Gadis Kesayangan Tuan Muda
ngan lisan mata pelajaran sosiologi. Sebetulnya Qila tak terlalu suka pelajaran itu, karena dia kurang paham saat Miss Aya menjelaskannya. Lagipula
ub bab yang harus dipelajarinya malam ini agar bisa mendapat nilai yang memu
alam waktu semalam. Alias semua pekerjaan itu tak dapat selesai sebelum matahari yang cantik itu mulai menam
elajari semua ini. Ih aku harus mulai dari mana?" Qila menjedotkan kepalanya ke meja belajar yang panjangnya hampir sama sepert
a ku dulu. Lagian juga yang salah aku kan, harusnya dari kemarin aku belajar. Aish, dasar aku ini." Qila bermonolog sendiri sambil mempelajari pe
gan lembek, kamu pasti bisa!" ujar Qi
juh sub
mangat begadang ma
*
pribadinya yang siap dan sedia mem
, T
ulu sebelum berangkat," titah Adity
bicara tapi ucapan Romi s
omi. Sudahlah patuhi saja apa kataku!" t
Tuan," pasrah
ya jika mereka akan pergi keluar kota untuk urusan bisnisnya. Aditya
semalam?" tanya Aditya
ia mengantuk sekali dan ingin tidur sambil memeluk guling barunya itu
rus memikirkan
nya Aditya harus bergegas untuk survei ke lapangan kali ini. Namun, dia i
h," jawab Qila sambil menggelengkan kepalanya gun
ar terlalu keras. Ujung-ujungnya juga kamu bakal
gkin dia akan membalas. Namun, kantuk
iya," j
ekali. Padahal dia hanya ingin
amu tidur saja dulu. Nanti kalau sudah
eburuk itu. Dalam hati Qila sudah membenarkan ucapan Aditya. Dia menimbang sejenak. Jarak
g terkadang ada benarnya sih. Karena saat sedang me ngantuk seperti ini ti
anas karena melihat catatan sosiologi semalaman. Ya walau semalam dia berkahir tertidur dengan buku tebal
atang dun
*
om
Tua
" tanya Aditya pada Romi. Yang dit
ana p
menggoyangkan lengan non
ngan menyiram seember air. Mana mungkin
anyak yang harus dilakukannya, sal
elah. Apa aku tetap h
mengangguk Aditya
. Aditya tak tau cara membangunkan gadis itu. Yang akhirnya me
aki Tuan Muda yang t
disnya memang semudah itu. Gadis itu langsung terjaga setelah Adit
ini, ngapain dia
Mas?" tanya Q
masih sedikit berat. Ternyata tiga puluh m
n, dua menit lagi b
ya. Baru saja dia ingin membuka pintu m
s?" tanya Q
esuatu lembut yang menghangatkan menempel di dahinya. Cukup lama, hingga Qila sadar
ya. Jangan tidur di kel
asaan buruknya itu. Tak banyak kata, Qila han
lkan pelataran sekolahnya. Gadis itu berbalik, hendak berjalan menuju kela
au. Karena sebentar lagi bel berbunyi da
ambun