Gadis Kesayangan Tuan Muda
han dan terus rebahan. Selama seminggu ini pula kamar Aditya menjadi tempat paling nyaman
totnya. Matanya terpejam membayangkan dunia tempatnya berada sekarang adal
terakhir mandi, baginya yang terpenting adalah masih wa
gu l
kem
dia malas untuk mengecasnya. Dia ini, tubuhnya rapuh layaknya b
an satu tombol. Lalu semuanya beres deh.
un hasil menguping pembicaraan pelayan, dia tahu kalau si tuan muda ak
an orang yang terus memaksa dan mengekangmu? Oh jangan lup
. Apalagi kalau suruh manggil tuan muda, tua
memanggil saya dengan sebutan 'M
t? Jela
ari berita yang dibawa para pelayan sialan itu. Qila pun bangkit d
na ada banyak wanita cantik? Lalu kenapa tuan pulang? Duh, harusnya jangan pulang loh, Tuan. Saya di sini be
tersenyum juga, sst diam saja. Jika Qila berbicara b
n Aditya dengar, tapi sayang dia sama s
ngang saat tiba-tiba Aditya memeluknya kelewat era
*
tahu Qila kesal tapi gadis itu tak men
adis erat tanpa memikirkan hal lainnya, sela
alanya disela-sela rambut sang gadis. Sebisa mungkin lak
busuk sekali. Untungnya Aditya sudah terbiasa berada dalam situasi seperti ini. Iya, dia
Qila adalah tempatnya pulang. Siapapun yang berani menjauhkannya d
rcanda tak usah di
apain. Jadi bisa tolong lepasi
ga lagi males bangun. Bisa saya tidur aja
meluk pinggang mungil itu dengan begitu erat. Saking eratnya seolah saat ini Ad
nggil tuna
n? Panggil saya Mas," jawab Adity
at membalasnya. Gadis itu justru tertidur dalam dekapa
dar bahwa Qila kali ini tak menolaknya.
ini bagaimana dia
*
. Aneh memang. Entah bagaimana bisa dia merasa senyaman
ngatnya membuat kepala Qi
, Say
ngat-sangat berantakan. Kesal, Qila pun mengumpat lalu menoleh menatap Aditya yang mas
nya di cermin itu. Dia memang masih berada di kamar Aditya. Tapi segala benda yang ada disini
kamu akan baik-baik saj
kan bayi lagi, ke sekolah sendiri buka
u membawa kam
bukan bayi dan saya juga bukan boneka Anda!
api kamu cocok kal
jadi man
at Qila memelototinya. Lucu sekali pagi-pagi dia sudah disambu
n. Sudah waktunya b
aya sudah banyak." Aditya denga
" gumam Qila. Dalam hati tentunya karena dia
n Aditya sudah melingkar di perutnya. Lagi-lagi begini, Qila berdec
diam dia tersenyum. Hidupnya yang sekarang
lutnya malas u
*
uduk di kursi kemudi itu. Qila benar-benar tak habis pikir dengan tuan muda sablengnya itu! Kelakuannya makin hari
a menden
an tak mengijinkan supir yang membawa mobilnya? P
a hanya ... eum apa ya? Haish,
a telat kalau t
um itu memang menawan. Bahkan sangat-sangat dan ah ... sialan! Se
acam ini kudu
dia memejamkan mata. Menikmati sesuatu yang lembut itu. Rasanya menakjubkan. Ini, pert
itya mencium kening Qila. Gadis itu tertegun lag
dilakukannya Qila buru-buru keluar tanpa mengucapkan sepatah k
cinta setiap detiknya. Laki-laki blasteran itu selalu dibuat candu oleh tawa itu. Dia seolah-olah tak bi
membuatku terba
menengah atas dimana SPP perbulannya sebesar 57 juta. Dan kebetulan sekal
ambun