Syaqila Ayu Purnama-16 otw 17 tahun benci mengakui fakta bahwa sekarang dia tunangan si Tuan Muda. Tapi memang begitulah adanya dia dijual untuk melunasi seluruh hutang. Di usianya yang masih terlalu muda. Dan sekarang entah harus bersyukur atau apa karena dijual ayahnya dia bisa hidup mewah di rumah seharga 2,77 Triliun dan bersekolah di sekolah swasta dengan SPP 57 juta perbulannya! Aditya Garrett - 23 tahun mendapatkan amanah untuk menjalankan perusahaan sang Mama. Dia yang diam-diam sudah menyukai Syaqila pun memanfaatkan segala hal cara demi memiliki gadis itu. Sebisa mungkin Aditya terus memanjakan Syaqila, tapi ... di sisi gadis itu ada banyak yang lebih tampan dan lebih muda. Bisakah Aditya menggaet hati Syaqila?
"Saya tidak mau!" teriak gadis itu di depan Tuan Muda.
Bagaimana bisa tuan muda berpikir untuk mengajaknya tidur jika usianya saja masih 16 tahun?
Wajah gadis itu memerah dengan tangan mengepal siap untuk melayangkan bogeman pada Tuan Muda yang ada di depannya saat ini. Sudah cukup dia datang, haruskah sampai melakukan 'uh-uh' juga?!
"Kamu pasti berpikiran aneh lagi. Qila, dengarkan saya. Saya hanya memintamu untuk tidur. Hanya sebatas tidur okey, tidak lebih. Otakmu saja yang selalu berpikir kotor mengenai diriku ini."
Tuan Muda itu tersenyum. Jenis senyuman yang sangat manis, bagi perempuan lain tentunya. Karena bagi Syaqila, pria berusia 23 tahun itu hanya seorang pedopil. Tidak boleh lebih!
"Tuan, saya minta maaf tapi saya tidak bisa." Gadis bernama Syaqila itu berbalik mau melangkah pergi, akan tetapi terhenti saat suara merdu itu menyanyikan nyanyian kematian.
"Kembali atau hutang ayahmu batal kulunasi?" Tawa remeh terdengar setelahnya.
Dia benci! Benci fakta bahwa ayahnya memang telah menjualnya. Dan lebih benci fakta bahwa dia selalu tak bisa menolak keinginan ayahnya itu.
Qila menghela napas dalam-dalam. Dia harus bersikap lebih dewasa. Entah pria yang lebih tua 7 tahun darinya ini akan melakukan apa lagi. Terakhir seminggu lalu dia terbangun dengan dua kancing piyama atasnya terbuka.
Lalu dua hari lalu dia terbangun dengan bekas gigitan di sekitar area lehernya. Sungguh pria tua menyebalkan!
Namun, memang benar, satu fakta yang membuatnya merasa aman. Karena pria itu tak mengambil kehormatannya sebelum dia menyandang status sebagai Nyonya besar keluarga Garrett.
"Tuan memang selalu saja tau kelemahan saya, kapan ya saya tahu kelemahan Anda?" tanya Syaqila dengan nada mencibir tentunya.
Qila berbalik lalu dia menuju ke arah kasur empuk itu dan segera melepas ikat rambutnya. Sejak dia bertunangan dengan pria itu 3 bulan lalu. Dia memang tinggal di rumah ini. Lebih tepatnya, dia diusir oleh ayahnya.
Dan parahnya lagi, dia selalu saja terlambat bangun dan dengan terpaksa dia harus menjalani hukuman karena selalu datang terlambat ke sekolah. Sebetulnya Qila tak pernah melakukan hal itu sebelumnya, semua ini gara-gara Aditya hingga dia sedikit menggila! Stress deh pokoknya!
Dan tentunya segala hal sulit yang dialaminya terjadi karena Aditya selalu membuatnya terjaga hampir setiap malamnya. Jangan berpikir yang tidak-tidak. Karena Qila hanya berjaga-jaga siapa tau Aditya tiba-tiba memakannya. Walau niatnya begadang itu tak pernah berhasil, karena setiap melewati jam 11 malam Qila akan tertidur layaknya beruang kutub yang sedang hibernasi panjang.
Ah iyah, semenjak 3 bulan lalu pula seluruh kebutuhan hidupnya Aditya lah yang menanggungnya. Mulai dari biaya sekolah hingga uang untuk membeli kuota. Dan tentunya Qila tak menolak saat dia diberi uang jajan yang setiap minggunya setara dengan harga ponsel berlogo apple itu.
"Andai kamu selalu jadi anak penurut seperti ini." Aditya menepuk pelan kepala Qila.
"Tuan juga. Andai tuan tidak pedofil mungkin saya bisa hidup bebas sekarang." Dan Aditya hanya bisa tertawa mendengarnya.
Qila selalu saja membuatnya makin jatuh cinta. Dan Aditya tak akan melepaskannya. Karena....
... gadis ini, gadis ini lucu sekali.
***
"Jangan biarkan dia pergi kemanapun selain ke sekolah." Suara dingin nan tegas itu membuat para pekerja di sana hanya melakukan satu hal, mengangguk.
Aditya melangkahkan kakinya keluar rumah. Hari ini dia akan pergi ke California untuk menemui Mamanya yang sedang dalam mode ngambek berat itu. Sebenarnya Aditya malas ke sana, bukan karena tak punya uang. Namun masalah utamanya adalah dia pasti akan dipaksa untuk segara menikah lagi.
Lagipula Aditya sudah punya Qila, lalu untuk apa Mamanya itu selalu repot-repot mencari menantu yang katanya 'pantas' untuk dijadikan pendamping hidupnya?
Jam masih menunjukkan pukul 5 pagi. Dan semua orang yang ada dalam rumah itu dibuat heboh dengan kelakuan abnormal Aditya.
"Romi, kita naik jet saja, saya males harus nunggu pesawat. Lebih males lagi kalau harus ke bandara. Jadi kamu suruh sopir jetnya ke sini aja."
Selalu semaunya. Romi yang selaku asisten pribadi Aditya pun mendadak belingsatan. Dia sudah membeli tiket dan Tuan Muda-nya ini justru menyuruhnya untuk memakai jet saja. Ah, tuannya memang selalu merepotkan seperti ini.
Kenapa Romi tak sadar sejak awal?
Beberapa pelayan lain yang melihat kejadian itu hanya bisa menatap kasihan ke arah Romi. Walau pada dasarnya Romi tak keberatan. Lagipula dia juga mendapat bayaran yang terlampau banyak.
Intinya pekerjaan ini memang berat juga merepotkan tapi setimpal dengan bayaran yang dia dapatkan hingga Romi rasa tak masalah. Selama dia tak diminta terjun dari jet pribadi ini hanya karena membuat satu kesalahan kecil.
"Dimengerti, Tuan," jawab Romi.
15 menit kemudian jet mewah dengan harga 895 M itu tiba di halaman rumah 2,77 Triliun milik Aditya. Sengaja dulu saat membangun rumah bergaya Eropa ini dia membuat lapangan penerbangan pesawat. Alasan dia melakukannya cukup singkat.
Apalagi kalau bukan karena Qila-nya menyukai segala hal yang berbau penerbangan? Walau sebatas suka doang tapi sebagai laki-laki yang ingin menangkap hati kekasihnya jadi Aditya berniat melakukan segala cara.
Aditya melangkah dengan gaya arogannya yang tak pernah lepas sejak dia masih bayi itu. Dia menengok ke arah pintu saat menyadari ada sesuatu yang menatap ke arahnya. Dan benar saja, di sana ada Qila-nya yang masih mengenakan piyama bermotif panda. Aditya tersenyum saat Qila menatapnya seolah mengatakan,
'Tuan muda mau pergi lagi, ya? Kalo iya jangan pulang, jangan makan atau jatuh dari jet sekalian!'
Walaupun ucapan gadisnya rada nyeleneh, sejujurnya Aditya tak peduli dan ingin menanyakan sesuatu. Sekarang sudah hampir pukul 7. Apa gadis itu tak takut terlambat ke sekolah lagi?
***
Qila membuka matanya perlahan. Dia menatap sekeliling yang ternyata masih sama. Tubuh aduhay kerempengnya ini masih di kamar Tuan Muda sialan itu.
Lama terdiam, Qila lantas menunduk, menatap pakaian yang untungnya masih tertata rapi dan menutupi seluruh bagian tubuh. Gadis itu menatap jam di dekat lampu yang menunjukkan pukul 06.37.
Lagi-lagi tak ada yang membangunkannya. Haish, lama-lama dia semakin menekatkan diri untuk mencari cara agar bisa kabur dari rumah yang katanya seharga 2,77 Triliun ini (Aditya yang mengatakannya, kalau sekadar menafsirkan langsung harganya yang Qila syok berat).
Gadis itu bangun dari kasur lalu mencepol rambutnya asal. Baru saja dia ingin melangkahkan kaki menuju kamar mandi, akan tetapi suara bising dari luar membuat telinganya berdenging keras. Jadi sekarang Tuan Muda sialan itu melakukan apalagi?
Qila lekas memutar balik tubuhnya lalu berjalan ke arah pintu kamar. Dia membuka perlahan pintu kamar yang berlapis emas itu. Qila hampir saja terkejut saat dengan begitu mudahnya dia membuka pintu kamar ini.
Padahal setelah dia mencoba untuk kabur beberapa hari lalu, ia selalu dikunci di kamar haha. Yah baguslah kalau Tuan Muda-nya ternyata sudah sadar.
"Ah tuan muda sedang berbaik hati rupanya." Tak mau repot-repot memikirkan lebih banyak hal tentang Aditya, Qila berjalan ke arah asal dari suara bising itu berada. Dia malas sebenarnya, tapi ya dia sedikit kepo sih.
Qila mendengus saat dirinya sampai di depan pintu utama. Dia Memejamkan mata seolah benar-benar frustasi melihat kelakuan sableng tunangannya itu. Dasar pria tua tak berperikemanusiaan!
Saat Qila memutuskan untuk kembali ke rumah, tatapannya tak sengaja bertemu dengan Aditya. Gadis manis itu memasang tampang lempengnya sedangkan Aditya dia tersenyum kelewat lebar sambil mencibir pelan.
Andai, andai saja pria itu bukan pedopil. Mungkin Qila bisa saja mempertimbangkan untuk menyukainya.
"Hmm mungkin bisa jadi aja kayak gitu kejadiannya, tapi untuk saat ini jangan berharap pada hal-hal mustahil," gumam Qila lalu dia pergi masuk ke dalam rumah lagi, atau lebih tepatnya ke kamar Aditya lagi.
Mendadak dia hanya ingin tiduran. Kaki cantik ini sepertinya sedang ingin istirahat. Jadi biarkan saja hari ini kalau Qila tak datang ke sekolah, lagi. Toh nggak akan ada yang protes, 'kan?
-Bersambung....
Bab 1 Syaqila Ayu Purnama
17/03/2023
Bab 2 Gadis Manja vs Tuan Muda
17/03/2023
Bab 3 Morning Kiss
17/03/2023
Bab 4 Kenapa Kau Murka
17/03/2023
Bab 5 Ternyata Karena Ini
17/03/2023
Bab 6 Mumpung Masih Aktif, Bun
17/03/2023
Bab 7 Semoga Nggak Khilaf!
17/03/2023
Bab 8 Saingan Baru Aditya
17/03/2023
Bab 9 Diam atau Cium !
17/03/2023
Bab 10 Semangat Sekolahnya, Sayang
17/03/2023
Bab 11 Sekolah Tempat Gibah
01/06/2023
Bab 12 Aku Menginginkanmu
02/06/2023
Bab 13 Panas Dingin
06/01/2024
Bab 14 Sesulit Itukah Mencintaiku
06/01/2024
Bab 15 Terus Terang, Iya
07/01/2024
Bab 16 Gaun Pengantin
07/01/2024
Bab 17 Badai yang Tenang
08/01/2024
Buku lain oleh Nona Verlon
Selebihnya