Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Istri Kontrak Tuan CEO

Istri Kontrak Tuan CEO

hrell_zy

5.0
Komentar
5.8K
Penayangan
16
Bab

Dunia Scarlett Piers terasa runtuh setelah dirinya dijebak oleh ibu tiri dan ayah kandungnya sendiri untuk dijual kepada duda tua kaya dengan lima anak. Beruntung, nasib masih berada di pihaknya lantaran Scarlett berhasil selamat akibat bantuan Xanders Rilley ___, seorang pengusaha tampan kaya raya yang memiliki pesona dingin nan misterius. Namun, tidak ada yang gratis di dunia ini. Atas bantuannya, Xanders meminta Scarlett untuk menikah kontrak dengannya selama satu tahun. Apakah Scarlett akan menerimanya dan membalaskan dendamnya kepada orang tua yang mengkhianatinya? Atau ... apakah dia malah akan terlibat dengan masalah yang lebih berbahaya?!

Bab 1 Satu

'Ahh ... apa yang terjadi padaku?' gumam Scarlett seraya melepaskan beberapa kancing bagian atas kemeja putihnya.

'Kenapa tubuhku terasa panas ...?'

Beberapa saat yang lalu, Scarlett memiliki janji untuk bertemu dengan ibu tirinya di ruang VIP Restoran Timur. Namun, karena wanita itu terlambat, Scarlett pun memutuskan untuk lebih dulu memesan minuman guna menemaninya melewati waktu.

Tetapi, alangkah terkejutnya Scarlett ketika dia merasakan suhu tubuhnya meningkat dan pandangannya membuyar usai meneguk minuman tersebut. Tanpa perlu berpikir panjang, Scarlett pun sadar.

Astaga ternyata dia dijebak!

Merasa lemas, kepala Scarlett pun lunglai ke atas meja namun dia masih tersadarkan diri.

Di waktu yang bersamaan, pintu ruang VIP pun terbuka.

Seorang lelaki tua botak dengan parfum menyengat datang bersama dengan seorang wanita paruh baya.

"Nyonya Piers, sesuai ucapanmu, putrimu sangat cantik!"

Mendengar nama yang disebut sang pria, Scarlett tersentak. Itu adalah nama ibu tirinya!

"Tentu, Tuan Frans. Bagaimana mungkin aku membohongimu?" ucap Lauren Piers, ibu tiri Scarlett dengan nada suara melantun. "Jadi, apakah kesepakatan kita tetap berjalan?"

Tuan Frans mengangguk cepat. "Tentu saja! Aku akan menghapus semua utang perusahaanmu selama si cantik ini bisa menikah denganku walaupun aku seorang duda ber-anak lima." Dia menambahkan, "Aku juga ingin memilikinya malam ini juga!"

"Tidak masalah, Tuan Frans. Jonathan tidak akan keberatan. Kami sudah sepakat untuk menuruti semua keinginanmu selama utang perusahaan bisa dianggap lunas," balas Lauren dengan keji.

Mendengar ucapan pria botak tua itu, Scarlett bergidik. Jadi, bukan hanya sang ibu tiri, tapi ayahnya sendiri juga ingin menjual Scarlett ke pria duda ber-anak lima demi membayar utang perusahaan!?

Keterlaluan!

Mata Scarlett berkaca-kaca, hatinya terasa panas. Dia ingin sekali marah, juga berteriak.

Kenapa? Kenapa orang tuanya tega melakukan hal ini padanya?

Apakah masa depan dan kesuciannya tidak berarti bagi kedua orang tuanya sampai mereka menjualnya demi membayarkan utang?

Saat air mata hampir luruh dari matanya, Scarlett dengan cepat menahannya. Dia mengingatkan dirinya sendiri untuk tetap tenang guna mencari cara lepas dari situasi ini, bagaimanapun caranya!

Tepat saat memikirkan hal itu, Scarlett mendengar adanya dua orang lain memasuki ruangan.

"Bawa dia ke lantai 20, presidential suite. Sebuah kamar sudah kupesan untuk menikmati malam dengan gadis cantik ini," ujar Tuan Frans seraya mengusap wajah Scarlett, membuat gadis muda itu jijik.

"Baik, Tuan."

Setelah mengatakan hal itu, dua pengawal tersebut membopong tubuh Scarlett dan keluar dari ruangan, meninggalkan Tuan Frans dan Lauren yang Scarlett lihat tampak ingin menyelesaikan kesepakatan mereka dengan menandatangani sebuah kontrak.

Masih berpura-pura tidak sadarkan diri, Scarlette menutup matanya rapat-rapat, tapi telinganya waspada. Dia mendengarkan percakapan mereka.

"Sekali lagi, pria cabul itu mendapatkan korbannya," kata salah satu pria di sebelah kanan Scarlett.

"Kalau bukan karena aku perlu uang, tidak akan aku tega membiarkan gadis seperti ini dirusak masa depannya ...," sahut pria yang lain.

"Mau bagaimana lagi? Namanya bawahan. Kita bisa apa? Sudah, jangan berpikir terlalu banyak! Kerjakan saja tugas kita!"

Kedua pria itu pun membawa Scarlett menelusuri lorong hotel, sampai akhirnya mereka berhenti di depan lift. Tidak ada orang yang melewati mereka, membuat pekerjaan dua pria itu menjadi lebih mudah.

Sampai akhirnya, pintu lift itu pun terbuka. Dua pria itu menyeret Scarlett masuk dan menekan tombol lantai 20.

Tepat ketika pintu lift hampir tertutup, Scarlett langsung membuka matanya. Dengan segenap kekuatan yang ada, dia menarik tangannya lepas dan mendorong kedua bawahan sang pria tua mesum sampai menabrak tembok lift.

"Ugh!" Lenguhan kabur dari dua pria itu Ketika merasakan nyeri pada punggung. Ketika membuka mata, salah satu pria itu berseru, "Hei! Jangan kabur!"

Cepat-cepat dua pria itu berdiri dan mengejar, tapi di saat itu, mereka malah menabrak pintu lift yang menutup.

"Sial!" maki salah satu pria seraya langsung menekan tombol lantai terdekat, berniat turun agar bisa langsung mengejar gadis yang kabur itu.

Sementara itu, walau berhasil lepas dari jerat dua pria tadi, Scarlett tidak hanya berdiam diri. Dia langsung berlari melewati lorong gelap untuk meninggalkan hotel dengan sisa-sisa kesadaran yang dia miliki.

Namun, tiba-tiba, Scarlett menabrak suatu hal yang keras.

BRUK!

"Ah!" Teriakan keras keluar dari bibir Scarlett ketika merasakan keseimbangan tubuhnya goyah dan dia mulai terjatuh ke belakang.

Tepat pada saat itu, sebuah tangan kekar melingkari pinggang Scarlett, membuat gadis itu terkesiap lantaran seperti ada listrik yang menyengatnya, bukti efek obat masih belum sepenuhnya hilang dari tubuhnya.

Mengira yang menangkapnya adalah bawahan lain Tuan Frans, Scarlett meronta keras. "Lepaskan aku! Lepaskan aku!!"

"Jika aku jadi kamu, aku akan berhenti membuat keributan ..."

Scarlett membeku.

Suara pria itu sangat mempesona, dalam dan dominan, layaknya seorang raja yang menurunkan perintah yang tak boleh dilawan. Hal tersebut membuat Scarlett segera menuruti kata-katanya.

Di saat itu, aroma segar maskulin menyeruak masuk ke dalam hidung Scarlett. Dia mengenali parfum ini, parfum berkualitas tinggi dengan harga selangit yang sering digunakan kenalannya.

Tak cuma itu, mata Scarlett samar-samar melihat keberadaan jam tangan Patek Philippe melingkar di pergelangan pria tersebut, membuat Scarlett yakin ... pria ini bukanlah bodyguard Tuan Frans!

Menyadari hal tersebut, Scarlett langsung menengadah dan waktu pun seakan berhenti untuknya. Sepasang manik sehitam obsidian tampak menatapnya tajam, dengan hidung mancung dan rahang tegas, Scarlett patut mengakui bahwa pria di hadapannya begitu tampan!

Merasakan kelegaan karena menyadari pria di hadapannya bukan bodyguard Tuan Frans, tubuh Scarlett melemas dan dia pun hanya bisa pasrah berada dalam pelukan pria tersebut.

Dengan tenaga yang tersisa, Scarlett berbisik, "T-tolong aku tuan!"

Setelah itu, kegelapan pun menelan kesadarannya.

Melihat gadis dalam pelukannya tidak sadarkan diri, pria berjas abu-abu itu terdiam. Dia pun meletakkan kepala Scarlett ke bahu kanannya dan meraih ponselnya untuk menelepon seseorang.

"Siapkan mobil di pintu belakang. Kita akan pergi ke rumah sakit sekarang juga!...."

Setelah mengakhiri panggilan, pria itu pun menggendong tubuh Scarlett, lalu meninggalkan lantai tersebut.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh hrell_zy

Selebihnya
The Vampir Is My Boyfriend

The Vampir Is My Boyfriend

Anak muda

5.0

Ig: my_xerina ×××××××× 'Semua bermula saat dia melanggar satu aturan yang tidak seharusnya dilanggar' 'Dia' adalah anak nakal dengan tato. Dan julie adalah gadis baik-baik yang selalu memakai kacamata, dan 'dia' adalah miliknya. ×××××××× Ketika Julianne Winters memutuskan untuk pindah ke asrama di Universitas terkenal, dia telah merencanakan segalanya agar dia bisa lulus dan meninggalkan tempat itu. Namun, rencananya mulai berantakan sejak mata Roman Moltenore, seorang mahasiswa tahun akhir, tertuju padanya. Dan dari penampilannya saja, sudah jelas bahwa Roman adalah MASALAH. "Aturan apa ini?" Julianne bertanya dengan muka bingung saat dia membaca lembaran tersebut. Dia yakin dia belum pernah melihat aturan-aturan kampus ini di situs web mereka. 4. Dilarang menggunakan ponsel. 12. Mahasiswa tidak boleh berkeliling di luar kampus setelah jam sebelas malam. Semakin dia membaca, semakin aneh aturan-aturan tersebut. Temannya membalik halaman dan kemudian menunjuk aturan terakhir #29. Dengarkan Roman Moltenore. "Ini pasti rekaan. Lihat, aturan terakhir bahkan ditulis dengan pensil." Julianne tidak bisa percaya bahwa temannya dari asrama sebelah berpikir dia akan percaya. "Dan kita tidak boleh pakai telepon?" "Kamu harus mematuhi semua aturan. Terutama aturan nomor dua puluh sembilan," kata temannya dengan nada serius. "Jangan sampai terlibat dengan Roman. Jika kamu melihatnya, sebaiknya lari ke arah yang berlawanan. Ada alasan mengapa aturan ini ditulis di sini." Dengan adanya aturan-aturan ini, dia memutuskan untuk mengirim surat tulisan tangan kepada pamannya. Tapi siapa sangka, surat itu malah berakhir di tangan orang lain!

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku