Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
5.0
Komentar
119
Penayangan
46
Bab

Karena cinta butuh keberanian Avril tidak menyangka kedatangan Jay di kehidupannya membuat dia merasakan jatuh cinta lagi. Perhatian dan kasih sayang yang nyata Jay berikan padanya berhasil meluluhkan hati yang selama ini membeku.

Bab 1 Avril dan Jay

Senin pagi yang bersahabat, minggu kedua setelah libur kenaikan kelas. Sekolah SMA HARAPAN mulai ramai siswa angkatan lalu dan siswa baru untuk melaksanakan upacara sebagaimana mestinya.

Namun, seorang gadis hanya bisa berjinjit menatap di sela-sela gerbang tertutup rapat lantaran terlambat yang berakhir tidak bisa masuk ke area sekolah.

Avril, gadis yang masih berstatus murid putih abu itu semalam bergadang untuk menyelesaikan

drama favoritnya sehingga melupakan sekolah yang sudah kembali normal dan KBM di

mulai.

Kebiasaan tersebut bukan hal mudah untuk dilupakan begitu saja apalagi dirinya sudah menekuni di saat masa putih biru ketika ia

mengalami Write's Block maka pengalihannya hanya bisa dengan menonton dan membaca online.

Benar-benar sial, di tutup rapat. Mana enggak ada yang jaga, apa gue pulang ya? monolongnya seraya berpikir keras agar bisa masuk tanpa dihukum.

Mendengar suara gerbang di buka yang disusul suara vokal itu berhasil mengalihkan Avril untuk menghentikan berpikir dan membuang jauh-jauh harapannya melihat bapak guru muda berdiri di depannya.

"Kamu telat lagi?"

Sebelum menjawab, Avril tersenyum lebar menunjukkan gigi putih kecilnya mendapatkan pertanyaan dari guru yang sudah dekat dengan Avril.

"Iya Pak, lagian Avril telatnya sampai gerbang ditutup cuman hari ini saja. Hari lainnya mepet bel doang," jawabnya membela diri. Karakter cuek dirinya bersyukur bertemu dengan guru tersebut sehingga tidak canggung lagi.

Yang dikatakan Avril memang benar, dirinya selalu sengaja berangkat siang agar tidak bosan menunggu waktu belajar dimulai.

"Cepat masuk, ikut barisan yang telat!" perintah guru itu setelah membuka lebih lebar gerbang agar Avril bisa masuk. Tidak mau repot merespons muridnya mengelak, dalam hatinya ia membenarkan sehingga untuk kali ini membiarkan sebagai toleransi pertama dan terakhir.

Avril berkata, "Thank You, pak Erik ganteng." Tidak menunggu respons lawan bicara, ia langsung lari menuju baris yang disuruh.

Berlari seribu langkah padahal jarak dari pintu

gerbang utama ke lapangan tidak sejauh dari rumahnya ke sekolah, tapi Avril terlalu malu menjadi pusat perhatian. Bahkan setelah baris dirinya tidak peduli ransel masih mengantung di kedua pundaknya sementara kedelapan lelaki yang telat sedari tadi menyimpan di tribune lapangan.

Pak Erik adalah guru favorit Avril karena pelajaran yang menyenangkan tidak membosankan seperti guru-guru lain, bercerita

menjelaskan materi sendiri panjang lebar tidak memedulikan muridnya mendengarkan atau tidak. Yang mereka pikir, dirinya sudah menyampaikan mau muridnya serap dan pahami itu adalah urusan belakang serta bukan urusannya.

Pak Erik yang melihat anak didiknya tidak menunggu respon darinya geleng-geleng kepala, sudah biasa. Sembari berjalan melanjutkan tugas

keliling lagi. Melangkahkan kakinya ke kelas-kelas atau ke tempat persembunyian

seperti di belakang.

Beberapa menit Avril mengikuti upacara datanglah seorang cowok dan langsung ikut barisan di samping Avril. Avril meliriknya

sebentar lalu fokus mengikuti acara upacara yang terasa lama padahal kepalanya terasa nyut-nyutan.

Akhirnya upacara selesai, yang sudah menghabiskan waktu setengah jam itu. Matahari tampak sangat bersemangat pagi ini sehingga

membuat Avril kepanasan dan dehidrasi. Semuanya dibubarkan untuk menunggu KBM kecuali barisan yang telat akan diberi hukuman seperti biasanya.

Hukuman lantaran telat bukan pertama kalinya

dilakukan, sudah menjadi ritual setiap sekolah menetapkan hukuman bagi yang tidak menaati aturan. Tetapi tetap saja ada yang melanggar karena aturan ditetapkan untuk dilanggar.

Pertanyaan Relate keluar dari mulut pak Jino

selaku guru BK kepada murid barisan yang terlambat., "Kenapa kalian bisa

telat?"

"Kesiangan," jawab mereka serempak kecuali Avril hanya menganggukkan kepala saja seraya memegang dahinya mulai merasa pusing,

menyerang berkali-kali lipat.

"Iya Bapak juga tahu, karena apa? Bergadang?" tanya pak Jino lagi dan dijawab anggukan oleh mereka. "Lari sepuluh putaran!" perintahnya

tanpa basa-basi lagi sebagai hukuman lalu kembali direspons anggukan.

Setelah membuat satu barus mereka langsung berlari tanpa dikomando. Avril baris di belakang dengan lelaki yang paling kesiangan

menjadi penutup.

Sudah sembilan kali putaran Avril jalani, seketika ia berhenti di tengah mendadak pusing yang amat sakit padahal sisa tinggal satu putaran lagi selesai. Berhentinya Avril membuat lelaki di belakangnya ikut berhenti otomatis

"Lo enggak papa?" tanya lelaki itu sembari menahan badan Avril yang lemah agar tidak jatuh.

"Pusing," keluh Avril dengan nada lemas.

"Duduk saja, enggak usah dilanjut. Entar gue yang bilang sama guru."

Namun, Avril keras kepala memaksa untuk berlari meninggalkan lelaki itu yang hanya bisa menatap Avril khawatir. Melihat Avril

sudah selesai tidak terjadi hal buruk lelaki itu berlari mendekati Avril.

Hukuman selesai, pak Jino bersuara. "Besok-besok jangan ulangi, segera masuk kelas masing-masing!" suruhnya yang diikuti mereka.

Ketika Avril akan berjalan tiba-tiba pusing menyerang kepalanya lagi. Lelaki tadi yang berada di dekatnya membantu seraya bertanya. "Mau ke mana?"

"Kelas," jawabnya singkat.

Lelaki yang tidak tahu namanya menarik tangan Avril sembari berucap, "Ikut gue!"

"Ke mana?"

"Ikut saja," paksa lelaki itu. Avril yang sudah tidak kuat melawan diam saja. Mungkin akan diantar ke kelas, pikirnya.

Tapi setelah sadar ini bukan menuju kelas melainkan kantin Avril bersuara, "Eh, kenapa ke kantin? Ini sudah telat nanti diomeli lagi."

"Lo lebih pilih telat di ceramah atau pingsan enggak masuk kelas? Lagian bentar lagi juga jam istirahat."

Bukannya menjawab pertanyaan Avril lelaki itu memberikan pertanyaan untuk dipilih seraya melirik jam yang melingkar di pergelangan

tangannya.

Avril tidak merespons perkataan lelaki asing itu lagi karena malas memperpanjang masalah. Kepalanya sungguh berputar dan Avril sudah

tidak tahan lagi jika harus berdebat.

Sampai di kantin lelaki asing tersebut meninggalkan Avril begitu saja tanpa mengucapkan sepata kata pun sedangkan Avril yang kesal di tinggalkan memilih duduk di kursi yang kosong di dekatnya. Karena sekarang masih

jam pelajaran jadi kantin hanya ada dirinya dan dia yang entah pergi ke mana.

Beberapa menit kemudian dia kembali membawa bunur danteh hangat yang diletakan di atas meja. "Makan!" suruhnya dengan nada sedikit

dingin padahal tadi dia banyak mengomel.

Avril yang sudah lapar dan disuruh memakannya tanpa mengucapkan apapun lagi melahap dengan cepat lantaran perutnya sedari tadi

berdemo. Seharian kemarin di tambah tadi tidak sarapan membuat Avril makan

dengan lahap.

"Thanks," ucapannya terima kasih baru keluar

dari bibir Avril dengan sedikit senyuman, setelah menghabiskan makanannya.

"Hm, nama?" tanya lelaki itu singkat. Jika lelaki ini bertanya pada orang lain pasti tidak mengerti karena bertanya singkat seakan memaksakan diri. Tapi Avril mengerti lantaran karakternya yang cuek dan tidak uka basa-basi.

"Avril," balasnya sama-sama singkat. Karakter yang sama dipersatukan membuat keadaan semakin hening tidak bersuara lagi.

"Jay," sembari mengulurkan tangan dan Avril membalas uluran tangan itu, lelaki yang sudah menolongnya.

"Lo ... Rill!" teriakan seseorang itu berhasil

menghentikan ucapan Avril seraya berjalan cepat menghampiri meja Avril. Avril yang

akan bertanya harus terhenti karena suara itu dan membuatnya menjadi pusat perhatian

sebab bel istirahat sudah berbunyi sebelum panggilan itu menyapa di telinga

Avril.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh bumishilen

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Cool vs Cold
1

Bab 1 Avril dan Jay

21/06/2023

2

Bab 2 Satu meja dengan Jay

21/06/2023

3

Bab 3 Saling canggung

21/06/2023

4

Bab 4 Avril penasaran sama Jay

21/06/2023

5

Bab 5 Butuh resensi orang

21/06/2023

6

Bab 6 Pebinor yang sadar diri

21/06/2023

7

Bab 7 Hubungan harus saling percaya

21/06/2023

8

Bab 8 Mood-boosting chocolate

21/06/2023

9

Bab 9 Tidak punya muka lagi

21/06/2023

10

Bab 10 Gilaaa Jay sweet banget

21/06/2023

11

Bab 11 Candu dengan tawa

23/06/2023

12

Bab 12 Semuanya punya masalah sendiri

23/06/2023

13

Bab 13 Jay berbeda

23/06/2023

14

Bab 14 Jay suka gue

23/06/2023

15

Bab 15 Permaluin diri sendiri

23/06/2023

16

Bab 16 Lohh, gue kenapa

23/06/2023

17

Bab 17 Apa gue suka Jay

23/06/2023

18

Bab 18 Merasa devaju

25/06/2023

19

Bab 19 Kelepasan

25/06/2023

20

Bab 20 kodratnya cewek dikejar bukan mengejar.

25/06/2023

21

Bab 21 Jay bercerita

30/06/2023

22

Bab 22 Pemaksaan Avril

04/07/2023

23

Bab 23 ke villa

12/07/2023

24

Bab 24 Langka, Avril bangun sendiri

14/07/2023

25

Bab 25 Membanggakan

14/07/2023

26

Bab 26 Seperti foto pre-wed

25/07/2023

27

Bab 27 Nek Laraswati

02/08/2023

28

Bab 28 Klarifikasi Satria

08/08/2023

29

Bab 29 Cerita Putri

20/08/2023

30

Bab 30 Kai yang Memang Mencari Kesepakatan

22/08/2023

31

Bab 31 Kai Menang Banyak

03/09/2023

32

Bab 32 Momen Balas Dendam

15/09/2023

33

Bab 33 Ungkapan Jay

15/09/2023

34

Bab 34 Ada apa dengan Avril

22/09/2023

35

Bab 35 Satu Atap Satu Malam

22/09/2023

36

Bab 36 Kembali sekolah

01/10/2023

37

Bab 37 Malam yang Menakutkan

02/10/2023

38

Bab 38 Sakit

08/10/2023

39

Bab 39 Perhatian Jay

14/10/2023

40

Bab 40 Gue sayang sama lo

24/10/2023