Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
My Sweet Dangerous Logan

My Sweet Dangerous Logan

Aleena Mars

5.0
Komentar
1.4K
Penayangan
56
Bab

Annabella dan Logan Mason, dua dunia yang berbeda mencoba menyatukan rasa. Annabella merasa Logan bisa membantu kesulitan keluarganya, jadi dia meminta Logan untuk menikah kontrak dengannya. Dua orang yang saling membutuhkan, namun terjebak dengan perasaan yang tidak bisa mereka hindari.

Bab 1 Cat Woman

Tepat pukul 00:00

Suara knalpot motor memicu riuhnya malam. Menjadi kebisingan di jalan raya untuk para beberapa motor yang berjajar. Motor-motor dengan kepulan asap dan suara memekakkan telinga siap mewarnai hiruk pikuk jalan raya. Semua motor bersiap untuk adu balap liar.

Blast blast! Sang matador jalan raya berpenampilan seksi mengibarkan dua bendera sebagai tanda balapan segera dimulai. Satu kali putaran dengan kecepatan penuh juga kepulan asap hitam memenuhi udara.

Seorang pengendara dengan pakaian balap serba hitam juga helm tertutup melesat sangat cepat. Suara tepuk tangan dan teriakan makin riuh.

"ANNA! ANNA!!" jerit mereka makin histeris dari para lelaki bertubuh kekar yang menanti detik-detik kedatangan motor yang paling cepat.

Siapa lagi kalau bukan si penguasa jalanan dan si pemenang setiap pertandingan balapan liar. Motornya melesat dan memang menjadi yang pertama memasuki garis finish.

"Wooo, wooo, Anna Anna!! Anna!!!" Mereka bersorak dan bertepuk tangan saat motor itu berhenti tepat di hadapan mereka.

Mereka tak sabar mengangkat tubuh si pengendara hingga melemparkan tubuhnya beberapa kali ke atas ke bawah sebagai tanda kemenangannya.

"Gue, nggak terima. Itu nggak adil. Gue mau tanding ulang!" teriakan seorang laki-laki memecah kegembiraan mereka. Mereka menurunkan perlahan tubuh yang sedang dilemparkannya.

"Apa lo, Tom? Cari mati, lo!" jawab salah seorang laki-laki bertubuh kekar dan melotot pada orang dihadapannya.

"Sialan lo, Will. Gue nggak lagi ngomong sama lo. Mana si Anna, suruh dia ngomong sama gue! Nggak usah pake acara ngumpet di belakang Lo!" Laki-laki yang dipanggil dengan Tom tadi kesal karena Anna berada di balik tubuh kekarnya.

"Kenapa? Mana yang curang? Lo yakin gue yang curang? Atau lo mau manipulasi kekalahan lo aja. Lo cuma mau adu bacot dan cari gara gara aja kan? Lo pikir, gue takut! Sini maju, jangan Lo kira gue takut sama Lo," suara seorang wanita menjawab tak kalah gentar mendapatkan gertakan sambal seperti tadi.

Dia melepaskan helm fullface berwarna hitam mentereng miliknya dan seseorang menangkap helmnya saat dia melemparkan sembarangan.

"Cuihh! Maju Lo, Ann!" ucap Tommy sambil membuang ludah sembarangan dan menatap Anna geram, "lo pikir, gue bakal kasian sama lo. Gue nggak akan mundur meskipun lo ini cewek!" delik Tom, dia masih belum bisa menerima kekalahan saat adu balapan tadi. Tommy merasa kalau geng Anna memanipulasi kemenangan tadi.

Bugh bugh! Anna maju tanpa ragu mendaratkan bogem mentah di wajahnya. Satu tinju saja sudah membuat tubuh Tommy oleng dan detik kemudian terjadinya pertempuran antar geng pimpinan Anna dan Tommy. Mereka saling baku hantam. Dan tidak mau mengalah.

Anna menghajar Tommy habis-habisan. Tubuhnya memang kecil, tapi untuk lawan Tommy sudah dipastikan gadis itu bukan lawannya. Tommy berbadan besar dan berotot sudah pasti membuat seorang wanita melarikan diri. Tapi, tidak dengan Anna yang sudah sering latihan boxing. Menjatuhkan lawan seperti itu sudah biasa baginya. Sudah pasti KO di kick habis olehnya.

Bugh bugh! Anna masih tak henti memukuli wajahnya dan benar-benar berhasil membuat Tommy roboh. Sekarang, Anna berada di atas perutnya. Darah segar mengalir dari hidung dan dahi Tommy.

"Am–Ampun, Ann Ampun! Sorry, sorry, Ann! Maafin gue, tolong, Ampun Ann gue janji gak bakal ungkit pertandingan ini lagi!"

Sekarang Tommy merengek. Meminta belas kasih dari Anna, sayangnya, Anna bukan tipe cewek lembek. Kalau sudah menantangnya berarti siap menerima bogom mentah darinya. Minimal 20 jahitan baru Anna puas dan melepaskan orang itu.

Bugh bugh!! Anna terus memukulinya hingga lawan benar-benar KO dan pingsan.

"Arghh! Sialan. Sakit banget tangan gue. Dasar perusak mood orang!!" Anna bergerutu mengibaskan tangan saat lawan sudah benar-benar KO.

Dddrr dddrrr! Anna merasakan suara getaran ponsel di saku celana balapnya yang super ketat. Dia sudah berpenampilan seperti catwoman dengan celana kulit hitam kebanggaan saat dia akan melakukan adu balapan.

"Siapa, Ann? Habis ini kita jadi ngumpul di klub sampai pagi kan? Mabuk bareng kan, Ann? Lo udah janji, awas aja bohong!" Bram berbicara lebih dulu mengingatkan kalau dia menang taruhan untuk mentraktir geng motornya. Tangannya berada di pundak kiri Anna.

"Iya, tenang aja. Gue nggak lupa kok. Lumayanlah. 100 juta buat jajan kita-kita, malam ini kita hepi-hepi," jawab Anna masih sedikit mengibaskan tangannya. Begitu mudahnya dia mendapatkan uang dalam semalam.

"Motornya lo biar dibawa Bisma aja. Lo pulang gue anter seperti biasa, ok?" ucap laki-laki yang dipanggil Will tadi oleh Tommy. Dia berada di sebelahnya, ikutan menaruh tangan di pundak kanan Anna.

"Iya, Willy, tapi gue ganti baju dulu seperti biasa sebelum emak gue ngamuk. Lo tau sendiri kan, gimana kalo dia ngamuk. Bisa-bisa gue nggak bisa keluyuran lagi," ucap Anna masih mengabaikan ponselnya yang terus bergetar.

"Uhm, iya, yuk, ke mobil. Kayaknya itu nyokap lo deh yang telepon. Gue rasa, bantal dan guling lo di kamar ketauan!" Willy mengingatkan kebiasaan Anna kalau keluar rumah untuk balapan.

"Ya ampuuuunn! Bener banget. Ini mah pasti gue di nyap nyap sama emak gue. Bahaya. Bisa bisa gue di kurung lagi dan, arghh, ayo cepetan!" Anna bergegas melenggang saat tangan Willy berpindah menempel di pinggangnya.

Willy membukakan pintu lebih dulu untuk gadis itu. Anna masuk dan membuka sepatunya. Melemparnya sembarangan di mobil Willy dan dengan bebas membuka jaket kulit hitam miliknya tanpa dosa. Saat pintu dibuka Willy, tetap saja itu membuat pusing pala Willy atas dan bawah.

Bagaimana Willy nggak pusing, Anna melepaskan jaket dan membuang sembarangan seperti sepatunya lalu tampilannya saat ini hanya mengenakan tanktop berwarna kulit, jelas itu menampilkan dua benda kenyal, bulat dan sempurna miliknya. Lalu tanpa segan, Anna membuka celana kulit ketatnya hingga menyisakan celana dalam berenda berwarna sama dengan tanktop yang dipakainya.

Willy melirik dari spion dan membuat dia menelan air liurnya. Kemudian gadis itu meliak liukan tubuhnya untuk mencari paper bag di kursi belakang. Sungguh benar-benar pemandangan yang merusak mata dan iman.

"Woi, Ann, Lo, kira-kira ganti baju. Gue, masih cowok normal. Lo mau gue khilaf dan jadiin lo santapan gue!" celetuk Willy menepuk jidatnya. Menghadapi gadis bar-bar nggak ada duanya kayak Anna.

"Sssttt! Jangan berisik. Gue mau angkat telepon dari emak gue!" Anna dengan gayanya sudah menemukan baju yang dicari dan bersiap memakai.

Anna menggeser tombol berwarna hijau dan segera meletakkan di telinganya, "ANNABELLA!! DIMANA KAMU SEKARANG?? CEPAT PULANG!!" jelas itu bukan sapaan manis dari ibunya.

Annabella hanya bisa menjauhkan teleponnya saat mendengar nyanyian merdu nan bergelora dari ibunya. Kali ini dia benar-benar habis. Diomelin ibunya.

"I–iya, Mah, maaf Mah, ini Bella ada di tempat teman Mah, ada tugas kampus mendadak, Mah!" Annabella sedang mencari alasan agar tidak kena semprot yang lebih parah.

"Jangan alasan. Pulang sekarang juga. Mama nggak mau tau, pulanggg!" lagi dan lagi suara indah sang ibu masih mendayu di telinganya.

"I–iya, Mah, ini mau pulang kok. Lagian aku juga diantar sama Willy, Mah. Jadi, Mama nggak perlu khawatir, aku ada yang jagain kok. Aku nggak akan kenapa-napa, Mah, kalau sama Willy!" suara Annabella benar-benar berbeda ketika bicara dengan ibunya, sangat lembut dan terdengar penurut. Sedangkan Willy memutar bola matanya, dia tahu, dia pasti akan selalu dijadikan tumbal saat lahar meleduk dari teman bar-barnya yang tidak punya otak itu.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Aleena Mars

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku