Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Istri Tuan Jhason

Istri Tuan Jhason

Rheny nhie

5.0
Komentar
1
Penayangan
8
Bab

Kara gadis yang di selamatkan oleh Jhason dan ia tidak mengira akan menjadi tunangannya tetapi banyak ujian yang harus di lewatinya. Hingga sang mantan pun datang menghampirinya dan membuat hati Kara menjadi ragu untuk bertahan dengan Jhason

Bab 1 Menyelamatkan

"Bagaimana bisa hah menjaga satu orang saja kalian tidak bisa, bahkan kalian lebih bodoh darinya." ucap wanita seksi dengan dua buah jeruk yang menyembul sambil memegang kipas di tangannya."Jika seperti ini maka aku akan rugi, cepat cari dia jangan sampai kalian gagal lagi."mengibaskan tangannya.

Para bodyguard pun segera mencari keberadaan seseorang yang sudah di bayar mahal oleh pendatang yang kaya raya. Sementara wanita seksi itu pun menghampiri seseorang yang sudah sejak tadi menunggunya.

"Maaf Tuan, sepertinya gadis itu lari tetapi Tuan tenang saja, saya sudah menyuruh bodyguard saya untuk mencarinya." ucapnya dengan hati-hati.

Seseorang itu pun murka lalu ia pun menampar wanita seksi itu dan membuatnya sedikit oleng, ia pun memegangi pipinya yang terasa panas akibat tamparan dari seseorang itu.

Dia pun melangkah pergi, dan menyuruh bodyguardnya untuk mencari gadis itu, sementara seorang gadis sedang bersembunyi di antara guci yang berjejer rapi di rumah bordil itu ia sangat ketakutan. Tarikkan napasnya seirama dengan bahunya yang ikut naik turun, ia begitu takut karena para bodyguard dari wanita seksi itu masih saja mencarinya.

"Tuhan tolong aku, aku tidak mau di jual kepada pria botak itu." gumamnya sambil merapal doa.

Setelah mencari ke seluruh ruangan dan tidak menemukan apapun lalu para bodyguard itu segara keluar dan mencari ke tempat lain, gadis itu pun menghembuskan napas lega setidaknya ia aman untuk saat ini. Tanpa menunggu lama lagi, ia pun segera keluar dan berlari untuk ke rumah Paman dan Bibinya.

Ia pun terus berlari tanpa melihat ke arah depan lalu salah tau bodyguard itu melihat gadis yang mereka cari lalu mengejarnya, merasa tidak aman lagi gadis itu pun semakin menambah kecepatan larinya.

Hingga menabrak seseorang dan membuat ia pun terjatuh duduk dan gadis itupun mendongkakkan kepalanya.

"Tuan tolong aku." ucapnya dengan tatapan memelas.

Lalu para bodyguard itu pun segera menghampirinya dan gadis itu semakin ketakutan ia pun semakin mencengkram kaki seseorang yang ada di hadapannya.

"Tuan tolong aku, aku tidak ingin ikut dengannya." ucapnya lagi.

Seseorang itu hanya menatap datar tidak menjawab apapun, para bodyguard itu pun semakin dekat membuat gadis itu semakin ketakutan.

"Hei, gadis itu milik kami cepat berikan." ucapnya dengan lantang.

"Cck merepotkan, ambil saja aku tidak suka ada keributan di sini apa lagi. Berhubungan dengan bocah bau kencur ini." ucapnya seolah tidak peduli dengan gadis yang sedang menatapnya.

Gadis itu menggelengkan kepalanya ia benar-benar takut jika harus melayani pria botak itu, salah satu bodyguard pun maju sayangnya ia kalah cepat dengan bersamaan ada suara tembakan yang membuat gadis itu pingsan.

Sang asisten pun segera mengambil alih pistol itu dengan sapu tangan agar menghilangkan sidik jari itu, seseorang itu pun membalikkan badannya tetapi sang asisten tidak tega melihat gadis itu pingsan.

"Tuan, gadis ini pingsan? Apa sebaiknya kita bawa kerumah." ujarnya dengan hati-hati.

"Cck merepotkan, iya sudah cepat bawa lalu bereskan orang-orang yang tidak berguna itu." ucapnya lalu ia pun meninggalkan asistennya.

Sementara pria botak sudah gelisah sedari tadi karena para bodyguardnya belum juga kembali, lalu seseorang masuk dan pintu di buka lebar ia pun masuk ke dalam ruang keluarga milik wanita seksi itu.

Wanita seksi itu terkejut lalu ia pun segera menghampirinya seperti biasanya wanita seksi itu selalu bermuka dua dan bergelayut manja di lengan seseorang itu.

"Tuan Muda Jhason, kebetulan sekali anda datang ke sini. Aku membutuhkan bantuanmu." ucapnya dengan manja.

