Is This Love?

Is This Love?

Aya Emily

5.0
Komentar
61
Penayangan
30
Bab

Farrel Aditama Effendi. Muda, tampan, dan kaya yang hobinya bersenang-senang. Dia selalu tampak ramah karena senyum tidak pernah lepas dari bibir merahnya. Berbeda dengan Fachmi, saudara kembarnya yang tampak kaku, keras, dan sulit didekati. Namun siapa sangka, bahwa seorang Farrel memiliki perasaan memiliki yang kental pada kakak kembarnya. Dia tidak rela Fachmi menikah karena baginya, Fachmi adalah belahan jiwanya, miliknya. Alhasil, Farrel selalu mengupayakan segala cara untuk menggagalkan rencana pertunangan Fachmi. Seperti saat ini, seorang wanita yang tampak rapuh dan lembut berusaha merebut Fachminya. Farrel tidak akan membiarkan hal itu. Dia akan menendang wanita itu jauh-jauh dari kehidupan Fachmi. Tapi bagaimana jadinya jika dirinya sendiri yang terjebak? Dia malah jatuh cinta pada wanita itu padahal dirinya sedang berpura-pura menjadi Fachmi. Apa yang akan terjadi jika wanita itu tahu bahwa lelaki yang selama ini menemani hari dan err...malamnya, bukanlah tunangannya? Bagian dari Trilogy of Love Chaser 1. Is This Love? (Farrel Aditama Effendi) 2. Since I Found You (Juan Keegan) 3. Accidentally Wedding (Fachmi Aditama Effendi)

Bab 1 Prolog

Desah nafas dua manusia yang sedang bergumul di atas ranjang memenuhi penjuru kamar. Sesekali terdengar erangan dan pekik kenikmatan saat keduanya bergerak seirama dalam tarian sensual.

Keringat membasahi tubuh keduanya hingga membuat mereka tampak berkilau di bawah cahaya lampu. Begitu liar dan panas. Saling memagut dan mencecap dengan tubuh menempel erat, membuat ranjang besar itu tampak amat berantakan.

BRAK.

Sepasang pria dan wanita yang masih berada di atas ranjang menghentikan aksi mereka dengan kaget. Perhatian keduanya langsung tertuju ke arah pintu yang baru saja dibuka dengan keras.

"Fa-Fachmi?" wanita di atas ranjang yang masih berada di bawah himpitan seorang lelaki terbalalak kaget. Dia tidak menyangka bahwa kekasihnya akan datang ke apartemennya sekarang. Padahal lelaki itu bilang akan pergi ke luar kota selama satu minggu. Dan sekarang baru dua hari sejak kepergiannya.

"Oh, hai Kak." Berbeda dengan si wanita yang tampak ketakutan, lelaki di atas tubuhnya dengan santai menyapa lelaki yang dipanggil Fachmi lalu menjauh dari si wanita. Tanpa memedulikan ketelanjangannya, lelaki itu mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai lalu memakainya.

Wanita di atas ranjang yang kini wajahnya memucat segera menarik selimut lalu ia lilitkan untuk menutupi tubuh telanjangnya. Tergesa-gesa ia menghampiri Fachmi yang mematung di ambang pintu dengan mata berkilat tajam dan ekspresi dingin.

"Fachmi, jangan salah paham. Aku bisa jelaskan." Mata wanita itu berkaca-kaca. Dia mengatupkan kedua tangan di depan dada dalam posisi memohon.

"Aku beri waktu lima menit untukmu menjelaskan." Ujar Fachmi dengan nada yang bisa membekukan. Tatapannya tertuju lurus pada sang adik kembar yang masih merapikan pakaiannya sambil bersiul santai.

Wanita itu tampak lega. Otaknya langsung berputar cepat merangkai kata. "Saat Farrel datang, aku pikir itu kau. Kalian kembar identik hingga aku sulit membedakan. Dan dia-"

"Wow, pembelaan diri yang bagus!" Farrel memotong ucapan wanita itu sambil bertepuk tangan. "Seingatku kau langsung menyadari bahwa aku Farrel karena kau tahu betul Fachmi sedang ke luar kota." Lalu dia berbicara pada sang Kakak tanpa rasa bersalah. "Anggap saja dia jujur. Lalu Kak, apa kau yakin akan menikahi wanita yang tidak bisa membedakan kita berdua? Bisa saja setelah menikah dia menyerangku di sembarang tempat dengan alasan mengira aku adalah dirimu."

"Bajingan kau, Farrel! Kau yang menggodaku tadi!" wanita itu tampak ingin mencakar wajah penuh senyum milik Farrel.

