Gadis Kesayangan Tuan Muda
anggil Ro
saikan tugas yang Adi
tanya Aditya
ri tuan Adiwijaya yang dulu perusahaan miliknya hampir menandingi perusahaan milik Tuan. Dan dia juga seorang ketua OSIS yang sangat diseg
dan untuknya. Harusnya sejak awal Aditya tak memberikan akses untuk Qila masuk di sekola
ar menyesal karena memasukkan Qila ke sana. Tapi seberapa banyak
memerintahkan Romi yang selaku asistennya untuk mencari segala inf
eperti ulang tahun ketua OSIS lain. Dan, nona Qila mendapat undangan VIP secara lang
I
diberikan se
a
a ulang tahun besok. Gadis itu makin liar saja. Adi
ya memijat pelan pangkal hidung
a Romi harus segera pergi dari sana. Romi pergi. Aditya menelengkan kepalanya. Cara cepat menyingkirka
dengan ketat. Aditya melirik jam di tangan kirinya. Baru puku
ingga dalam layar tab itu muncul ruangan yang paling
kekeh dengan pem
ncak-mencak sambil menjambak rambutnya. Lalu disisir lagi. Dan di
cok sekali warnanya jika dikontraskan dengan warna kulit Qila yang terlalu putih mulus itu. Lebih lagi selama ini Aditya tak per
nggemaskan," kekeh
dengan baju tidur bermotif elsa itu. Qila-nya memang terkadang lebih l
Namun, jiwanya masih ingin menjadi a
memanas dan hampir saja dia tertidur. Aditya mengernyit
ah apalagi s
agaimana jika nan
nya. Aditya memilih menunggu hingga beberapa menit. Namun, bukannya naik ke
an tabnya. Dengan langkah ringan dia menuj
enyadari pintu kamar sang gadis ternyata tak dikunci. Pelan
in Qila meringkuk dengan napas yang te
Aditya ikut membaringkan diri di sebelah sang gadis. Lalu, dengan wajah tanpa dos
semua ini untuk Aditya. Diam-diam Aditya tersenyum, dia membenarkan selimut yang mereka berdua gunak
ia bisa tidur seranjan
*
yang menindih perutnya. Aish, dia lapa
uknya. Hembusan nafas menerpa lehernya. Qila tau tangan i
r mo
saat hanya mendengar gu
etampan ini? Dia bisa khilaf kapan saja. Pelan-pelan tangan Qila m
bulu-bulu ini membuat mataku menjadi sakit
gar perkataan Qila tadi. Mata kedua ny
ning Qila. "Selamat pagi nyonya Aditya,"
n, tak dapat dipungkiri pula bahwa pipinya memanas dan hatinya seperti ditabu
ng lepaskan say
isa," balas A
a tangan tuan
dak-tidak. Kamu seharusnya memanggilku de
alam hati, 'Umur segini mem
ng
ya ada y
il diri sendiri dengan sebutan 'ak
Memangnya benar begitu? Jika iya, bukankah itu sangat
lu Tuan tolong lepaskan saya," pint
ku nggak?" ulang Qi
dari kasur. Ini suatu yang sangat membahagiakan dan pantas
Qila dengan sorot mata yang penuh cinta. "Tapi maaf sekali, Sayang, jika kamu ingin aku melepaskanmu hanya agar kamu bisa hadir dalam acara ulang tahun si bocah sialan itu tentu s
ng. Memangnya jika berada dalam posisi seperti ini siapa yang lebih diuntu
ang tahun Arga tapi tetap saja dia tak mau terjebak dala
. benar-benar
ambun