Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Kapten Basket Vs Ketua Osis

Kapten Basket Vs Ketua Osis

Agatha Putri

5.0
Komentar
254
Penayangan
3
Bab

Kania, Siswa beasiswa full yang juga Ketua Osis SMA Nusantara yang terkenal pintar karena prestasinya disekolah dan memiliki karakter supel. Arkan, Ketua team Basket SMA Nusantara yang terkenal karena ketampanannya dan kepiawaiannya bermain basket namun memiliki sikap dingin dan tidak tersentuh. Arkan dipaksa menerima Kania menjadi tutornya dalam mempersiapkan ujian akhir sekolah. Arkan yang dingin ketemu Kania yang ceplas ceplos. Apa yang akan terjadi ketika dua kutub yang berbeda itu ditemukan bersama? Siapa yang akan naik darah lebih dahulu? Sebuah masalah membuat Arkan dan Kania berpisah dan sepuluh tahun kemudian keduanya bertemu. Apa yang akan terjadi di pertemuan mereka setelah sepuluh tahun berpisah?

Bab 1 Ketua Osis SMA Nusantara

SMA Nusantara mengucapkan

Selamat atas terpilihnya

Kania Gunawan & Jonathan

Ketua Osis & Wakil Ketua Osis tahun ajaran 20xx

Kania Gunawan, Siswi kelas 2 SMA Nusantara yang memiliki otak cerdas dan berhasil mendapatkan beasiswa penuh untuk pendidikannya selama jenjang SMA ini akhirnya dipilih menjadi Ketua OSIS SMA Nusantara tahun ajaran 20xx setelah melalui proses pemilihan yang panjang mulai dari mencalonkan diri, melakukan kampanye promosi hingga pemilihan berlangsung dan kini sudah diumumkanlah hasilnya.

Kania adalah siswi yang mendapat julukan si beasiswa karena hanya Kania satu-satunya siswi yang mendapatkan beasiswa penuh dari sekolah karena kecerdasan yang ia miliki. Selain cerdas Kania juga memiliki bakat melukis yang mumpuni sehingga banyak piala yang Kania sumbangkan untuk sekolah melalui bakat melukisnya itu.

Kania si siswi beasiswa yang memecahkan anggapan kalau anak beasiswa adalah anak kutu buku dengan kaca mata tebal dan penampilan culun. Kania sama sekali tidak memiliki penampilan seperti itu. Kania memiliki rambut panjang yang selalu ia gerai. Kania sendiri tidak memakai kaca mata tebal karena Kania memiliki mata yang sehat. Kania berpenampilan layaknya anak-anak SMA pada umumnya.

Kania juga menghancurkan anggapan kalau anak beasiswa adalah anak yang sombong dan sulit bergaul. Kania justru memiliki sifat supel dan mudah bergaul dengan orang lain. Kania sendiri suka memiliki banyak teman dan dikenal baik.

Kania sendiri memiliki tubuh dalam kategori ideal untuk anak seumurannya. Tinggi Kania kini 150 cm dan berat badannya 48 kg. Kania memiliki berat badan ideal namun karena Kania tidak begitu tinggi untuk ukuran seorang anak perempuan maka Kania termasuk kategori perempuan mungil.

Kania senang melakukan kegiatan organisasi hingga saat Pembina Osis membuka pendaftaran ketua Osis untuk tahun ajaran baru dengan semangat Kania mendaftarkan diri dengan Jonathan sebagai wakilnya. Si siswi beasiswa pun berhasil menarik banyak suara karena Kania memang terkenal baik dan tentu memiliki banyak teman baik karena Kania suka bergaul.

"Kan, Selamat yaaa," ucap Lila sambil merentangkan tangannya pada Kania, sahabat sekaligus teman sekelas Kania.

Kania berlari dan memeluk Lila. "Makasi Laaaa,"

Lola dan Bobby yang juga teman sekelas sekaligus sahabat baik Kania melihat Kania dan Lila sambil tersenyum.

"Selamat ya Kan," ucap Lola sambil mencubit pipi Kania yang masih memeluk Lila.

"Selamat cebol," ucap Bobby sambil memandangi Kania dengan posisi berdiri bersandar pada tembok.

"Ahhh.. Thank you guysss," ucap Kania dengan nada bahagia.

Lila pun melepas pelukannya dari Kania dan merangkul Kania. "Jadi Ketua Osis, kita hari ini mau makan-makan dimana?" ucap Lila dengan nada penuh semangat.

Bobby pun mendengus mendengar pertanyaan Lila. "Makan mulu loe La. Liat badan loe uda kayak badut ancol," ucap Bobby dengan nada mengejek.

Lila melotot mendengar ucapan Bobby. "Si jangkung. Minta dikuncir bibirnya ya,"

Kania tertawa melihat perdebatan Lila dan Bobby yang memang sudah menjadi makanan sehari-harinya. Kania, Lila, Lola dan Bobby masuk dikelas yang sama kelas 2 IPA-1 dengan wali kelas mereka Pak Pandu. Kania duduk satu meja dengan Bobby sementara Lila dan Lola duduk satu meja didepan Kania dan Bobby. Selain tempat duduk mereka yang sangat berdekatan keempatnya memang sudah mengenal sejak mereka berada di bangku sekolah dasar maka dari itu pertemanan ke empatnya begitu erat dan kebetulan ditahun ini keempatnya berada dikelas yang sama setelah sebelumnya mereka terpisah.

Kania, Lila, Lola dan Bobby yang memang selalu kompak pun dijuluki sebagai empat serangkai oleh teman-teman satu angkatannya. Keempatnya memiliki karakter yang berbeda-beda namun saling melengkapi satu sama lain. Kania yang ceplas-ceplos, Lila yang spontan, Lola yang pemalu dan Bobby yang pendiam. Sifat asli mereka hanya akan muncul saat keempatnya bersama karena mereka sudah saling nyaman satu sama lain.

KRINGGGG...

Bel tanda masuk kelas pun berbunyi. Jam istirahat pertama sudah Selesai. Jam pelajaran selanjutnya adalah Fisika. Bu Wila yang menjadi Guru Fisika SMA Nusantara pun masuk kedalam kelas Kania.

Semua siswa-siswi masuk kedalam kelas dan duduk di kursi mereka masing-masing. Ada yang sudah duduk dengan tenang sambil menunggu guru mereka masuk kedalam kelas namun tidak jarang juga siswa-siswi yang masih asik mengobrol dengan teman yang duduk di depan atau dibelakang kursi mereka.

Jangan tanya seberapa riuhnya suasana kelas sebelum guru tiba karena setiap kelas yang tidak ada guru didalamnya pasti akan ramai bahkan bisa disandingkan dengan keramaian sebuah pasar. Sama halnya ketika seorang guru ada didalam kelas maka bisa dipastikan keheningan kelas terjaga aman apa lagi kalau guru yang berada dikelas itu terkenal galak maka dipastikan kelas itu hening sama halnya seperti keheningan kuburan dimalam hari.

Bu Wila, Guru pengampu mata pelajaran Fisika terkenal galak dan tegas maka saat Bu Wila masuk ke dalam kelas tidak heran suasana kelas yang riuh langsung mendadak sunyi senyap dan semua siswa-siswi langsung duduk dikursinya dengan tenang dan terlihat siap menerima pelajaran.

"Selamat Pagi menjelang siang," sapa Bu Wila sambil meletakan buku yang ia bawa ke aras meja khusus yang diperuntukan untuk para guru selama dikelas.

"Selamat Pagi Buuuu.."sapa anak-anak kelas 2 IPA-1 dengan serentak.

Bu Wila meletakan buku bawaannya diatas meja dan berdiri didepan kelas membuat semua siswa-siswi didalam kelas menunggu apa yang akan dikatakan Bu Wila. Bu Wila sendiri kini sedang menatap Kania.

"Kania, selamat ya sudah dipilih menjadi Ketua Osis. Wakil kamu Jonathan IPS-2?"

Kania membalas tatapan Bu Wila sambil mengangguk. "Terima kasih Bu. Iya Bu Jojo IPS-2," jawab Kania membenarkan pertanyaan Bu Wila.

Bu Wila mengangguk menanggapi jawaban Kania kemudian Bu Wila pun berbalik ke meja guru dan mengambil buku pelajaran Fisika miliknya. "Oke kemarin Ibu kasih PR sama kalian. Kita periksa sekarang," ucap Bu Wila sambil membuka buku Fisika ditangannya.

Semua siswa-siswi mulai sibuk mengeluarkan buku pelajaran dan buku tugas milik mereka masing-masing tak terkecuali Kania, Lila, Lola dan Bobby.

"Kan, emang ada PR?" tanya Bobby dengan nada panik.

Kania memutar bola matanya dan menatap Bobby malas. "Jangan bilang loe nggak buat Bob,"

Bobby mengangguk pelan.

"Mampus deh loe. Kaga kapok loe dimarahin Bu Wila?" tanya Kania dengan nada heran.

"Gimana dong Kan? Sumpah gue lupa kemarin nonton basket," ucap Bobby dengan nada panik.

"Ya paling loe dihukum," jawab Kania dengan nada cuek.

Bobby menghela nafas panjang.

Sementara itu Bu Wila kini sudah duduk dikursinya dan memandang satu per satu muridnya yang berada didalam kelas.

"Bobby, buku kamu mana? Kenapa nggak dikeluarkan?" tanya Bu Wila dengan nada tajam.

Bobby menggaruk tengkuknya. "Maaf Bu, saya lupa kerjain kemarin nonton team basket," ucap Bobby jujur.

Bu Wila menggelengkan kepalanya menatap Bobby dengan wajah kesal. "Kamu itu niat sekolah tidak? Kamu bukan pertama kali nggak ngerjain tugas pelajaran saya. Lari lapangan basket lima putaran sana?! Siapa lagi yang tidak mengerjakan tugas dari saya?!"

Bobby meringis mendengar kemarahan Bu Wila. Bobby akhirnya berdiri dan melakukan perintah Bu Wila diikuti beberapa anak lainnya membuat Bu Wila menggelengkan kepalanya.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku