Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
5.0
Komentar
529
Penayangan
10
Bab

Adelia hidup di lingkungan serba kekurangan dan penuh tekanan. Memiliki pujaan hati yang sangat sulit dia gapai. Di jodohkan dengan laki-laki yang jauh lebih Tua dan tak Ia cintai. Menginginkan menjadi wanita karir dan memperjuangkan terus cintaNya, meski banyak lelaki yang memperjuangkannya tanpa lelah. Bekerja keras untuk terus melanjutkan pendidikannya meski tak di dukung orangtuanya yang egois. Penasaran? Apakah Adelia berhasil menggapai Cita-citanya menjadi wanita karir yang mandiri? Atau Berhasilkah Adelia mempertahankan cinta yang Ia perjuangkan selama bertahan-tahun lama nya? Baca setiap episode Novel Adelia ya! ❤️❤️

Bab 1 Orang Aneh

Tiiiittt...tiittt

suara klakson mobil terdengar dari belakang Adelia, berpacu menuju depan sekolah saat Adelia akan berjalan masuk melewati gerbang. Adelia berbalik menoleh ternyata Ditta sahabat sebangkunya, salah satu anak orang kaya karena Papanya seorang pengacara kondang di kota itu. Berbanding terbalik dengan dirinya yang tiap pagi harus mendengar omelan Ibunya saat Adelia mulai menadah uang saku untuk pergi ke Sekolah. Berjalan sejauh satu kilometer dari rumahnya untuk bisa sampai di sekolah, sudah bukan berita baru lagi bagi seorang Adelia yang sangat menarik perhatian seisi sekolah dengan serba keterbatasannya dalam menjalani hari-hari di sekolah. Ada darinya yang mencemooh, namun ada juga yang merasa kasihan padanya.

"Adeel..." sapa Ditta pagi itu disambut senyum manis gembiranya bertemu sahabatnya.

Ditta lalu turun dari mobilnya dan berlari kecil menuju Adelia, merangkul Adelia berjalan menuju kelas bersama.

Istirahat pun tiba, Adelia mengajak Ditta ke kantin namun ditolak Ditta karena masih memiliki tugas yang harus segera diselesaikan.

"Diit... Yuk kita ke kantin!" sambil memasukkan tumpukan buku ke dalam tasnya.

"iya Adel kayaknya aku belum bisa, tugas aku masih menumpuk" sambil manyun manja merayu Adelia.

"ohh... Kalo gitu aku tunggu di kantin ya! Aku lumayan laper jadi gabisa temenin kamu disini" sambil mengelus pundak belakang Ditta

"okey baby bye, aku masih sibuk dulu ya, nanti aku nyusul" timpal Ditta melihat Adelia yang mulai berlalu menjauh.

Adelia menjawab dengan mengangkat dua jarinya ke samping membelakangi Ditta berlalu.

*

Drrrrttt

suara bangku kayu yang di dorong sedikit membuka jalan, agar kaki Adelia bisa masuk ke bawah meja untuk duduk memulai makan. Saat Adelia sedang asyik makan sekelompok anak laki-laki yang duduk tak jauh dari bangku Adelia mulai menggerutu menyapa Adelia. Bahkan omongan mereka samasekali tak sopan.

"Tuuhh si anak gelar menyedihkan di Sekolah, hari ini kamu punya cukup uang untuk bayar makan di kantin Adelia? Apa kamu butuh pasokan uang donasi untuk sepotong roti?" ucap Andre sambil ongkang kaki dengan muka tengilnya. Adelia sama sekali tidak menoleh dan terus makan seolah tak mendengar apapun. Membuat Andre cukup emosi dibuatnya, Andre mulai mendekati Adelia ke mejanya. Berjalan pelan duduk persis di dekat makanan Adelia sementara teman-teman Andre masih duduk santai tersenyum menatap Andre melancarkan aksi bullyingnya pada Adelia.

"denger-denger kamu belum bayar uang seragam olahraga terbaru ya? Menyedihkan sekali ya kamu, apa perlu aku yang umumin di lapangan sekolah untuk membuka donasi untuk kamu yang menyedihkan ini Adelia?" sambil tersenyum licik disambut alunan tawa dari teman-teman Andre. Adelia bahkan tak menggubris perkaan Andre dan terus makan rotinya, Andre semakin emosi melihatnya.

"Bahkan kamu tak memiliki sedikit sopan santun untuk di ajak bicara ya, komplit sekali hidupmu. Sudah melarat plus no attitude" ucap Andre semakin meninggi melotot emosi pada Adelia yang masih tertunduk ke arah makanannya.

" kamu mau apa sih Andre, aku sama sekali nggak ada urusan Sama kamu, mending kamu jangan ganggu aku" balas Adelia datar pasrah mengangkat kepalanya kedepan tanpa menatap Andre.

"wow wow wow guys, are you hear that? Kamu memang nggak ada urusan sama aku Adelia, tapi aku cuma kasian sama hidupmu yang menyedihkan, jangan nangis ya?" sentilnya lagi sambil tertawa kecil.

Andre bersama genknya memang sudah dikenal suka mengganggu seisi sekolah. Andre anak dari salah satu donatur yang aktif di sekolah itu, tak jarang dia selalu bisa lolos dari bimbingan konseling, membuat anak-anak di sekolah malas berurusan dengannya.

Tiba-tiba Reyja datang ke meja Adelia dan menariknya pergi. Adelia tersentak kaget dan melongo terdiam sepanjang tangannya di pegang si ketua Osis di Sekolah.

Andre melihat itu kembali emosi, dia menendang meja dan menampar salah satu temannya. Tentu Andre sangat kesal karena sebenarnya dia menyukai Adelia, namun selalu saja caranya yang salah membuatnya semakin dibenci Adelia.

"Si brengsek itu lagi, aaaahhh" teriaknya sambil mendorong bangku yang tadinya di tempati Adelia.

Adelia ditarik Reyja sampai ke taman sekolah, dilihat aneh oleh teman-teman sekolahnya. Reyja merupakan Ketua Osis dan selalu juara di kelasnya. Berkulit putih langsat dan manis, meski selalu terlihat cuek dan sombong namun dia dikenal sangat suka membantu teman di sekolahnya.

Adelia terperangkap dalam diam, bergetar bahagia dan merasa dilindungi oleh makhluk ciptaan Tuhan versi terbaik menurutnya itu.

"Adelia kamu sangat beruntung hari ini, karena kamu hari ini memiliki giliran dilindungi malaikat sekolah yang tampan ini, yang bahkan kamu sendiri tau bahwa tak mungkin bagimu untuk memilikinya. Ahhh tapi rasanya begini saja sudah bahagia, apa level percintaanku yang tak memiliki standar yang baik? apa aku yang terlalu gila padanya? Ahh kacau" umpatnya dalam hati.

Terhenti di taman sekolah, Reyja melepas genggamannya pergi tanpa mengucap sepatah katapun.

Adelia bahkan selalu tak habis pikir dibuatnya. Adelia menepi duduk dan merenung kembali

"ribet banget menjadi aku, aku tentu tak memiliki banyak keberanian dan kekuatan serta tak cantik untuk bisa menarik perhatiannya. Bahkan aku tak sempat bertrimakasih padanya, dia berlalu tanpa menoleh lagi padaku. Apa benar yang dikatakan Andre? Sebegitu menyedihkannya kah hidupku? Hmmm sepertinya aku hanya perlu berdoa pada Tuhan, saat aku bermimpi bersamanya maka waktu dalam tidurku di perpanjang saja atau waktu yang diulur lambat. Ahhh siaal siapa aku?" Adelia mengacak rambutnya kesal.

Tiba-tiba tangan sedikit kekar dan putih menjulur ke hadapannya memegang sebotol air mineral, Adelia mengangkat perlahan kepalanya dan menoleh ke arah darimana air itu berasal. Adelia mendongak dan terdiam sebentar dan segera merapikan rambut yang diacaknya tadi, ternyata itu Reyja. Datang dengan sebotol air mineral dan sebuah nasi kotak buatan ibu kantin.

"nihh ambil" ucap Reyja yang memiliki suara cool dan maco membuat hati Adelia bergeming tak karuan. Buru-buru mengambil kotak nasi sambil tertunduk bertrimakasih.

"ehh trimakasih Reyja"

Kemudian Reyja mengambil langkah dan mendekat lalu duduk di sebelah Adelia.

"aku nggak paham, kenapa kamu selalu biarin orang lain merendahkan kamu, kenapa kamu tidak membela diri, jelas-jelas dia udah buat kamu malu di depan orang banyak, kenapa?" ucap Reyja datar menghadap kedepan

"aku udah biasa Reyja, jadi aku males buat nanggepin" ucap Adelia pasrah

"ohh begitu!" Lalu Reyja beranjak pergi meninggalkan Adelia.

"haaaaahhh segitu doang! Gila emang kok bisa sih, ahh Reyja aku keseeel" ucap Adelia kesal karena ditinggal begitu saja oleh Reyja.

Namun tentu Reyja tahu betul yang di ucapkan Adelia meski sudah bersuara pelan, Reyja tersenyum sinis dan segera mempercepat langkahnya pergi.

Adelia lalu menceritakan kejadiannya pada Ditta, membuat Ditta tertawa terbahak-bahak mendengarnya.

"modelan cowok gitu udah ketahuan seluruh siswa, emang kamu harepin apa? Kamu pikir dia bisa kayak Jihoo pelindung Geum Jan Di di BBF haahh?" sambil tertawa menertawakan sahabatnya itu.

"iihh Ditta aku lagi kesel niih" dengan muka cemberut karena malu

"cup cup cup sini tayaaang sama aku aja ya!" sambil memeluk erat Adelia yang masih manyun

"aku heran aja kok ada ya orang kayak dia"

"udaah nggak usah kamu pikirin, parah ya kamu udah nge-deep banget ya perasaanmu sama cowok aneh kek gitu, idiihh" menyeringai mengangkat sebelah ujung mulut sensualnya.

Ditta beranjak bangun dan menarik tangan Adelia, merangkul Adelia yang berjalan sempoyongan tak bertenaga menuju ke kelas.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku