Shenia Ereshva, putri keluarga konglomerat yang menyembunyikan rahasia besar dalam keterkaitannya di sebuah geng motor yang berfokus pada penggagalan shadow economy. Gadis itu bertemu dengan seorang pemuda cerdas yang menjadi korban bullying bernama Rafka. Benih-benih cinta muncul di hati Shenia, hingga dia bertekad untuk mendapatkan hati Rafka apapun alasannya. Akan tetapi siapa sangka jika Rafka juga merupakan geng motor yang memiliki fokus sama seperti dirinya. Mereka kembali dipertemukan karena satu misi besar, menggagalkan kelompok shadow economy terkuat R black. Ketika keduanya saling memiliki rahasia, akankah cinta itu terus tumbuh subur atau justru menjadi boomerang dalam misi mereka?
Anak anak SMA Manggala tengah berbaris rapi, mereka sedang mengikuti upacara bendera. Sesekali ada yang jongkok atau bersandar di punggung teman didepannya.
"Hah! panas bener," ucap seorang gadis cantik dengan rambut terurai sambil mengibaskan tangannya didepan wajah.
Ada name tag di jas almamater miliknya bertuliskan, Shenia Ereshva Madia Putri Airlangga. Salah satu gadis yang menjadi incaran para kaum Adam di SMA Manggala ini.
"Jangan kenceng gitu kodok!" Seorang gadis lain menjitak kepala gadis bernama Shenia dengan kesal. Merasa bahwa temannya satu ini tidak bisa diam walau sehari, gadis dengan nama lengkap Seema Mishra Elzayda Raksa. Putri tunggal dari keluarga Raksa yang terkenal kaya raya.
"Sakit!" Keluh Shenia sembari mengusap bekas jitakan temannya dengan tangan dan wajahnya ditekuk, persis cucian baru kering.
Guru BK yang berada dibelakang mereka langsung melotot, sudah tahu apa yang biasa mereka rencanakan. Shenia dan temannya pasti akan berulah agar tidak mengikuti upacara, alhasil guru BK harus ekstra hati-hati dengan mereka, karena selama ini sering kecolongan.
"Sst! bakso pak Imin enak nih. kabur yuk!" Kini gadis lain dengan penampilan tomboy mulai berbisik pada Shenia. Dialah Tantriana Savara Majrin, satu dari dua sahabat Shenia di SMA ini.
Mendengar bisikan dari Tantri, sang empu sudah pasti mau dia dengan cepat mengangguk mengiyakan.
"Tapi gimana keluarnya Bu Hilda di belakang," bisik Shenia tak kalah lirih.
"Biasalah.. modus dulu," Jawab Tantri enteng. Memang sudah kebiasaan bagi tiga serangkai ini, mereka akan mangkir dari upacara bendera dengan berpura-pura pingsan seperti biasanya.
Mereka adalah tiga serangkai yang hobi sekali membantu para guru naik darah. Tentu saja Shenia adalah otak dari semua kenakalan mereka, ditemani dengan Seema dan Tantri.
"Nggak usah bikin ulah deh masih pagi juga," sahut Seema tidak suka, ia sering kasihan sekaligus kesal dengan dua sahabatnya itu. Mereka sering berulah dan mendapat hukuman ujung-ujungnya dia juga kena imbasnya, sangat menyebalkan!
"Ikut aja ah elah, udah biasa juga. Gue tahu Lo lapar kan pasti, perut Lo bunyi Seema." Tantri terkikik mendengar ucapan Seema yang menolak tapi perutnya berkata lain.
"Iya gue tau, tapi nggak sekarang!" Seema Mendelik, ia tidak terima meski perutnya sangat sialan. Tidak bisa diajak kompromi.
Kepala sekolah yang melihat tingkah Shenia dan temannya itu langsung menghentikan pidatonya, sontak satu sekolah heran dengan hal ini.
Menyadari ada yang aneh, Shenia menatap kedepan dan terlonjak kaget.
Pak Budi, kepala sekolah SMA Manggala yang terkenal killer sudah ada didepannya.
"Kamu mau gantikan saya pidato di depan Shenia?" Tanya Pak Budi menahan amarahnya, ia harus menjaga diri agar tidak kalut dalam emosinya pagi ini.
"Nggak pak, bapak aja.. saya diem kok suwer!" Shenia gelagapan, seketika ia ingin menghilang saja. Satu sekolah melihat nya dengan tatapan ganas dan seperti ingin menguliti dirinya hidup-hidup!
Warga sekolah seolah mengatakan 'gara gara Lo upacaranya lama' lewat tatapan tajam masing-masing.
Setelah upacara bendera kini disini lah ketiga gadis rusuh itu sekarang, KANTIN. Tempat favorit bagi siswa berandalan seperti Shenia and the gang!
SMA Manggala selalu memberikan waktu 15 menit untuk beristirahat setelah upacara, sebelum pelajaran dimulai. Tentu saja hal itu dimanfaatkan oleh siswa-siswi mereka.
"Haus banget gue... Berasa lari maraton," Ucap Shenia setelah meneguk habis air mineralnya hingga tandas, kosong. Tinggal botol!
"Kaya pernah ikut maraton aja," cibir Seema.
"Kagak pernah si hehe." Shenia menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal sama sekali.
"Guys gue kayaknya nggak ikut kelas deh pagi." Tantri berbicara dengan menimang bakso yang ia tusuk dengan garpu.
"Mau bolos Lo?" Selidik Seema sembari menoleh, karena mereka duduk bersebelahan.
"Ada perlu bentar, kalian bisa kan izinin gue?" Tanya Tantri memelas.
"Urusan apa sih, penting ya? Sok sibuk banget Lo kek pejabat." Shenia meremehkan.
"Gue mau ketemu temen kok, dan yang ada urusan bukan cuma pejabat!" Jawab Tantri enteng, dia juga mulai merapikan pakaiannya.
"Di jam pelajaran? Lo gila ya?" Seema tidak percaya, dia melotot tajam.
"Bentar doang, ya udah ya bye!" Tantri langsung melesat pergi, menjauh dari keduanya. Gadis itu kemudian menghilang di balik belokan kantin dan koridor sekolah.
"Dia kenapa?" Tanya Seema pada Shenia setelah kepergian salah satu sahabatnya. Dan Shenia hanya menggedikan bahunya tanda tidak tahu.
Ketika hendak menuju kelasnya Shenia menatap seorang cowok culun yang sedang di bully. Seragam yang basah karena es teh dan rambut acak-acakan membuat Shenia iba. Gadis itu kemudian mendekat padanya tanpa mengatakan sepatah kata pun pada Seema lebih dulu.
"Woy Lo semua, berhenti nggak!" Bentak Shenia.
Gerombolan cowok yang sedang mem bully 'mangsanya' itu menoleh, terkejut most wanted girl sekolah mereka menghampiri, karena biasanya gadis itu cuek pada siapa pun.
"Tenang dong baby, kita nggak nakal kok. Cuma lagi main-main sama tikus kecil," ucap pemuda yang diketahui bernama Haris sambil mengedipkan matanya genit.
"Pala lu bab beb gue bukan bebek," sungut Shenia. Lalu mata gadis itu tertuju pada si cowok culun yang tengah meringkuk ketakutan.
"Dan Lo juga kenapa diem, di bully itu lawan dong jangan pasrah gini," sambungnya sambil menatap cowok culun itu. Dia juga membantunya berdiri tegap.
Tak lupa Shenia menepuk-nepuk seragam sekolah pemuda itu yang kotor, ada bekas sepatu di beberapa titik membuat gadis bar-bar itu geram.
Seema yang tahu maksud Shenia mulai ikut membantu. Dia maju beberapa langkah dan menyilangkan tangan didepan dada.
"Kalian nggak usah sok geng disini, kita semua sama-sama siswa di SMA Manggala. So jangan pada belagu!" Seema menambahi.
"Jadi most wanted girl SMA Manggala lebih berpihak sama cowok cupu kaya dia? Nggak salah gue?" Tanya Haris dengan wajah yang jelas-jelas heran.
Shenia tersenyum miring, "Kalau iya kenapa? Yang jelas cowok cupu kaya dia jauh lebih menarik daripada Lo yang belagu!"
Sengaja Shenia mengatakan hal itu, karena memang Haris ini adalah salah satu siswa SMA Manggala yang berulang kali menyatakan cinta padanya. Meski berulangkali ditolak, berulang kali pula Haris akan mencoba cara lain, dan itu membuat Shenia muak!
Tidak terima akan hal itu Seema dan Shenia hendak di keroyok, empat remaja itu ingin memukul mereka berdua. Karena telah menganggu kesenangannya dan lagi Shenia lebih peduli pada si culun.
Dengan cepat Shenia dan Seema beraksi, mereka memang tidak termasuk dalam jajaran atlet bela diri tapi untuk sekedar menghadapi preman sekolah itu mudah!
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Ketua geng mereka, Haris sudah terkapar dihajar habis-habisan oleh Shenia. Sehingga anak buahnya langsung lari kocar-kacir dan diikuti Haris dengan sisa tenaganya juga ikut berlari.
"Lo nggak apa-apa kan?" Tanya Shenia khawatir pada cowok cupu yang baru saja dia tolong.
"Ng-nggak kok, aku baik-baik aja," jawab cowok cupu itu sambil menunduk. Tak berani menatap wajah Shenia.
"Kelas berapa Lo?" Tanya Shenia lagi, kali ini dengan nada yang dingin lagi datar.
"12 IPA 1."
"Oke, Gue anterin!"
Shenia langsung menggandeng cowok cupu itu, Seema yang melihatnya hanya melongo. Pasalnya Shenia tidak pernah seperti itu pada siapa pun, tapi kali ini ia dengan senang hati menolong cowok culun itu. Aneh bukan?
Tentu saja ada banyak pasang mata yang menatap Shenia heran, sedangkan yang ditatap cuek. Ini adalah pemandangan luar biasa.
'Gila sih si nerd itu digandeng sama Shenia.'
'shenia kesambet ya?'
'beruntung banget si cupu digandeng Shenia.'
'Shenia udah katarak, dia gandeng si nerd?'
Bla bla bla.
Itu lah yang Shenia dengar sepanjang koridor menuju kelas cowok culun yang ia gandeng itu, entah dorongan dari mana ia juga tidak tau. Rasanya ia ingin melindunginya, aneh bukan? Menyadari itu Shenia merasa geli.
"Udah sampai Lo hati-hati," ucap Shenia sambil melepas tangannya.
"Iya, makasih--" ucapannya menggantung.
Shenia paham cowok culun itu pasti tidak tahu namanya. Tampang culun semacam dia mana bisa kenal dengan seorang Shenia Ereshva Madia Putri Airlangga yang masuk jajaran most wanted girl di sekolahnya.
Kalaupun tahu, pasti sekedar nama untuk rupa tidak berani dan tidak akan pernah berani mencari tahu. Takut kena hajar dengan cowok-cowok yang 'memuja' Shenia, seolah gadis itu bidadari dari kayangan.
"Shenia, nama gue Shenia dari kelas 11 IPA 2. Itu pun kalau Lo mau tahu." Shenia mengatakannya sembari memperhatikan cowok itu dari atas sampai bawah.
"Ah iya.. aku Rafka. Terimakasih ya Shen," ucap Rafka sambil tersenyum sekilas.
Deg!
Astaga, Senyum nya!
"Shen... Tolong lepasin tangannya." Rafka menyadarkan Shenia dari lamunannya dan berusaha melepaskan tangan mereka.
"Eh sorry...yaudah kalau gitu gue cabut!" Shenia lekas menuju kelasnya dia rasa tidak bisa lama-lama disamping Rafka.
Di kelas Shenia hanya melamun, ia masih terbayang senyum Rafka yang bisa dia katakan manis. Belum ada yang pernah menarik perhatiannya, dari sekian banyak cowok yang mendekati dirinya. Semua sama saja, pasaran!
Seema melihat sahabatnya itu heran
"Kesambet Lo?" Ucap Seema mencolek lengan Shenia.
"Nggak. Setan mana berani sama gue?" Jawab Shenia. Dia mendongakkan kepalanya sombong.
Seema manggut-manggut, "Iya juga, Lo kan ratunya setan." Jawabnya tanpa rasa berdosa.
Ucapan Seema berhasil mendapat hadiah cubitan keras dari Shenia. Dan Seema hanya bisa berteriak keras karena kesakitan. "Sakit na, galak bener Lo!"
"Yang mulai siapa?" Tanya Shenia tak mau kalah.
"Gue," jawab Seema sembari menunjuk diri sendiri.
"Yaudah diem, terima aja. Lagian itu balasan buat orang yang suka cari ribut sama gue!"Shenia memalingkan wajahnya, dia mengangkat kakinya ke atas meja dan bersandar dengan santainya.
Seema mendengus kesal, kalau bukan sahabat ia pasti akan meninju wajah Shenia. "Sejak kapan gue jadi budaknya grandong kaya Shenia?"
Bab 1 First Impression
11/10/2023
Bab 2 Rafka, Namanya
11/10/2023
Bab 3 Shenia si Pemaksa
11/10/2023
Bab 4 Menepati Janji
11/10/2023
Bab 5 Shenia Sakit
13/10/2023
Bab 6 What is Devito
13/10/2023
Bab 7 Misi Dévito
14/10/2023
Bab 8 Misi Yang Gila
16/10/2023
Bab 9 Kedatangan Rafka
24/10/2023
Bab 10 Bertemu di misi yang sama
30/10/2023
Bab 11 Astro
08/02/2024
Bab 12 Shenia Berulah
08/02/2024
Bab 13 Masuk Dalam Kehidupannya
08/02/2024
Bab 14 Lagi-lagi Misi
10/02/2024
Bab 15 Les Matematika
10/02/2024
Bab 16 Konser Dadakan
10/02/2024
Bab 17 Aksi Penolakan
10/02/2024
Bab 18 Curiga
10/02/2024
Bab 19 Pasca Serangan
10/02/2024
Bab 20 Shenia dan segala tingkahnya
10/02/2024
Bab 21 Luka yang sama
11/02/2024
Bab 22 Rafka atau Alva
12/02/2024
Bab 23 Penyamaran
13/02/2024
Bab 24 What's wrong with you, Shenia
14/02/2024
Bab 25 Misi Lain Shenia
15/02/2024
Bab 26 Pernyataan tak terduga!
16/02/2024
Bab 27 Gerak Cepat!
16/02/2024
Bab 28 Hobi Rafka
17/02/2024
Bab 29 Sisi Lain Rafka
17/02/2024
Bab 30 Terlalu Lemah Katanya
19/02/2024
Bab 31 Obat yang MANIS
19/02/2024
Bab 32 Bangkitnya Astro
20/02/2024
Bab 33 Asumsi Angel Dévito
20/02/2024
Bab 34 Menunggu Penyelamat
21/02/2024
Bab 35 Bagaimana Bisa
23/02/2024
Bab 36 Aku Jatuh Lagi
23/02/2024
Bab 37 Mencium Pergerakan Astro
24/02/2024
Bab 38 Langkah Awal
24/02/2024
Bab 39 Bermain-main Dengannya
25/02/2024
Bab 40 Siapa Kamu Sebenarnya
26/02/2024