Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Penulis:Rosebud
GenreRomantis
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Kirana membuka matanya saat sinar matahari pagi pertama masuk ke dalam kamar melalui tirai gorden. Saat itu fajar sudah menyingsing. Sudah waktunya untuk memulai hari baru, dan kehidupan baru baginya.
Seperti yang telah dia lakukan setiap pagi sejak menjadi istri Reza, dia mengambil pakaian yang akan dipakai oleh Reza untuk hari itu, menyetrikanya, dan meletakkannya di sofa. Kemudian, dia turun ke bawah untuk menyiapkan sarapan untuk pria itu.
Secangkir kopi panas, sebutir telur goreng, dan sepotong roti panggang dengan mentega. Semua makanan itu adalah favorit Reza.
Setelah itu, dia berjalan naik ke atas. Reza sudah bangun saat itu. Dia sedang memakai celananya. Sabuknya yang belum diikat tergantung di pinggangnya. Kirana tersipu saat memikirkan apa yang terjadi kemarin malam.
"Kamu kelelahan kemarin malam, dan kamu bangun pagi-pagi sekali. Kamu harus kembali tidur setelah aku pergi nanti." Reza berbicara sambil membelakanginya dengan suara lembut tapi terasa jauh seperti biasa.
Kirana menundukkan kepalanya dan mencengkeram ujung renda celemeknya. Dia menggosokkan jarinya ke celemeknya berulang-ulang. Telapak tangannya mulai mengeluarkan keringat dan dia merasa semakin gugup.
Dia mengambil napas dalam-dalam dan akhirnya memutuskan untuk mengatakan apa yang ingin dia katakan.
"Ayo kita bercerai," gumamnya. Mengeluarkan tiga kata itu dari mulutnya sepertinya telah menghabiskan seluruh kekuatannya.
Setelah jeda singkat, Reza terus memasang setiap kancing kemejanya. Kemudian dia memakai kancing mansetnya dan arlojinya.
"Reza, kamu tidur denganku agar aku bisa melahirkan ahli waris untuk Keluarga Hendrawan, yang merupakan keinginan kakekmu, 'kan?"
Kirana bahkan masih belum mau menyerah saat ini. Seks kemarin malam itu nyata dan begitu juga kenikmatan yang dirasakannya. Mungkin satu-satunya yang salah di sana adalah perasaannya pada Reza. Dia mulai membayangkan bahwa bahkan hanya untuk sesaat, mungkin Reza benar-benar mencintainya.
Reza berdiri kaku untuk beberapa saat, dan kemudian dia mengerutkan kening.
"Bukankah kamu sudah mengetahui semuanya dengan jelas?"
Detik berikutnya, dia melihat Kirana menganggukkan kepalanya sambil memasang senyum pahit di wajahnya.
Di dalam ingatannya, Kirana adalah wanita yang selalu patuh dan ramah. Namun hari ini, wanita ini sepertinya telah berubah menjadi orang lain.
Kirana menurunkan pandangannya dan menjawab, "Ya, aku mengetahui segalanya dengan sangat baik. Aku tahu kamu tidak pernah menyukaiku. Kamu membenciku. Setiap detik bersamaku adalah siksaan bagimu."
Sinar matahari menyinari wajahnya yang pucat.
Reza melihat sikap dingin dan tegas di wajahnya.
"Jadi mulai sekarang, kamu tidak perlu menoleransiku lagi. Mari kita akhiri saja pernikahan ini. Aku akan meninggalkanmu seperti yang kamu inginkan."
Dia memilih untuk pergi agar Reza dan Nita akhirnya bisa bersama.
Kirana tidak lagi ingin menjadi orang ketiga di antara mereka. Dia lelah merasa seperti badut yang tidak dihargai di wilayah suaminya sendiri. Dia merasa sudah cukup mengemis untuk cinta yang pantas dia dapatkan.
Dia akan membiarkan Reza pergi darinya. Pria itu tidak lagi perlu tidur dengannya sambil memikirkan wanita lain pada saat yang bersamaan.
Terkadang, ketika dia mabuk, dia bahkan akan memanggilnya dengan nama wanita lain.
Tiga tahun terakhir ini terasa seperti mimpi. Namun, sekarang saatnya bagi Kirana untuk bangun. Dia tidak ingin menipu dirinya sendiri lagi lebih jauh dari pada sekarang.
Reza merasa terkejut pada awalnya, dan kemudian, dia memandang Kirana dengan tatapan jijik.
Sejak mereka menikah, wanita ini telah berusaha untuk menyenangkannya dan berharap dirinya akan jatuh cinta padanya. Akan tetapi, dia juga telah membuat segalanya menjadi sangat jelas bagi wanita itu sejak hari pertama.
"Jangan bermimpi tentang hal-hal yang bukan milikmu." Itulah hal yang dia katakan pada wanita itu sejak awal.
Dia menyipitkan mata pada wanita itu, merasa bahwa dia bersikap semakin tidak masuk akal.
Dia mencibir padanya, "Ayo kita bercerai? Apakah kamu benar-benar sudah membulatkan tekadmu dan memutuskan hal ini?"
"Ya."
Kirana menganggukkan kepalanya, mengeluarkan perjanjian perceraian yang sudah dibubuhkan tanda tangannya, dan menyerahkannya kepada pria itu. "Aku sudah menandatangani perjanjian ini. Tolong tanda tangani juga perjanjian ini dan beri tahu aku kapan kita harus pergi ke catatan sipil."
Kemudian, dia mengambil kopernya dan berjalan turun ke bawah.
Reza sama sekali tidak menyangka Kirana serius melakukan hal ini. Dia menatap sosok kurus wanita itu dan kemudian berbicara padanya dengan nada tanpa emosi.
"Tidak ada jalan untuk kembali begitu kamu berjalan melewati pintu itu."
Kembali katanya?
Kirana telah mencoba sebaik mungkin untuk menunjukkan kepada Reza cintanya yang tulus dan nyata, hanya untuk disakiti dan dimanfaatkan begitu saja. Dia sudah cukup mengalaminya sekali saja.