DICERAI SUAMI DINIKAHI BOS KEJAM

DICERAI SUAMI DINIKAHI BOS KEJAM

Aleena Mars

5.0
Komentar
1.8K
Penayangan
60
Bab

Selama tiga tahun Hana menjadi istri penurut. Apapun dia lakukan untuk menggerakkan hati suaminya, namun tetap saja tidak bisa mengubah hati Bima, suaminya untuk tetap mempertahankan rumah tangganya. Bima hanya menepati janji untuk menikahi Hana tanpa sekalipun menyentuhnya. Ketika kakek Bima yang mengikat janji tiada, Hana langsung diceraikan. Apalagi Bima sudah memiliki kekasih yang sangat dicintai. Pertemuan tak sengaja dengan Matheo dan kesalahpahaman pun terjadi, Hana dianggap sebagai mata-mata yang mengubah seluruh hidupnya.

Bab 1 Kita Bercerai Saja

"Apa maksudnya, Mas Bima? Aku masih nggak ngerti?"

Wanita cantik itu terdiam. Wajahnya pucat dengan kuku-kuku di jarinya menekan paha.

Mencoba bersikap waras dengan apa yang baru saja dikatakan sang suami.

"Maafkan aku, Hana, kita bercerai saja. Mungkin ini lebih baik bagi kita, toh kamu juga sudah tahu hubunganku dengan Zhifa kan? Aku tidak ingin terus menyakiti kamu dengan cara seperti ini. Lebih baik kita bercerai saja."

Laki-laki itu berkata seperti tidak memiliki perasaan.

Entah apa yang sedang dipikirkannya, tapi malam ini Hana berdandan sangat cantik demi untuk menyenangkan suaminya.

Bima adalah suami Hana selama tiga tahun ini.

Sebenarnya mereka menjalani rumah tangga karena perjodohan.

Bima mau tidak mau menikahi Hana karena pesan dari kakeknya tiga tahun lalu.

Sekarang kakek Bima sudah tiada dan tidak ada alasannya lagi untuk mempertahankan biduk rumah tangganya.

Kedua orang tua Bima sudah lama tiada, itu terjadi saat Bima berusia tujuh tahun.

Tidak ada perasaan cinta antara Hana dan Bima.

Kecelakaan yang menewaskan kedua orang tuanya dan Bima dibesarkan juga dirawat oleh kakeknya, Sanjaya.

"Tega banget kamu, Mas Bima, apakah kamu nggak mengerti perasaanku. Dimataku, hanya ada kamu, Mas. Kamu adalah orang yang paling aku cintai, Mas!"

Rasanya Hana tak kuat lagi membendung semua air mata. Tanpa terasa mengalir membanjiri wajah cantik itu.

"Maafkan aku, Hana. Aku sudah mengurus semua. Pengacara akan datang ke tempatmu besok dan membawakan semua berkas. Kamu hanya perlu tanda tangan."

"Untuk masalah tunjangan aku juga sudah menyiapkan semua. Anggap saja ini adalah balasan dari kontrak pernikahan kita selama tiga tahun ini."

Laki-laki itu berkata dan memandangi wajah Hana tanpa ada rasa iba sedikitpun, bahkan terkesan terburu-buru untuk mengakhiri semua.

"Apa salahku Mas Bima, apa? Aku tetap akan menjadi istri yang baik kok, asalkan kamu tetap membiarkan aku disisi kamu," ucap Hana, wanita itu seperti meminta belas kasih dan sedikit saja harapan agar Bima yang sekarang masih berstatus suaminya itu mengerti dan memahami semua perasaan.

"Sudahlah, Han, ini tidak akan berhasil dengan hubungan kita. Aku ini ingin membebaskan kamu. Kamu nggak perlu menunggu aku lagi setiap hari. Aku benar-benar ingin mengakhiri segalanya. Tolonglah, hubungan kita ini nggak akan berhasil, Han ...," pinta Bima terus mendesak.

"Apa ini karena wanita itu, Mas? Kita sudah membicarakan ini kan, Mas? Aku sudah katakan, aku rela, Mas. Aku rela berbagi dengannya," ucap Hana lagi, bibirnya bergetar saat mengatakan hal yang paling dibenci.

Mana mungkin di dunia ini ada wanita yang rela berbagi suami. Apalagi Dimata Hana, hanya Bima lah satu-satunya.

