Karena cinta butuh keberanian Avril tidak menyangka kedatangan Jay di kehidupannya membuat dia merasakan jatuh cinta lagi. Perhatian dan kasih sayang yang nyata Jay berikan padanya berhasil meluluhkan hati yang selama ini membeku.
Senin pagi yang bersahabat, minggu kedua setelah libur kenaikan kelas. Sekolah SMA HARAPAN mulai ramai siswa angkatan lalu dan siswa baru untuk melaksanakan upacara sebagaimana mestinya.
Namun, seorang gadis hanya bisa berjinjit menatap di sela-sela gerbang tertutup rapat lantaran terlambat yang berakhir tidak bisa masuk ke area sekolah.
Avril, gadis yang masih berstatus murid putih abu itu semalam bergadang untuk menyelesaikan
drama favoritnya sehingga melupakan sekolah yang sudah kembali normal dan KBM di
mulai.
Kebiasaan tersebut bukan hal mudah untuk dilupakan begitu saja apalagi dirinya sudah menekuni di saat masa putih biru ketika ia
mengalami Write's Block maka pengalihannya hanya bisa dengan menonton dan membaca online.
Benar-benar sial, di tutup rapat. Mana enggak ada yang jaga, apa gue pulang ya? monolongnya seraya berpikir keras agar bisa masuk tanpa dihukum.
Mendengar suara gerbang di buka yang disusul suara vokal itu berhasil mengalihkan Avril untuk menghentikan berpikir dan membuang jauh-jauh harapannya melihat bapak guru muda berdiri di depannya.
"Kamu telat lagi?"
Sebelum menjawab, Avril tersenyum lebar menunjukkan gigi putih kecilnya mendapatkan pertanyaan dari guru yang sudah dekat dengan Avril.
"Iya Pak, lagian Avril telatnya sampai gerbang ditutup cuman hari ini saja. Hari lainnya mepet bel doang," jawabnya membela diri. Karakter cuek dirinya bersyukur bertemu dengan guru tersebut sehingga tidak canggung lagi.
Yang dikatakan Avril memang benar, dirinya selalu sengaja berangkat siang agar tidak bosan menunggu waktu belajar dimulai.
"Cepat masuk, ikut barisan yang telat!" perintah guru itu setelah membuka lebih lebar gerbang agar Avril bisa masuk. Tidak mau repot merespons muridnya mengelak, dalam hatinya ia membenarkan sehingga untuk kali ini membiarkan sebagai toleransi pertama dan terakhir.
Avril berkata, "Thank You, pak Erik ganteng." Tidak menunggu respons lawan bicara, ia langsung lari menuju baris yang disuruh.
Berlari seribu langkah padahal jarak dari pintu
gerbang utama ke lapangan tidak sejauh dari rumahnya ke sekolah, tapi Avril terlalu malu menjadi pusat perhatian. Bahkan setelah baris dirinya tidak peduli ransel masih mengantung di kedua pundaknya sementara kedelapan lelaki yang telat sedari tadi menyimpan di tribune lapangan.
Pak Erik adalah guru favorit Avril karena pelajaran yang menyenangkan tidak membosankan seperti guru-guru lain, bercerita
menjelaskan materi sendiri panjang lebar tidak memedulikan muridnya mendengarkan atau tidak. Yang mereka pikir, dirinya sudah menyampaikan mau muridnya serap dan pahami itu adalah urusan belakang serta bukan urusannya.
Pak Erik yang melihat anak didiknya tidak menunggu respon darinya geleng-geleng kepala, sudah biasa. Sembari berjalan melanjutkan tugas
keliling lagi. Melangkahkan kakinya ke kelas-kelas atau ke tempat persembunyian
seperti di belakang.
Beberapa menit Avril mengikuti upacara datanglah seorang cowok dan langsung ikut barisan di samping Avril. Avril meliriknya
sebentar lalu fokus mengikuti acara upacara yang terasa lama padahal kepalanya terasa nyut-nyutan.
