Istri Tuan Jhason
Bibinya."Cukup Bi, jangan pernah kau mengatakan balas
hanya menatap sinis sambil melipat tangan di dadanya. Bibi Sela pun segera menarik ta
memberikanmu kepada orang kaya mereka pasti mau membayar mahal
nya karena tangannya di tahan oleh Cassandra, begitu juga dengan Pama
ada mobil mewah berjejer rapi di sekeliling rumah Paman Wang mereka se
alu ia pun keluar dari dalam mobil sambil memakai kacamata hitamnya. Ia pun menoleh ke arah
erlalu luas di ikuti oleh Bara, dengan cepat Cassandra merapikan ra
piri Jhason dan tersenyum man
natap ke arah Kara karena penampilannya kini sudah berantaka
dan ia menatap tajam ke arah wanita paruh baya itu, Jhas
kembalikan dia padaku." pinta Bib
ang sedang tertunduk. Jhason melihat pipi Kara merah dan membekas
jawab
gkan Paman Wang dan Cassandra menatap ke arah Kara, membuat Cassan
unangan dengan putri keluarga Li? Jika itu benar maka akulah
aku gadis sialan' dalam hati Cassa
agar mereka semua menjauhi Kara, hal itu tidak bisa di terima oleh semuanya
rnah kau berebut pria denganku, kau pasti sudah tau apa akibatnya lebih baik men
ibi Sela pun menganggukkan kepalanya tanda setuju. Jhason pun menarik tangan
ku, Bu cepatlah." ujar Cassandra ia menahan tan
tangan Kara dan membuat Jhaso
patahkan tanganmu." ucap Jhaso
lalu Jhason membawanya masuk ke dalam mobil. Sementara Bara ber
alanya sambil meremas kedua tangannya, ia
takut, ada aku." Jhason me
ahan ia pun menganggukkan k
oleh kepala pelayan Susi, ia pun segera menghampiri dan memeluk kepala pelayan Sus
ika seperti ini maka jangan
l mandinya Kara duduk di sofa karena kejadian tadi masih berputar di otaknya karena ia
nya sehingga napasnya tidak beraturan dan naik turun. Di saat bersamaan pintu kamar mandi pun te
kan wajahnya karena malu dan juga memerah, seseorang itu pun me
karena Kara tidak melihatnya, akhirnya Kara me
ucap Jhason yang sud
ka Kara tidak menjauh, Jhason melihat wajah Kara yang memer
au tidak demam." ucapnya dan tanga
tan untuk pergi ke kamar mandi. Tanpa menunggu jawaban dari Jhason secepat kilat Kara berlari ke
erguna. Kara merutuki kebodohannya karena hal sepele, tetapi ia pun tidak bisa bohong
pernikahannya hanya sebatas kontrak saja, agar
ikahan kontrak." ucapnya dengan terse
di ia melihat Jhason sudah terlelap di ranjangnya. Pelan-pelan tapi
dah rapi lalu dia pun keluar dari dalam kamar, dan menurunkan anak tangga
dah berdering lagi lalu ia pun m
tapnya, panggilan Kara pun tidak di dengar oleh Jhason. Jhason pun s