas bersama.
Istirahat pun tiba, Adelia mengajak Ditta ke kantin namun ditolak Ditta karena masih memiliki tugas yang harus segera diselesaikan.
"Diit... Yuk kita ke kantin!" sambil memasukkan tumpukan buku ke dalam tasnya.
"iya Adel kayaknya aku belum bisa, tugas aku masih menumpuk" sambil manyun manja merayu Adelia.
"ohh... Kalo gitu aku tunggu di kantin ya! Aku lumayan laper jadi gabisa temenin kamu disini" sambil mengelus pundak belakang Ditta
"okey baby bye, aku masih sibuk dulu ya, nanti aku nyusul" timpal Ditta melihat Adelia yang mulai berlalu menjauh.
Adelia menjawab dengan mengangkat dua jarinya ke samping membelakangi Ditta berlalu.
*
Drrrrttt
suara bangku kayu yang di dorong sedikit membuka jalan, agar kaki Adelia bisa masuk ke bawah meja untuk duduk memulai makan. Saat Adelia sedang asyik makan sekelompok anak laki-laki yang duduk tak jauh dari bangku Adelia mulai menggerutu menyapa Adelia. Bahkan omongan mereka samasekali tak sopan.
"Tuuhh si anak gelar menyedihkan di Sekolah, hari ini kamu punya cukup uang untuk bayar makan di kantin Adelia? Apa kamu butuh pasokan uang donasi untuk sepotong roti?" ucap Andre sambil ongkang kaki dengan muka tengilnya. Adelia sama sekali tidak menoleh dan terus makan seolah tak mendengar apapun. Membuat Andre cukup emosi dibuatnya, Andre mulai mendekati Adelia ke mejanya. Berjalan pelan duduk persis di dekat makanan Adelia sementara teman-teman Andre masih duduk santai tersenyum menatap Andre melancarkan aksi bullyingnya pada Adelia.
"denger-denger kamu belum bayar uang seragam olahraga terbaru ya? Menyedihkan sekali ya kamu, apa perlu aku yang umumin di lapangan sekolah untuk membuka donasi untuk kamu yang menyedihkan ini Adelia?" sambil tersenyum licik disambut alunan tawa dari teman-teman Andre. Adelia bahkan tak menggubris perkaan Andre dan terus makan rotinya, Andre semakin emosi melihatnya.
"Bahkan kamu tak memiliki sedikit sopan santun untuk di ajak bicara ya, komplit sekali hidupmu. Sudah melarat plus no attitude" ucap Andre semakin meninggi melotot emosi pada Adelia yang masih tertunduk ke arah makanannya.
" kamu mau apa sih Andre, aku sama sekali nggak ada urusan Sama kamu, mending kamu jangan ganggu aku" balas Adelia datar pasrah mengangkat kepalanya kedepan tanpa menatap Andre.
"wow wow wow guys, are you hear that? Kamu memang nggak ada urusan sama aku Adelia, tapi aku cuma kasian sama hidupmu yang menyedihkan, jangan nangis ya?" sentilnya lagi sambil tertawa kecil.
Andre bersama genknya memang sudah dikenal suka mengganggu seisi sekolah. Andre anak dari salah satu donatur yang aktif di sekolah itu, tak jarang dia selalu bisa lolos dari bimbingan konseling, membuat anak-anak di sekolah malas berurusan dengannya.
Tiba-tiba Reyja datang ke meja Adelia dan menariknya pergi. Adelia tersentak kaget dan melongo terdiam sepanjang tangannya di pegang si ketua Osis di Sekolah.
Andre melihat itu kembali emosi, dia menendang meja dan menampar salah satu temannya. Tentu Andre sangat kesal karena sebenarnya dia menyukai Adelia, namun selalu saja caranya yang salah membuatnya semakin dibenci Adelia.
"Si brengsek itu lagi, aaaahhh" teriaknya sambil mendorong bangku yang tadinya di tempati Adelia.