CEO Dingin Itu Penyelamatku
Penulis:Dian Safitri
GenreMiliarder
CEO Dingin Itu Penyelamatku
Setelah cukup lama berputar-putar tanpa tujuan yang jelas, Putra akhirnya menepikan mobilnya di lahan parkir taman yang kebetulan baru saja dia lewati. Suasana di sana cukup lengang karena posisinya yang memang agak jauh dari pusat kota. Hanya beberapa pasangan muda mudi saja yang terlihat menempati bangku taman yang ada di bawah rerimbunan pohon.
Faktanya Putra tak benar-benar pergi ke rumah sakit. Ia sadar jika perbuatannya pada Embun sudah sangat melampaui batas, akan tetapi Putra juga merasa sangat berat untuk meminta maaf. Alasannya pergi hanyalah ingin mencari ketenangan.
"Maafin aku, Mbun. Aku nggak tahu kalau ternyata kamu masih ...," Putra tak sanggup melanjutkan kalimatnya. Ada sesuatu yang menggerogoti relung hatinya, menimbulkan titik lubang dan membuatnya sesak ketika teringat perlakuannya pada Embun semalam.
Pria itu menyandarkan kepalanya pada kemudi mobil, memejamkan mata sambil berulang kali menggumamkan kata maaf. Tidak seharusnya dia termakan omongan Giska.
Beberapa saat sebelum kejadian semalam berlangsung.
Putra berniat akan menginap di apartemen Giska untuk menjaganya sepulang dari rumah sakit, sampai kemudian Giska banyak bicara tentang Embun padanya.
"Sayang. Sebaiknya kamu cepat pikirkan bagaimana caranya agar supaya kamu dan Embun bisa segera bercerai. Setahun itu sangat lama, dan aku sudah nggak sabar lagi untuk menikah denganmu."
"Sabar," jawab Putra, singkat. Hanya kalimat itu yang selalu dia gunakan sebagai senjata saat Giska menekannya dengan hal yang berbau pernikahan.
"Itu terus yang kamu omongin. Sampai bosan aku dengernya." Giska mencebik, pura-pura marah.