"Aku tidak menyangkal, dan kau juga tidak menolak." Farrel menyeringai. "Ah, kau ini plin-plan sekali. Cukup gunakan satu alasan. Jadi yang mana yang benar? Kau mengira aku adalah Fachmi atau aku yang menggodamu hingga kau tidak bisa menolak meski tahu bahwa aku calon adik iparmu?"

Wanita itu tidak bisa berkata-kata lagi menghadapi sikap bajingan Farrel. Dia beralih pada Fachmi, memegang erat tangan lelaki itu. "Aku tahu dia adik kembarmu-"

"Anak kecil juga tahu setelah melihat wajah kami." Lagi-lagi Farrel memotong.

Wanita itu mengertakkan gigi tapi kali ini mengabaikan ocehan Farrel. "Ya, dia memang adikmu. Tapi apa kau masih lebih percaya padanya daripada aku setelah mendengar sendiri dia mengakui bahwa dirinya menggoda calon kakak iparnya dan masih berani berbicara santai seperti sekarang? Walau dia adikmu, dia adalah bajingan yang tidak bisa dipercaya."

Fachmi menunduk menatap jam di pergelangan tangannya. "Tepat lima menit. Sekarang giliranku bicara." Fachmi menyentak tangannya hingga terlepas dari genggaman wanita itu. Tatapannya yang sedari tadi fokus pasa sang adik kini beralih pada wanita yang berdiri di hadapannya. "Ada tiga hal yang paling kubenci. Pertama, berbohong. Kedua, berkhianat. Yang terakhir, menghina keluargaku. Dan kau telah melakukan semua yang kubenci itu.

"Katakan pada seluruh anggota keluargamu bahwa rencana pertunangan kita batal. Jangan ada yang datang padaku untuk memohon agar pertunangan ini dilanjutkan. Kecuali kalian ingin kupermalukan di depan umum." Selesai berkata demikian, Fachmi berbalik keluar dari kamar.

Farrel tampak senang mendengar sang Kakak membatalkan rencana pertunangan. Dia bahkan terkekeh geli saat mantan calon tunangan Fachmi menangis.

Mendengar tawa Farrel, wanita itu menoleh lalu melemparkan tatapan membunuh ke arah lelaki yang telah menghancurkan impiannya untuk bisa menikah dengan Fachmi Aditama Effendi, pengusaha muda, kaya, dan tampan.

"Sebenarnya apa yang kau inginkan? Aku tidak pernah berbuat salah padamu."

Farrel berkacak pinggang, masih dengan gaya santainya. "Sayangnya kau punya dua kesalahan. Pertama, tergoda olehku. Dan yang kedua," mendadak sikap cengengesan Farrel berubah. Matanya tajam dan ekspresinya jauh lebih menyeramkan dari sang Kakak. "Berusaha mengambil Fachmi dariku."

Wanita itu terbelalak mendengar penjelasan Farrel. "Kau menyukai kakakmu sendiri?" wanita itu menutup mulutnya tak percaya. Bukankah itu berarti Farrel mengidap brother complex dan penyuka sesama jenis?

Farrel tidak berusaha menjelaskan dan hanya mengangkat bahu. "Pernah dengar bahwa orang kembar itu memiliki satu jiwa yang terbagi? Begitulah aku dan kakakku. Kami adalah satu jiwa yang terbagi dua. Karena itu, tak akan kubiarkan siapapun merebut belahan jiwaku. Hanya aku yang boleh menerima seluruh perhatian Fachmi. Hanya aku yang akan menemani di sisinya."

Selesai berkata demikian, sikap menyeramkan Farrel berubah kembali. Seolah tadi ada sosok lain yang menempati raganya. Dia tersenyum seraya mengedipkan sebelah mata pada wanita yang memandangnya ngeri. Kemudian ia keluar kamar sambil bersiul pelan.

Ini bukan pertama kalinya Farrel menggagalkan rencana pertunangan Fachmi. Dia sama sekali tidak khawatir Fachmi akan membencinya. Kakaknya itu hanya akan memukulnya satu kali, tidak bicara selama seminggu, lalu hubungan mereka kembali seperti semula.

Apakah Farrel Gay?

Sama sekali tidak. Dia amat sangat normal. Dia sendiri akan bergidik ngeri jika harus membayangkan berhubungan badan dengan Fachmi.

Lalu apakah Farrel mengidap brother complex?

Tentu saja tidak. Dia sama sekali tidak keberatan sang Kakak menjalin hubungan satu atau dua malam dengan para wanita.

Lalu kenapa?

Farrel hanya tidak suka membayangkan Fachmi menikah lalu mencurahkan seluruh perhatian pada istrinya kelak. Dia ingin jadi satu-satunya yang diperhatikan dan dipedulikan Fachmi. Karena Fachmi adalah belahan jiwanya, miliknya.

---------------------

~~>> Aya Emily <<~~

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Aya Emily

Selebihnya

Buku serupa

Dilema Cinta Penuh Nikmat

Dilema Cinta Penuh Nikmat

Juliana
5.0

21+ Dia lupa siapa dirinya, dia lupa siapa pria ini dan bahkan statusnya sebagai calon istri pria lain, yang dia tahu ialah inilah momen yang paling dia tunggu dan idamkan selama ini, bisa berduaan dan bercinta dengan pria yang sangat dia kagumi dan sayangi. Matanya semakin tenggelam saat lidah nakal itu bermain di lembah basah dan bukit berhutam rimba hitam, yang bau khasnya selalu membuat pria mabuk dan lupa diri, seperti yang dirasakan oleh Aslan saat lidahnya bermain di parit kemerahan yang kontras sekali dengan kulit putihnya, dan rambut hitammnya yang menghiasi keseluruhan bukit indah vagina sang gadis. Tekanan ke kepalanya Aslan diiringi rintihan kencang memenuhi kamar, menandakan orgasme pertama dirinya tanpa dia bisa tahan, akibat nakalnya lidah sang predator yang dari tadi bukan hanya menjilat puncak dadanya, tapi juga perut mulusnya dan bahkan pangkal pahanya yang indah dan sangat rentan jika disentuh oleh lidah pria itu. Remasan dan sentuhan lembut tangan Endah ke urat kejantanan sang pria yang sudah kencang dan siap untuk beradu, diiringi ciuman dan kecupan bibir mereka yang turun dan naik saling menyapa, seakan tidak ingin terlepaskan dari bibir pasangannya. Paha yang putih mulus dan ada bulu-bulu halus indah menghiasi membuat siapapun pria yang melihat sulit untuk tidak memlingkan wajah memandang keindahan itu. Ciuman dan cumbuan ke sang pejantan seperti isyarat darinya untuk segera melanjutkan pertandingan ini. Kini kedua pahanya terbuka lebar, gairahnya yang sempat dihempaskan ke pulau kenikmatan oleh sapuan lidah Aslan, kini kembali berkobar, dan seakan meminta untuk segera dituntaskan dengan sebuah ritual indah yang dia pasrahkan hari ini untuk sang pujaan hatinya. Pejaman mata, rintihan kecil serta pekikan tanda kaget membuat Aslan sangat berhati hati dalam bermanuver diatas tubuh Endah yang sudah pasrah. Dia tahu menghadapi wanita tanpa pengalaman ini, haruslah sedikit lebih sabar. "sakit....???"

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Gavin
5.0

Aku adalah Alina Wijaya, pewaris tunggal keluarga Wijaya yang telah lama hilang, akhirnya kembali ke rumah setelah masa kecilku kuhabiskan di panti asuhan. Orang tuaku memujaku, suamiku menyayangiku, dan wanita yang mencoba menghancurkan hidupku, Kiara Anindita, dikurung di fasilitas rehabilitasi mental. Aku aman. Aku dicintai. Di hari ulang tahunku, aku memutuskan untuk memberi kejutan pada suamiku, Bram, di kantornya. Tapi dia tidak ada di sana. Aku menemukannya di sebuah galeri seni pribadi di seberang kota. Dia bersama Kiara. Dia tidak berada di fasilitas rehabilitasi. Dia tampak bersinar, tertawa saat berdiri di samping suamiku dan putra mereka yang berusia lima tahun. Aku mengintip dari balik kaca saat Bram menciumnya, sebuah gestur mesra yang familier, yang baru pagi tadi ia lakukan padaku. Aku merayap mendekat dan tak sengaja mendengar percakapan mereka. Permintaan ulang tahunku untuk pergi ke Dunia Fantasi ditolak karena dia sudah menjanjikan seluruh taman hiburan itu untuk putra mereka—yang hari ulang tahunnya sama denganku. "Dia begitu bersyukur punya keluarga, dia akan percaya apa pun yang kita katakan," kata Bram, suaranya dipenuhi kekejaman yang membuat napasku tercekat. "Hampir menyedihkan." Seluruh realitasku—orang tua penyayang yang mendanai kehidupan rahasia ini, suamiku yang setia—ternyata adalah kebohongan selama lima tahun. Aku hanyalah orang bodoh yang mereka pajang di atas panggung. Ponselku bergetar. Sebuah pesan dari Bram, dikirim saat dia sedang berdiri bersama keluarga aslinya. "Baru selesai rapat. Capek banget. Aku kangen kamu." Kebohongan santai itu adalah pukulan telak terakhir. Mereka pikir aku adalah anak yatim piatu menyedihkan dan penurut yang bisa mereka kendalikan. Mereka akan segera tahu betapa salahnya mereka.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku