Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Rahasia Istri yang Terlantar
Gairah Liar Pembantu Lugu
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Kembalinya Mantan Istriku yang Luar Biasa
Sang Pemuas
Gairah Sang Majikan
SHARENA memejamkan matanya ketika mendapat sentuhan lembut yang diberikan oleh Famela. Seorang gadis cantik yang sudah lama jatuh cinta pada sosok Sharena. Mereka adalah sepasang manusia yang saling jatuh cinta, namun hubungannya terhalang oleh stigma masyarakat yang melaknat hubungan mereka. Berulang kali mereka mencoba untuk pisah, tetapi besarnya rasa cinta di antara keduanya membuat mereka nekat untuk tetap menjalin hubungan asmara dan pergi ke kota lain untuk menjalani kehidupan yang lebih baik bersama.
“Sampai kapanpun aku akan jatuh cinta padamu, Nath.”
Gadis polos yang dipanggil Nath itu tersenyum dan menganggukan kepalanya, untuk pertama kalinya ia merasakan jatuh cinta pada sosok Devi, gadis yang selalu ada untuknya dan rupanya sudah menyimpan perasaan untuknya sejak lama. Melihat gadis bersurai panjang itu mendekatkan wajahnya, Nath tidak menolak. Ia menerima ciuman hangat dari gadis itu dan juga ikut memejamkan matanya perlahan.
“CUT! Oke good Sharena, Famela. Sekarang kita pindah scene.”
Mendengar arahan dari sutradara, Sharena segera menarik wajahnya dari Famela. Lawan mainnya pun sama, mereka sama-sama berjalan mundur dan merasakan lega setelah menyelesaikan adegan panas yang menurutnya tidak biasa. Ya, untuk Sharena Dara, peran ini adalah hal yang sangat baru untuknya, di mana ia harus memerankan sosok perempuan biseksual bernama Nath yang menjalin kasih dengan Devi. Sosok Devi diperankan oleh Famela, seorang aktris yang jauh lebih senior dan memiliki banyak pengalaman daripada Sharena.
“Setelah cuplikannya ditayangkan, banyak yang mengira kalau kau benar-benar seorang lesbian. Astaga ... tidak mungkin lah yaw?” seru pria gemulai yang sibuk menata rambut bagian belakang milik Sharena.
“Hahaha tak apa Jo. Itu artinya aktingku bagus bukan?”
Pria gemulai yang dipanggil Jojo itu terkikik dan mencolek bahu Sharena. “Bagus Sayang, aku tidak menyangka kau bisa ya ... seintim itu dengan perempuan.”
Gadis itu hanya menghela napas. “Aku ingin menjadi aktris papan atas. Salah satu syaratnya harus bisa profesional dan juga memberikan penampilan yang terbaik. Bukan begitu?”
Jojo menganggukan kepalanya setuju, “Ya, kau benar,” jawabnya sembari melepas roll rambut di poni Sharena dan menyisirnya. “Tapi aku penasaran Say, apa kau punya pacar? Pendapat pacarmu tentang film terbarumu itu bagaimana?”
Mendapat pertanyaan itu Sharena hanya tertawa dan menyisir poninya dengan tangan. “Tidak, aku belum punya pacar. Tetapi untuk laki-laki yang aku suka, ada.”
“Ulala ... aku jadi penasaran siapa orangnya. Apa dia artis juga? Pemain band? Atau ....”
“Sekalipun kau tebak juga aku tidak akan mengaku. Hahaha,” ujarnya seraya tertawa dan mengundang rasa penasaran Jojo semakin meningkat.
“Eh siapa? Apa aku kenal?”
Sharena mengangkat bahu kemudian berdiri setelah rambutnya selesai ditata oleh pria itu. “Aku tidak mau mengatakannya padamu. Kau ember!”
“Siapa bilang? Hei Sharen!”
Sharena hanya tertawa, ia kemudian berlari meninggalkan ruang make-up dan karena tidak hati-hati dirinya hampir bertubrukan dengan seorang lelaki berkacamata yang hendak masuk ke ruang make-up.
“Astaga ... kau kebiasaan!” dengus lelaki di depannya seraya mengacak kepala Sharena.
“Aw, aduh lepaskan tanganmu Danny!”
Sharena meringis ketika lelaki itu mengacak surai hitamnya. “Jangan dirusak! Rambutku baru selesai ditata!” Gadis itu berdecak kemudian mengerucutkan bibir.
“Salahmu sendiri kenapa tidak lihat-lihat,” ucap Danny sembari memberikan kardigan berbahan rajut pada gadis itu. “Sekarang kita ke studio Marstv, kau ada undangan ke acara talkshow nanti malam.”
“Ah iya, kau benar.” Sharena segera menganggukan kepala dan memakai kardigan yang diberikan oleh manajernya. Setelah pamit pada teman-temannya di ruang make-up tanpa pikir panjang ia segera berjalan cepat menyamai langkah kaki Danny yang berjalan menuju parkiran.
Danny Louis adalah manajernya yang sudah bekerja dengan Sharena kurang lebih delapan tahun lamanya. Ketika gadis itu memulai kariernya sebagai bintang iklan dan model video klip di usia 14 tahun. Setelah bertahun-tahun terjun di dunia entertain, ia pun lanjut mendapat tawaran syuting serial televisi dan juga membintangi film layar lebar selama dua tahun ke belakang. Menjadi aktris yang sukses di usia muda memang terlihat menjadi hal yang menyenangkan secara kasat mata, tetapi kenyataannya tidak seperti itu, karena penghasilan yang Sharena dapat selama ini ia pakai untuk melunasi hutang almarhum ayahnya yang meninggal sebelum dirinya menjadi seorang model. Sharena terpaksa mendapat beban sebesar itu, mengingat anggota keluarganya yang lain sudah tidak bisa membantu apalagi sang ibu. Wanita itu pergi begitu saja ketika mendapat masalah dengan almarhum ayahnya dan tidak pernah terlihat muncul lagi hingga saat ini.
“Sharen ... bangun!”
Danny menggoyangkan tubuh gadis itu yang terlelap di bangku penumpang. Jarak antara tempat pemotretan dan Marstv tidak terlalu jauh sebenarnya, tetapi melihat Sharena yang tidur nyenyak di mobil seperti ini membuat Danny mengerti kalau gadis itu pasti kelelahan. Ia tahu persis kalau jadwal tidurnya terganggu selama seminggu terakhir ini.