CEO Dingin Itu Penyelamatku
Penulis:Dian Safitri
GenreMiliarder
CEO Dingin Itu Penyelamatku
Setelah pulang dari kesibukannya berbelanja, Embun menyempatkan pergi ke salon untuk melakukan perawatan. Embun benar-benar menyiapkan yang terbaik yang bisa dia lakukan. Tekadnya sudah bulat. Jika dengan melakukan hubungan badan akan bisa membuat hati Putra luluh, Embun rela melakukannya dengan ikhlas.
Saat malam telah mendekap bumi sepenuhnya, barulah Embun tiba di rumah. Meski telah menghabiskan waktu berjam-jam di salon tapi Embun memilih untuk membersihkan diri lagi di rumah. Tak lupa Embun memakai lingerie yang dilapisi dengan gaun malam satin model kimono sebatas lutut. Embun juga menyapukan riasan tipis di wajahnya. Semprotan minyak wangi di beberapa titik tubuhnya menjadi penyempurna tampilannya malam ini.
Embun sudah mengirimkan pesan, meminta suaminya pulang lebih awal dan pria itu pun telah menyanggupinya. Berbagai macam jenis masakan juga telah Embun siapkan di meja. Tinggal menanti kepulangan Putra. Sedari tadi gadis itu terus menatap ke arah pintu karena tak sabar, sampai kemudian notifikasi pesan masuk pada gawainya berhasil menyita perhatiannya.
Bibir merah jambu yang sejak tadi terus melekuk itu kini terkatup rapat membentuk garis lurus. Embun mendesahkan napasnya di udara. Perasaan kecewa menyeruak begitu saja memenuhi rongga dadanya membuatnya sesak seketika.
[Maaf Mbun, aku nggak bisa pulang cepat malam ini karena ada jadwal operasi mendadak. Kamu makan duluan saja dan tidur lebih awal, nggak usah nungguin aku.]
Embun memejamkan mata demi mengurangi nyeri yang tiba-tiba begitu menyayat hati. Perih. Semenjak Putra kembali bekerja, mereka bahkan belum pernah makan malam bersama karena kesibukan lelaki itu di rumah sakit. Setelah berusaha sabar menunggu pun pada akhirnya Embun harus kembali menelan kekecewaan.