Dia hanya menahan semua untuk tetap mendapatkan posisinya sebagai istri Bima Sanjaya.

Bima beranjak dari duduknya, dia terlihat ingin segera pergi.

"Mas, jangan pergi, Mas. Aku mohon, Mas," air mata Hana semakin deras.

Dia bahkan rela bersujud asalkan suaminya tidak meninggalkan, "tolong Mas, aku mohon, pikiran hubungan kita yang sudah tiga tahun ini, Mas. Jangan karena permintaannya kamu malah berubah, Mas. Katakan, Mas? Tolong jangan tinggalkan aku, Mas," suara Hana tiba-tiba berteriak dan mengundang semua orang yang berada dalam restoran itu menatap ke arah mereka.

"Aduh, Hana, kamu lebay banget sih. Mas Bima kan sudah memberikan penawaran yang bagus, kamu cukup terima saja sih, nggak perlu ribut. Semua tunjangan juga pasti kamu dapatkan."

"Kamu cukup tanda tangan, pergi dan semua beres! Nggak ada yang kurang kan? So, nggak usah main sinetron termehek-mehek disini."

Hana menarik wajahnya dan melihat sosok wanita berbalut gaun serba terbuka juga menonjol sedang mengapit lengan suaminya dengan mesra.

Wanita itu berkata tanpa peduli lagi perasaan Hana terluka atau tidak.

Hana memang tidak pernah bisa berpenampilan seperti wanita dihadapannya.

Mungkin penampilan sempurna yang dibanggakan Hana malam ini jika dibandingkan dengan wanita yang sedang menaruh kepalanya di lengan suaminya itu tidak termasuk sesuatu yang spesial.

Bahkan saat wanita licik itu berkata, suaminya, Bima, seolah tak mempedulikan.

Dia tenang dan menikmati setiap kata yang bernada ejekan tadi.

"Diam. Aku nggak berbicara dengan kamu. Aku sedang berbicara dengan suamiku," entah dari mana Hana memiliki keberanian hingga dia melawan balik ucapan wanita itu.

Mungkin karena Hana merasa wanita itu sudah keterlaluan.

Hana juga merasa, dia masih pantas mempertahankan suaminya sampai titik darah penghabisan sebelum dirinya menyetujui semua permintaan Bima.

Wanita itu melepaskan sikap manjanya dan mendorong tubuh Hana hingga Hana tersungkur di lantai.

Tatapannya kini mengintimidasi Hana, dia yakin pasti akan memenangkan pertarungan kecil ini.

"Aww, sa–sakit, Zhifa, lepaskan, arghh!" jerit Hana saat dia ingin berdiri, tapi pundaknya di tekan, tangannya diinjak dan rambut Hana ditarik.

"Dasar pelakor tidak tahu diri. Wanita murahan. Kamu sudah berani merebut suami orang. Sekarang malah pura-pura. Kamu ingin menggoda suamiku, hah? Apa uang yang suamiku berikan padamu masih belum cukup? Mau berapa banyak lagi yang mau kau kuras? Dasar perempuan tidak tahu diri!"

Seketika Hana membeku saat wanita yang bernama Zhifa itu berteriak lantang di hadapan semua orang.

Dia memakinya.

Sepertinya sekarang Zhifa sedang membuat posisi mereka seolah tertukar. Hanalah yang dituduh pelakor. Maling teriak maling.

Hana menarik wajahnya dan melihat wajah sang suaminya.

Bima malah memalingkan wajah dan pura-pura tidak mendengar.

"Mas, Mas Bima, kamu benar-benar tega sama aku, Mas?" raung Hana lirih meminta pertolongan. Dia benar-benar sedih juga sakit hati menerima perlakuan seperti itu.

Bukan hanya harga dirinya yang diinjak, tapi semua perlakuan Bima selama tiga tahun ini di abaikan olehnya.

Dia menutup mata juga telinga.

Hana hanya pura-pura terlihat baik baik saja dihadapan Bima. Hana hanya berharap akan ada satu keajaiban yang merubah juga menggerakkan hati suaminya.

Sekali saja, Hana hanya ingin Bima menatapnya dengan penuh cinta.

Namun, sampai hari ini, semua yang dilakukan Hana ternyata sia-sia.

Dia tidak mendapatkan apapun dengan pengabdiannya sebagai seorang istri selain mendapatkan suaminya berselingkuh.

Tepatnya, bukan berselingkuh, tapi, Zhifa adalah kekasih Bima sejak kuliah dulu.

Bima terpaksa memutuskan Zhifa dan menikah dengan Hana tanpa adanya rasa cinta, semua yang dilakukan Bima hanya untuk mendapatkan seluruh aset dan warisan dari kakeknya, Sanjaya.

"Sudahlah, Zhifa, kita pergi saja. Bukannya kamu ingin makan sushi di tempat biasa," ucap Bima.

Suaranya begitu lembut saat berkata dengan wanita itu.

Rasanya luar biasa sakit hatinya Hana. Dia tidak pernah mendengarkan suaminya berkata lembut meski hanya memanggil namanya.

"Dan kau, Hana, sebaiknya kau pertimbangan semua yang aku katakan tadi. Ini nggak akan susah kok, kamu hanya perlu menandatangani saja," Bima lagi-lagi berkata tanpa ekspresi.

Padahal saat ini Hana sedang menahan rasa sakit di tangan akibat injakan sengaja Zhifa tadi. Juga penghinaan, cacian, serta perasaannya yang tidak pernah Bima anggap selama tiga tahun ini.

Hana tertunduk.

Dia menahannya kembali.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Aleena Mars

Selebihnya

Buku serupa

Gairah Liar Dibalik Jilbab

Gairah Liar Dibalik Jilbab

Gemoy
5.0

Kami berdua beberapa saat terdiam sejanak , lalu kulihat arman membuka lilitan handuk di tubuhnya, dan handuk itu terjatuh kelantai, sehingga kini Arman telanjang bulat di depanku. ''bu sebenarnya arman telah bosan hanya olah raga jari saja, sebelum arman berangkat ke Jakarta meninggalkan ibu, arman ingin mencicipi tubuh ibu'' ucap anakku sambil mendorong tubuhku sehingga aku terjatuh di atas tempat tidur. ''bruuugs'' aku tejatuh di atas tempat tidur. lalu arman langsung menerkam tubuhku , laksana harimau menerkam mangsanya , dan mencium bibirku. aku pun berontak , sekuat tenaga aku berusaha melepaskan pelukan arman. ''arman jangan nak.....ini ibumu sayang'' ucapku tapi arman terus mencium bibirku. jangan di lakukan ini ibu nak...'' ucapku lagi . Aku memekik ketika tangan arman meremas kedua buah payudaraku, aku pun masih Aku merasakan jemarinya menekan selangkanganku, sementara itu tongkatnya arman sudah benar-benar tegak berdiri. ''Kayanya ibu sudah terangsang yaa''? dia menggodaku, berbisik di telinga. Aku menggeleng lemah, ''tidaaak....,Aahkk...., lepaskan ibu nak..., aaahk.....ooughs....., cukup sayang lepaskan ibu ini dosa nak...'' aku memohon tapi tak sungguh-sungguh berusaha menghentikan perbuatan yang di lakukan anakku terhadapku. ''Jangan nak... ibu mohon.... Tapi tak lama kemudian tiba-tiba arman memangut bibirku,meredam suaraku dengan memangut bibir merahku, menghisap dengan perlahan membuatku kaget sekaligus terbawa syahwatku semakin meningkat. Oh Tuhan... dia mencium bibirku, menghisap mulutku begitu lembut, aku tidak pernah merasakan ini sebelumnya, Suamiku tak pernah melakukannya seenak ini, tapi dia... Aahkk... dia hanya anakku, tapi dia bisa membuatku merasa nyaman seperti ini, dan lagi............ Oohkk...oooohhkkk..... Tubuhku menggeliat! Kenapa dengan diriku ini, ciuman arman terasa begitu menyentuh, penuh perasaan dan sangat bergairah. "Aahkk... aaahhk,," Tangan itu, kumohooon jangan naik lagi, aku sudah tidak tahan lagi, Aahkk... hentikan, cairanku sudah keluar. Lidah arman anakku menari-nari, melakukan gerakan naik turun dan terkadang melingkar. Kemudian kurasakan lidahnya menyeruak masuk kedalam vaginaku, dan menari-nari di sana membuatku semakin tidak tahan. "Aaahkk... Nak....!"

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku