Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Ini terdengar seperti sebuah petir di siang bolong. Impian yang hampir saja tercapai mendadak musnah dan harus dilepaskan. Di sudut ruangan kamarnya yang penuh barang berserakan, Clara tersungkur memeluk kedua lututnya sambil terisak. Tubuhnya tergunjang, hatinya bergetar hebat.
"Kalian egois!" seru Clara sambil menendang sebuah benda yang ada di lantai.
Kini Clara mendongak dengan kedua kaki selonjor dan kedua tangan kemudian menangkup wajah.
"Selalu saja aku yang dikorbankan!" seru Clara lagi.
Tidak lama setelah itu, terdengar suara beberapa langkah kaki beriringan mendekat dan berhenti setelah masuk di kamar Clara yang bak kapal pecah.
"Cukup, Clara!" teriak suara serak dari ambang pintu. "Kau tidak usah mengamuk seperti ini!"
Clara membuka kedua telapak tangan dari wajahnya hingga kini bisa melihat dengan jelas siapa yang sudah berada di dalam kamarnya. Ayah dan ibu sudah melangkah masuk, sementara di belakang mereka terlihat sosok pria belasan tahun memasang wajah iba.
Clara kini mengusap wajah lalu berdiri tegak menatap wajah kedua orang tuanya bergantian. Tadi, sebelum kamar ini berantakan, sudah lebih dulu terjadi adu mulut ruang tamu.
Perdebatan antara anak dan orang tua yang pada akhirnya berujung pertengkaran.
"Kenapa harus aku, Ayah?" kata Clara dengan mata memerah. "Kenapa?"
"Karena memang harus kau!" jelas Bill. Di sampingnya, sang istri tengah memegang lengannya coba untuk menenangkan.
"Karena Cloe, kakakmu! Kau harus mengalah padanya!" sambung Bill lagi.
Clara mendecih dan sedikit menelengkan kepala. "Mengalah? Ini bukan mengalah, Ayah. Ini tidak jauh berbeda dengan mengorbankan!"
Bill semakin mendekat. "Memang. Apa salahnya kau berkorban untuk keluargamu? Chloe sudah banyak berkorban, kau harusnya bisa balas budi."
Clara sungguh tidak menyangka kalau kedua orang tuanya tega berbuat seperti ini. Menyuruhnya menikah dengan kekasih kakaknya, apa-apaan ini? Clara ingin memaki tapi sama sekali tidak bisa.
Bagaimana kata ayah, memang Chloe sudah banyak membantu keluarga ini termasuk dengan kebutuhan sehari-hari. Untuk Clara, bukan berarti tidak membantu. Dia hanya sedang mengejar mimpi menjadi seorang designer. Dan betapa sedihnya saat mimpi itu hampir tercapai, Clara harus mundur.
"Tidakkah ayah dan ibu kasihan padaku?" Clara menatap mereka iba. "Aku sedang coba mewujudkan mimpiku. Kenapa kalian rusak?"
Saat Bill hendak maju dan mungkin akan memarahi Clara, Tania melerai dan menyuruh Bill diam dulu. Setelah itu, Tania yang maju menghampiri Clara.
"Sayang, kita hanya butuh bantuanmu," kata Tania sembari meraih telapak tangan Clara.
Clara buang muka dan diam-diam, air mata kembali menitik.
"Kalau keadaannya tidak mendesak seperti ini, ayah dan ibu tidak mungkin berbuat sampai sejauh ini padamu," sambung Tania lagi.
Bill ingin maju dan ikut bicara, tapi dengan cepat Tania melotot lalu memberinya kode dengan sebuah kedipan mata.
"Hanya kau yang bisa menolong keluarga kita saat ini," ujar Tania memohon.
"Apa tidak ada cara lain, Bu? Ini terlalu kejam menurutku." Pria yang semula berdiri di ambang pintu ikut bicara. Dia adalah Glen yang tak lain adalah adik Clara dan Chloe.
Clara dan Cloe adalah putri dari pasangan Bill Holand dan Tania Ricardo. Mereka berdua terlahir sebagai dua anak yang kembar. Tidak terlalu identik memang, jika di amati, banyak perbedaan diantara keduanya melalui sisi wajah.
Itu tidak penting sekarang. Sekarang adalah, bagaimana Clara harus menghadapi kehidupan yang sama sekali tidak sejalan dengan keinginannya.