Akhirnya upacara selesai, yang sudah menghabiskan waktu setengah jam itu. Matahari tampak sangat bersemangat pagi ini sehingga
membuat Avril kepanasan dan dehidrasi. Semuanya dibubarkan untuk menunggu KBM kecuali barisan yang telat akan diberi hukuman seperti biasanya.
Hukuman lantaran telat bukan pertama kalinya
dilakukan, sudah menjadi ritual setiap sekolah menetapkan hukuman bagi yang tidak menaati aturan. Tetapi tetap saja ada yang melanggar karena aturan ditetapkan untuk dilanggar.
Pertanyaan Relate keluar dari mulut pak Jino
selaku guru BK kepada murid barisan yang terlambat., "Kenapa kalian bisa
telat?"
"Kesiangan," jawab mereka serempak kecuali Avril hanya menganggukkan kepala saja seraya memegang dahinya mulai merasa pusing,
menyerang berkali-kali lipat.
"Iya Bapak juga tahu, karena apa? Bergadang?" tanya pak Jino lagi dan dijawab anggukan oleh mereka. "Lari sepuluh putaran!" perintahnya
tanpa basa-basi lagi sebagai hukuman lalu kembali direspons anggukan.
Setelah membuat satu barus mereka langsung berlari tanpa dikomando. Avril baris di belakang dengan lelaki yang paling kesiangan
menjadi penutup.
Sudah sembilan kali putaran Avril jalani, seketika ia berhenti di tengah mendadak pusing yang amat sakit padahal sisa tinggal satu putaran lagi selesai. Berhentinya Avril membuat lelaki di belakangnya ikut berhenti otomatis
"Lo enggak papa?" tanya lelaki itu sembari menahan badan Avril yang lemah agar tidak jatuh.
"Pusing," keluh Avril dengan nada lemas.
"Duduk saja, enggak usah dilanjut. Entar gue yang bilang sama guru."
Namun, Avril keras kepala memaksa untuk berlari meninggalkan lelaki itu yang hanya bisa menatap Avril khawatir. Melihat Avril
sudah selesai tidak terjadi hal buruk lelaki itu berlari mendekati Avril.
Hukuman selesai, pak Jino bersuara. "Besok-besok jangan ulangi, segera masuk kelas masing-masing!" suruhnya yang diikuti mereka.
Ketika Avril akan berjalan tiba-tiba pusing menyerang kepalanya lagi. Lelaki tadi yang berada di dekatnya membantu seraya bertanya. "Mau ke mana?"
"Kelas," jawabnya singkat.
Lelaki yang tidak tahu namanya menarik tangan Avril sembari berucap, "Ikut gue!"
"Ke mana?"
"Ikut saja," paksa lelaki itu. Avril yang sudah tidak kuat melawan diam saja. Mungkin akan diantar ke kelas, pikirnya.
Tapi setelah sadar ini bukan menuju kelas melainkan kantin Avril bersuara, "Eh, kenapa ke kantin? Ini sudah telat nanti diomeli lagi."
"Lo lebih pilih telat di ceramah atau pingsan enggak masuk kelas? Lagian bentar lagi juga jam istirahat."
Bukannya menjawab pertanyaan Avril lelaki itu memberikan pertanyaan untuk dipilih seraya melirik jam yang melingkar di pergelangan
tangannya.
Avril tidak merespons perkataan lelaki asing itu lagi karena malas memperpanjang masalah. Kepalanya sungguh berputar dan Avril sudah
tidak tahan lagi jika harus berdebat.
Sampai di kantin lelaki asing tersebut meninggalkan Avril begitu saja tanpa mengucapkan sepata kata pun sedangkan Avril yang kesal di tinggalkan memilih duduk di kursi yang kosong di dekatnya. Karena sekarang masih
jam pelajaran jadi kantin hanya ada dirinya dan dia yang entah pergi ke mana.
Beberapa menit kemudian dia kembali membawa bunur danteh hangat yang diletakan di atas meja. "Makan!" suruhnya dengan nada sedikit
dingin padahal tadi dia banyak mengomel.
Avril yang sudah lapar dan disuruh memakannya tanpa mengucapkan apapun lagi melahap dengan cepat lantaran perutnya sedari tadi
berdemo. Seharian kemarin di tambah tadi tidak sarapan membuat Avril makan
dengan lahap.
"Thanks," ucapannya terima kasih baru keluar
dari bibir Avril dengan sedikit senyuman, setelah menghabiskan makanannya.
"Hm, nama?" tanya lelaki itu singkat. Jika lelaki ini bertanya pada orang lain pasti tidak mengerti karena bertanya singkat seakan memaksakan diri. Tapi Avril mengerti lantaran karakternya yang cuek dan tidak uka basa-basi.
"Avril," balasnya sama-sama singkat. Karakter yang sama dipersatukan membuat keadaan semakin hening tidak bersuara lagi.
"Jay," sembari mengulurkan tangan dan Avril membalas uluran tangan itu, lelaki yang sudah menolongnya.
"Lo ... Rill!" teriakan seseorang itu berhasil
menghentikan ucapan Avril seraya berjalan cepat menghampiri meja Avril. Avril yang
akan bertanya harus terhenti karena suara itu dan membuatnya menjadi pusat perhatian
sebab bel istirahat sudah berbunyi sebelum panggilan itu menyapa di telinga
Avril.
Bab 1 Avril dan Jay
21/06/2023
Bab 2 Satu meja dengan Jay
21/06/2023
Bab 3 Saling canggung
21/06/2023
Bab 4 Avril penasaran sama Jay
21/06/2023
Bab 5 Butuh resensi orang
21/06/2023
Bab 6 Pebinor yang sadar diri
21/06/2023
Bab 7 Hubungan harus saling percaya
21/06/2023
Bab 8 Mood-boosting chocolate
21/06/2023
Bab 9 Tidak punya muka lagi
21/06/2023
Bab 10 Gilaaa Jay sweet banget
21/06/2023
Bab 11 Candu dengan tawa
23/06/2023
Bab 12 Semuanya punya masalah sendiri
23/06/2023
Bab 13 Jay berbeda
23/06/2023
Bab 14 Jay suka gue
23/06/2023
Bab 15 Permaluin diri sendiri
23/06/2023
Bab 16 Lohh, gue kenapa
23/06/2023
Bab 17 Apa gue suka Jay
23/06/2023
Bab 18 Merasa devaju
25/06/2023
Bab 19 Kelepasan
25/06/2023
Bab 20 kodratnya cewek dikejar bukan mengejar.
25/06/2023
Bab 21 Jay bercerita
30/06/2023
Bab 22 Pemaksaan Avril
04/07/2023
Bab 23 ke villa
12/07/2023
Bab 24 Langka, Avril bangun sendiri
14/07/2023
Bab 25 Membanggakan
14/07/2023
Bab 26 Seperti foto pre-wed
25/07/2023
Bab 27 Nek Laraswati
02/08/2023
Bab 28 Klarifikasi Satria
08/08/2023
Bab 29 Cerita Putri
20/08/2023
Bab 30 Kai yang Memang Mencari Kesepakatan
22/08/2023
Bab 31 Kai Menang Banyak
03/09/2023
Bab 32 Momen Balas Dendam
15/09/2023
Bab 33 Ungkapan Jay
15/09/2023
Bab 34 Ada apa dengan Avril
22/09/2023
Bab 35 Satu Atap Satu Malam
22/09/2023
Bab 36 Kembali sekolah
01/10/2023
Bab 37 Malam yang Menakutkan
02/10/2023
Bab 38 Sakit
08/10/2023
Bab 39 Perhatian Jay
14/10/2023
Bab 40 Gue sayang sama lo
24/10/2023
Buku lain oleh bumishilen
Selebihnya