"Apa lagi yang kurang hah, Ferisa. Kau menginginkan rumah bordil ini bahkan aku sudah memberikannya." ucapnya terdengar kesal.

Ferisa tersenyum manis lalu ia pun memeluk erat lengan Jhason, tatapan mata Jhason tertuju pada pria paruh baya dan juga botak yang sedang menatap ke arah mereka berdua.

"Kau sedang apa disini?"

Belum sempat menjawab, para bodyguard dari pria botak itu menghampirinya dan menceritakan tentang kejadian di lorong tadi. Karena salah satu dari bodyguardnya ada yang menebaknya, membuat pria botak itu semakin kesal dan juga geram.

"Apa? Siapa yang berani menghabisinya hah cepat katakan!" ucapnya dengan penuh emosi.

Salah satu bodyguardnya tidak sengaja menatap ke arah Jhason dan membuat pria botak itu mengikuti tatapan dari bodyguardnya. Lalu pria botak itu menatap sinis ke arah Jhason, sedangkan Jhason hanya menatap biasa saja.

"Kau yang telah menghabisi para bodyguardku hah! Ada masalah apa kau denganku." ucapnya dengan sorot mata tajam.

Jhason diam saja ia tidak ingin menjawab pertanyaan dari pria botak itu, dan menatap Ferisa dengan datar tetapi Ferisa begitu senang melihat kedatangan Jhason sehingga ia melupakan masalahnya.

"Kenapa kau masih melakukannya? Apa ucapanku waktu itu tidak kau dengar."

"Maksudmu apa Tuan Jhason? Aku tidak mengerti."

Jhason berdecak kesal juga menggelengkan kepalanya, ia hanya bisa berpikir kenapa di dunia ini ada wanita yang begitu menyebalkan menurutnya.

"Kau tidak tahu atau kau bodoh hah! Aku sudah mengatakannya kepadamu jika kau ingin membawa gadis maka bawalah gadis yang layak bukan malah anak ingusan yang merepotkan." ujarnya dengan tajam.

"Maafkan aku Tuan, karena permintaan Tuan Chandra jadi aku menurutinya saja." jawab Ferisa dengan menundukkan wajahnya.

Ferisa tidak ingin di salahkan jadi ia melemparkannya kepada Tuan Chandra, membuat Tuan Chandra melotot melihat hal itu Jhason pun mengerti lalu ia pun segera melepaskan tangan Ferisa dari lengannya.

Jhason segera membalikkan badannya tetapi Tuan Chandra tidak terima dengan sikap Jhason, ia pun segera memanggilnya membuat Jhason terdiam.

"Hei, anak bau kencur cepat kembalikan gadis itu karena dia adalah milikku. Aku bahkan sudah membayar dengan harga yang sangat mahal." ucapnya dengan sombong.

Mendengar hal itu Jhason menatap tajam ke arah Ferisa dan membuat ia menjadi salah tingkah. Tak lama asisten Jhason pun datang, ia pun segera membungkuk hormat kepada Jhason lalu Jhason menegadahkan tangannya seolah meminta sesuatu kepada sang asisten.

Sang asisten pun mengerti lalu ia pun segera mengeluarkan pistol dan mengarahkannya ke Tuan Chandra, membuat Tuan Chandra menelan ludahnya begitu juga dengan Ferisa yang mulai ketakutan.

"K-kau mau apa hah! Jangan macam-macam denganku, aku yang berkuasa segalanya jadi jangan pernah meremehkanku." sahutnya dengan takut tetapi ia mencoba tetap tenang.

"Merepotkan." gumamnya.

Tanpa aba-aba Jhason pun segera menarik platuknya dan membuat Ferisa menutup kedua telinganya dengan lutut bergetar, setelah selesai dengan tugasnya ia pun segera memberikan pistol itu kepada sang asisten.

Jhason dan sang asisten segera membalikkan badannya untuk segera pergi, baru satu langkah ia pun berhenti lalu mengatakan sesuatu kepada Ferisa dan membuat ia pun semakin lemas saja.

"Mulai sekarang rumah bordil ini akan aku tutup, dan kau bisa pergi secepatnya jika nyawamu masih berharga maka cepat pergilah." ujarnya dengan datar.

Mendengar hal itu Ferisa lemas dan juga hatinya hancur, padahal sudah lama ia memimpikan rumah bordil ini namun pada akhirnya ia juga yang harus keluar. Setelah kepergian Jhason lalu Ferisa mengepalkan tangannya dan menatap tajam ke arah jhason.

"Aku akan membalasnya." gumamnya.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Terjebak Gairah Terlarang

Terjebak Gairah Terlarang

kodav
5.0

WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku