Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Penulis:Rosebud
GenreRomantis
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Reza menatap Kirana dengan matanya yang tajam.
Ini adalah pertama kalinya dia melihatnya di kantor di mana Kirana bekerja.
Hari ini, wanita itu mengenakan setelan bisnis hitam yang rapi. Kemeja putihnya di balik jaketnya telah disetrika dengan begitu hati-hati. Dia mengenakan sepasang sepatu dengan hak tinggi yang lancip untuk melengkapi penampilannya. Rambutnya yang hitam dan lembut dibiarkan bebas, terurai di bahunya. Riasan yang dia kenakan ringan dan telihat alami, dan itu menonjolkan kecerahan di matanya. Dia tampak seperti salah satu anggota kelompok profesional muda elit.
Dalam ingatan Reza, Kirana selalu mengenakan pakaian santai dengan rambut diikat dalam sanggul berantakan di belakang kepalanya. Wanita itu suka tersenyum padanya sepanjang waktu seperti orang bodoh yang tidak tahu apa-apa. Sekarang, Kirana terlihat sangat berbeda. Dia memancarkan aura wanita yang kuat dan mandiri, dan sampai Reza tidak bisa menahan diri untuk tidak memandangnya dari atas ke bawah dengan penuh minat.
Ini adalah sisi dari diri Kirana yang belum pernah dia lihat sebelumnya.
Meskipun dia enggan untuk menyapa Reza, karena dia harus menunjukkan sopan santun yang profesional, Kirana masih mengangkat kepalanya dan menyapanya dengan senyum tipis. "Bagaimana kabar Anda, Tuan Hendrawan?"
Kemudian, dia mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Reza tidak menyangka Kirana akan memperlakukannya dengan cuek seperti itu.
Di masa lalu, setiap kali dia melihat Reza, wanta itu akan bergegas ke arahnya dan menyambutnya dengan senyum manis di wajahnya. Akan tetapi sekarang, sepertinya dia bahkan sama sekali tidak mengenalnya.
Mungkin dia akan bersikap lebih ramah kepada orang asing daripada saat berhadapan dengannya.
Pada pemikiran ini, Reza merasa frustrasi.
Sementara itu, Kirana sudah berbalik dan meminta seseorang untuk mematikan lampu di ruang rapat. Berdiri tidak jauh dari Reza, dia mulai mempresentasikan penawaran kepada pria itu.
Dia telah melakukan penelitian yang luas dan rinci tentang sejarah dan latar belakang hotel. Oleh karena itu, rancangan desain yang telah dia buat terlihat sangat rapi dan profesional.
Setengah jam kemudian, Kirana menyelesaikan presentasinya, dan lampu yang ada di ruang rapat dinyalakan kembali.
Perwakilan hotel yang hadir dalam pertemuan sangat puas.
Semua bawahan Reza memuji Kirana atas pekerjaannya, dan Reza sendiri juga sangat senang dengan penawaran yang dia berikan. Anehnya, ada rasa lega dan bangga muncul di hatinya.
Tiba-tiba dia teringat apa yang dikatakan oleh Nanda kepadanya. Nanda sempat mengatakan bahwa Kirana adalah seorang desainer berbakat dan wanita yang menawan.
Reza hanya dipaksa oleh keluarganya untuk menikahi Kirana, dan itu adalah sebagian dari alasan mengapa dia tidak peduli pada wanita itu. Sampai hari ini, Reza baru menyadari bahwa dia mungkin telah memilikinya selama tiga tahun, tetapi dia tidak benar-benar mengenal sosok yang menjadi istrinya.
Setelah presentasi selesai, Alan dengan bersemangat menghampiri Reza.
"Jadi, bagaimana pendapat Anda atas penawaran kami? Apakah Anda menyukainya, Tuan Hendrawan?" tanya Alan.
Mendengar ini, Kirana merasa jantungnya melompat ke tenggorokan.
Dia telah mempersiapkan diri secara mental untuk salah satu kemungkinan tanggapan yang mungkin diberikan oleh Reza. Reza membencinya, jadi kemungkinan besar dia akan menolak tawaran yang dia berikan tidak peduli seberapa bagus itu.
Namun, dalam detik berikutnya, Reza menjawab dengan suara yang dalam dan menarik.
"Nanti, aku akan mengirim seseorang untuk datang dan berbicara denganmu tentang rincian kerja sama kita."
Apakah itu berarti dia menerima penawarannya?
Kirana menarik napas dalam-dalam, dan Alan memandangnya dengan tatapan penuh pujian.
Kemudian, Alan tersenyum lebih lebar dan berkata, "Sudah waktunya makan siang. Maukah Anda tinggal dan makan siang bersama kami, Tuan Hendrawan?"
Robi Lukman, asisten Reza, dengan sopan menolaknya, "Terima kasih atas undangan makan siang Anda, Tuan Sukarya, tetapi sayangnya, Tuan Hendrawan sudah memiliki jadwal yang padat hari ini."
Alan tentu saja mengerti bahwa orang-orang penting seperti Reza memiliki jadwal yang padat dan diperlukan di mana-mana, jadi dia hanya mengangguk dan berkata, "Tidak apa-apa. Selalu ada kesempatan lainnya."
Merasa dirinya tidak dibutuhkan lagi, Kirana berbalik dan berusaha melarikan diri dari sana.
Sejak saat dia melangkah ke ruang rapat, Reza telah menatap Kirana. Alan juga menyadari hal ini.
Alan adalah seorang pengusaha berpengalaman. Dia segera mengerti apa maksud dari tatapan penasaran yang diarahkan oleh Reza pada Kirana.
Dia melirik ke arah Kirana yang hendak keluar ruangan dan berkata, "Mari kami antar Anda ke pintu, Tuan Hendrawan. Ikutlah dengan kami, Kirana."
Kirana tidak ingin berhubungan dengan Reza di luar urusan pekerjaan.
Jadi dia menggelengkan kepalanya dan dengan hormat berkata, "Maafkan aku, Tuan Sukarya, tapi aku harus pergi dan mengurus beberapa hal lain."