Santi gadis kampung yang mengadu nasib di kota demi membiayai adik-adiknya. Nasibnya bertemu dengan Bima seorang CEO dan Casanova yang senang berganti teman mesra, namun Bima luluh oleh kepolosan Santi yang gadis kampung.
Santi tersandung oleh kakinya sendiri karena menghindari kubangan jalan. Padahal jalanan disitu sudah diaspal sedemikian rupa, mungkin ini karena efek hujan deras semalam. High heels yang dipakai sampai patah sebelah sehingga mau tak mau harus mematahkan sisi yang lainnya agar seimbang.
Dengan jalan yang terseok-seok, dia melanjutkan langkah menuju ke sebuah perusahaan besar yang ada di seberang jalan. Santi menyeberang jalanan itu dengan perlahan, karena saking padatnya jalanan saat ini.
Namun baru saja sampai di tepi, Santi nyaris terjatuh lagi karena ada mobil berhenti mendadak di depannya. Mobil mewah berwarna hitam yang bisa dipastikan keluaran terbaru karena catnya yang masih mengkilap.
"Wah ... kapan aku bisa naik mobil semewah ini, ya?"
Tanpa sadar dia mengelus badan mobil tersebut. Dan ketika menyentuh bagian pintu, secara tiba-tiba keluarlah sang pemilik mobil dan brukk!! Santi terjatuh lagi.
"Ohhh ... maafkan aku! Aku buru-buru sampai nggak liat kalau ada orang!" ujar seorang lelaki berjas navy.
Dia mengulurkan tangannya untuk membantu Santi berdiri. Betapa tampannya lelaki yang seperti pangeran di dunia dongeng itu. Kulitnya yang putih bersih tampak bagus memakai jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Nggak apa-apa! Terima kasih, ya!! Awwwhhhh ...!!" Santi merintih kesakitan dan secara tak sengaja malah berpegangan pada lelaki tampan itu dengan posisi yang hampir berpelukan.
"Hati-hati! Coba kamu duduk dulu di dalam mobil," ujarnya sambil membantu Santi duduk di jok mobil belakang.
Dengan sedikit berjinjit, Santi pun duduk menghadap keluar. Dan laki-laki itu meminta supirnya untuk mengambil kotak P3K yang ada di depan setelah melihat lutut Santi ternyata berdarah.
"Biar aku obati dulu lukamu, ya."
"Tapi ..."
"Udah, kamu diem aja!"
Lelaki itu pun membersihkan lutut Santi dengan posisi setengah menunduk. Dan mungkin karena posturnya yang terlalu tinggi itu, dia akhirnya berjongkok.
Santi yang mengenakan rok mini pendek itu merasa risih ketika menyadari lelaki tersebut mencuri pandang ke dalam roknya. Apalagi kulit mulus pahanya yang terekspos tepat di depan wajah lelaki itu.
"Jangan banyak bergerak!!" seru lelaki itu sambil menahan paha Santi. Ada desiran tersendiri yang dirasakan oleh Santi ketika lelaki itu menyentuh lembut pahanya.
Namun dengan cepat ditepisnya tangan itu setelah menyadari bahwa itu salah. "Maaf!!" ujar lelaki itu.
"Awwwhhh!!"
"Sakit??"
"Sedikit."
"Kamu mau kemana?"
"Aku mau melamar kerja di perusahaan Sanjaya Corporation. Hari ini aku interview," jawab Santi tanpa tau bahwa lelaki yang di depannya sekarang adalah Bima Sanjaya, CEO perusahaan tersebut.
"Owh ... semoga sukses, ya!" ucapnya setelah selesai memplester luka Santi.
"Ma-makasih! Aku masuk dulu, takut telat!" kata Santi seraya turun dari mobil dan membenarkan posisi roknya yang sedikit tersingkap.
"Aku akan mendapatkanmu sebentar lagi, lihat saja!!" kata Bima dengan senyum liciknya.
"Dia memang terlihat seksi," ujar Aldo, sahabat yang merangkap menjadi tangan kanan Bima. Lebih tepatnya orang yang mencarikan wanita-wanita cantik untuk menuntaskan nafsu Bima.
"Pastikan dia menjadi sekretarisku mulai besok!!"
"Apapun buatmu!" jawab Aldo yang memang sudah hafal dengan sifat Bima. Sekali dia mempunyai target, maka tidak akan dilepaskannya begitu saja.
***
"Ooohhh ... Bimm!! Jangan berhenti, teruss!!!" seorang wanita tengah duduk di atas meja kerja Bima dengan kaki yang terbuka lebar. Kepalanya mendongak ke atas merasakan dua benda kenyal miliknya sedang dihisap oleh Bima.
Tubuhnya membusung sehingga berada tepat di depan wajah Bima. Kakinya semakin melebar berharap Bima bermain di bawah sana. Tapi dia tak pernah melakukan sampai itu. Dia hanya suka merambah seluruh tubuh wanitanya dengan sentuhan jari.
"Ahhh ...!!" wanita itu makin blingsatan saat jari Bima masuk ke balik celananya. Dimainkannya celah surga dunia itu dengan gerakan jarinya. Digesek-gesek ke atas dan ke bawah secara berirama sehingga membuat wanita itu mendesah terus menerus.
Santi yang baru saja mulai bekerja hari itu merasa ada yang aneh dari ruangan bosnya. Dia memang belum bertemu langsung dengan bosnya karena katanya sedang ada tamu penting. Dan dia hanya diminta duduk di meja kerjanya yang ada di depan ruangan CEO itu.
Dengan jarak yang tak begitu jauh itu, Santi bisa mendengar samar suara seorang wanita yang meracau tak ada hentinya.
"Siapa sebenarnya tamu penting bos? Kenapa aku malah merinding sendiri dengernya? Jangan-jangan tamunya bukan manusia? Bisa aja dia memakai pesugihan, kan??" batin Santi sambil mengelus-elus tangannya.
"Mmmmhhhhh!!!"
Santi terlonjak kaget saat mendengar suara lenguhan yang cukup kencang dari dalam. Akhirnya dengan sedikit keberanian, Santi ingin mendapatkan jawaban atas rasa penasarannya.
Perlahan Santi mendekati pintu tersebut dan membukanya secara perlahan. Matanya langsung membulat sempurna ketika melihat seorang lelaki dewasa tengah berada dalam posisi menyusu seperti bayi pada seorang wanita.
Tangannya yang besar meremas salah satu yang lain dan sang wanita terlihat sangat menikmati permainan itu. Tangannya sampai memeluk kepala lelaki tersebut agar tak menghentikan aksinya.
Dilihatnya baju sang wanita berserakan di lantai, dan tak jauh dari sana ada sebuah dalaman yang bisa dipastikan itu adalah tempat menampung dua benda padat yang dimiliki wanita itu. Santi merasakan ada yang berkedut di bagian bawah miliknya melihat pemandangan itu.
Dia tak kuasa melihat lagi ketika sang wanita turun dari meja dan mendorong lelaki itu agar duduk di kursi. Dibukanya gesper yang melingkar di celana lelaki yang bisa dipastikan adalah bosnya itu. Dengan cepat, sang wanita langsung membuka resletingnya dan mengeluarkan sebuah benda dari sana.
Santi segera menutup kembali pintu tersebut dengan nafas terengah-engah. Pemandangan yang tak pernah dilihatnya selama di desa. Dia adalah gadis lugu yang tidak mengenal dunia liar semacam itu. Yang ada di pikirannya hanya bekerja dengan gaji besar dan bisa membantu keuangan keluarganya yang berkekurangan.
Saat dia duduk dan bersandar di kursi kerjanya, secara tak sengaja dia menekan tombol rahasia yang membuka celah untuk melihat apa yang terjadi di dalam. Santi menelan salivanya berulang kali ketika melihat sang wanita tengah berjongkok di tengah-tengah kaki sang bos.
"Dia, 'kan??" Santi menutup bibirnya saat melihat dengan jelas wajah lelaki yang ada di ruangan itu.
"Aku pasti salah lihat!!" katanya memantapkan hati dan kembali melihat dari celah tersebut. Namun, saat Santi melihat ke sana lagi, yang terlihat malah semakin membuatnya berdebar kencang.
Sang wanita tengah memegang milik sang bos dan menjilatnya layaknya es krim. Sesekali dikulumnya benda tersebut dan dihisapnya.
Bima yang menyadari bahwa sekretaris barunya tengah memperhatikannya bersikap seolah tidak menyadarinya. Dia sengaja menunjukkan aktivitas panasnya agar ketika tiba nanti gilirannya, dia tidak terkejut lagi.
Santi merasakan celana dalamnya basah entah karena apa. Dan karena itu dia memutuskan untuk pergi ke kamar mandi dan melihat apakah itu karena datang bulan atau bukan.
"Ini cairan apa??" tanyanya dalam hati, bingung. Selama ini dia tak pernah mengalami hal semacam itu. Segera dirapikan celananya kembali dan duduk di atas kloset duduk. Pikirannya kembali teringat pada kejadian yang dilihatnya tadi.
Ada rasa geli menjalar di tubuhnya saat mengingat bosnya tengah menyusu pada wanita tadi. Secara tak sadar, Santi memegang miliknya sendiri. Diremasnya dua benda montok yang ada di depan dadanya itu, sambil membayangkan bosnya itu melakukan hal sama padanya.
Bab 1 Dibalik Pintu
07/02/2024
Bab 2 Ikut Aturan Perusahaan atau Aku
07/02/2024
Bab 3 Gadis Polos
07/02/2024
Bab 4 Polos Maksimal
07/02/2024
Bab 5 Kehilangan Akal
13/02/2024
Bab 6 Aku Mau Melihatnya
13/02/2024
Bab 7 Aku Hanya Melihatnya Sedikit
13/02/2024
Bab 8 Soulmate
13/02/2024
Bab 9 Tidak Menarik Perhatian
13/02/2024
Bab 10 Jangan Berhenti
13/02/2024
Bab 11 Hutang Budi
13/02/2024
Bab 12 Posisi 6 9
13/02/2024
Bab 13 Aku Janda Lohh
13/02/2024
Bab 14 Aku Jamin Kamu Puas
13/02/2024
Bab 15 Baju Haram
13/02/2024
Bab 16 Kecanduan
13/02/2024
Bab 17 Siapa Yang Menyuruhmu
13/02/2024
Bab 18 Aku Takut
13/02/2024
Bab 19 Kamu Harus Bangkit
14/02/2024
Bab 20 Aku Harus Membuktikannya
14/02/2024
Bab 21 Terus, Pak!
14/02/2024
Bab 22 Apa Seperti Ini
21/02/2024
Bab 23 Keluar Sendiri
21/02/2024
Bab 24 Kamu Hanya Milikku
23/02/2024
Bab 25 Aku Milikmu
25/02/2024
Bab 26 Guru Biologi
26/02/2024
Bab 27 Berapa Hargamu
26/02/2024
Bab 28 Bersihkan Virusnya
27/02/2024
Bab 29 Biarkan Aku Yang Melakukannya
27/02/2024
Bab 30 Gara-gara Kamu
28/02/2024
Bab 31 Apa Yang Harus Aku Lakukan
28/02/2024
Bab 32 Pasrah
28/02/2024
Bab 33 Hampir Saja
28/02/2024
Bab 34 Beri Dia Hukuman
28/02/2024
Bab 35 Sah
28/02/2024
Bab 36 Sakit Perut
28/02/2024
Bab 37 Rumah Kecil
28/02/2024
Bab 38 Apa Kamu Mencintaiku
29/02/2024
Bab 39 Berdegup Kencang
29/02/2024
Bab 40 Aku Akan Membuktikannya
29/02/2024
Buku lain oleh Aleena Mars
Selebihnya