Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Miss Villainess Is Wealthy

Miss Villainess Is Wealthy

Skyler Artemis

5.0
Komentar
1
Penayangan
25
Bab

"Kita akan menikah selama dua tahun. Dalam dua tahun pernikahan ini, aku akan melindungimu dari Keluarga Meyer dan memberikan sejumlah uang padamu setiap bulannya. Namun, kamu jangan mengharapkan lebih dariku apalagi sampai berharap aku mencintaimu!" Valerie yang seharusnya mati menemukan dirinya terbangun kembali di kehidupan pertamanya, tepat sebelum sebuah tragedi yang merenggut nyawanya terjadi. Tragedi yang membuatnya mati berhasil dihindari, tetapi Valerie malah menemukan dirinya terkena skandal cinta satu malam dengan Cedric, seorang pemuda misterius dengan identitas yang tidak biasa. Dan skandal itu membuat Cedric dan Valerie melakukan pernikahan kontrak. Valerie berpikir kalau semuanya akan baik-baik saja, tetapi gadis yang tidak beruntung itu juga menemukan kalau waktu hidupnya tidak lama lagi. Drama demi drama menerpa kehidupan Valerie, menguji ketegaran hatinya. Apa yang harus Valerie lakukan untuk bertahan hidup? Lalu bagaimana dengan hubungannya dengan pemuda misterius yang bernama Cedric itu?

Bab 1 Terlahir Kembali

"Jennie, bagaimana kalau Valerie terbangun dan menemukan kita adalah pelakunya?" Sebuah suara seorang pemuda terdengar, nadanya mengisyaratkan keraguan serta rasa takut yang dimilikinya.

"Apa yang kau takutkan?! Dia hanyalah anak haram dari Keluarga Meyer, anak dari seorang wanita jalang yang merebut suami orang lain. Kau ikuti saja perintahku, dia tidak akan bangun meskipun gempa bumi terjadu!!" Seorang gadis muda menghardik pemuda itu, membungkam suara protes dan juga keraguan yang dimilikinya.

Gadis itu menambahkan lagi. "Daripada takut dengan gadis jalang ini, lebih baik kita ikuti perintah dari Nona Muda yang sebenarnya. Kita bawa gadis jalang ini ke kamar orang itu, biarkan dia merasakan menjadi seorang pelacur seperti ibunya."

Ucapan gadis itu terdengar begitu kasar, sama sekali tidak memiliki belas kasihan terhadap orang yang bernama Valerie tersebut. Tidak hanya ucapannya yang kasar, sorot mata tajam dan penuh akan kebencian pun juga tidak dia sembunyikan seperti sebelumnya.

"Hei, sebagai kekasihnya saja aku belum pernah menikmati tubuhnya, dan sekarang dia harus dikirimkan ke kamar Bos Walker untuk melayani pria tua itu. Terlalu murah bagi orang mesum seperti Bos Walker," desah si pemuda yang diikuti oleh penyesalan kecil di sana.

"Diam, kalau kau ingin hidup baik dan masa depan yang dijanjikan oleh Nona Muda, aku sarangkan kau tidak memiliki pemikiran yang aneh-aneh tentang gadis ini?!" tunjuk si gadis dengan nada yang galak.

Pemuda itu tersenyum kikuk, dia dengan segera meletakkan Valerie di atas ranjang yang ada di kamar hotel itu. Melihat wajah cantik milik gadis yang masih tidak sadarkan diri itu, si pemuda menghela napas panjang, rasa penyesalan yang dia miliki sebelumnya kembali lagi. Bukan karena dia menyesal sebab telah mendorong Valerie ke neraka yang akan gadis itu hadapi, tetapi menyesal karena dia belum sempat meniduri gadis ini sebelum mengirimkannya ke kamar Bos Walker.

"Mana aku berani. Aku memilikimu yang jauh lebih seksi daripada Valerie. Oke, kita sudah selesai melaksanakan perintah Nona Muda dan bisa pergi sekarang juga," bujuk si pemuda dengan senyum kecil.

Si pemuda segera menarik gadis galak itu untuk pergi menjauh, mereka tidak ingin Bos Walker datang dan mendapati mereka berdua masih ada di sana. Nona muda yang mereka maksud telah mengatur semuanya, mereka hanya memastikan Valerie terbius dan mengirimkannya ke kamar ini, setelahnya bukan lagi urusan mereka berdua.

"Kau ingat itu. Orang ini adalah seorang jalang, jangan memikirkannya lagi atau aku tidak akan memaafkanmu. Kau adalah kekasihku, bukan milik gadis jalang itu!!!" papar si gadis itu lagi.

"Oke...oke... aku akan mengingatnya. Ayo kita pergi sekarang!!" ajak si pemuda.

Suara mereka berdua semakin samar-samar terdengar setelah mereka pergi dari kamar itu. Saat pintu kamar hotel di depan sana terdengar tertutup, sosok gadis cantik yang tidak sadarkan diri di atas tempat tidur tadi tiba-tiba membuka kedua matanya, memperlihatkan sepasang mata biru langit yang begitu cemerlang.

Gadis cantik yang katanya dibius oleh dua orang tadi tidak sepenuhnya tertidur, pandangannya sedikit kabur karena efek obat itu masih ada dalam tubuhnya. Dia masih tersadar karena kontrol dirinya yang sangat kuat memaksa dirinya untuk tidak larut oleh efek obat bius yang diberikan padanya.

Perlahan-lahan kesadaran gadis cantik itu kembali pada dirinya, pengaruh obat bius yang diberikan padanya mulai memudar.

"Brengsek," umpat gadis cantik itu. Suaranya yang merdu dan lirih itu pun terdengar dalam kamar hotel tempatnya berada.

Valerie Meyer menatap langit-langit kamar hotel mewah tersebut, kemudian dia menoleh ke arah gaun biru yang melekat pada tubuhnya. Gaun biru yang dikenakan Valerie terasa sangat asing tetapi secara bersamaan menggugah ingatan terdalam yang gadis itu miliki.

"Apa ini artinya aku kembali lagi?" tanya Valerie, dia menepuk kedua pipi lalu melihat dua tangannya.

Kabut delusi yang menyelimuti otak Valerie memudar, semua ingatan yang terkubur pun kembali dia ingat. Gaun biru yang tengah dikenakannya adalah gaun yang melekat pada tubuhnya untuk terakhir kalinya di kehidupan pertama.

Gadis itu masih ingat kalau di kehidupan pertamanya Valerie juga terbangun pada saat-saat seperti ini. Dia mendapati dirinya diberikan kepada Bos Walker, seorang CEO perusahaan real estate besar yang telah berusia lima puluh tahun dan terkenal sangat mesum. Bos Walker menyukai bermain dengan gadis-gadis muda seperti Valerie, bahkan dia tidak segan untuk menyiksa mereka sampai mati demi kesenangannya.

Valerie menoleh ke arah kaca jendela yang tidak jauh dari sana, dari pantulan kaca dia melihat sosok seorang gadis muda dengan paras cantik balik menatapnya. Rambut panjang bergelombang berwarna kecokelatan, lalu sepasang mata biru langit itu. Paras yang begitu familier untuknya menatap Valerie balik dari pantulan kaca jendela.

"Ini adalah dunia asalku, di mana seharusnya aku berada," gumam Valerie kepada dirinya sendiri. Ada rasa penuh ketidakpercayaan muncul dalam hatinya, tetapi perasaan tersebut perlahan-lahan berubah menjadi sebuah keyakinan.

Valerie mengalami apa yang namanya reinkarnasi, dia kembali ke kehidupan awalnya setelah mengalami sebuah tragedi yang merenggut nyawanya di tempat pertama. Dan malam ini adalah awal mula tragedi dalam hidup Valerie terjadi.

Gadis yang mengatakan Valerie sebagai 'jalang' barusan adalah Jennifer, sahabat baik Valerie. Lalu pemuda yang bersama dengan Jennifer adalah Andy, kekasih Valerie yang sudah bersama dengannya sejak dua tahun yang lalu. Di kehidupan pertamanya, Valerie yang bangun telat pada waktu itu tidak mendengarkan pembicaraan Andy dan Jennifer beserta rencana mereka untuknya, tetapi hal itu berbeda sekarang ini.

Tidak ada yang menyangka kalau sahabat baik dan kekasihnya akan mengkhianati Valerie seperti ini. Mereka tega menjualnya kepada seorang bos mesum untuk dijadikan mainan.

Kalau Valerie yang mengetahui fakta ini adalah dirinya yang masih lugu dan tidak mengalami pahitnya tragedi yang melanda dirinya, kemungkinan besar Valerie akan merasa sedih karena pengkhianatan dua orang terdekatannya tersebut. Tetapi yang berada sekarang adalah Valerie yang telah mengalami reinkarnasi sebanyak dua kali, tiga kali dengan sekarang ini.

Valerie memejamkan kedua mata, dia mengambil napas dalam-dalam lalu menghembuskannya. Ketika Valerie membuka kedua matanya kembali, sepasang mata biru langit yang selalu terlihat lugu dan begitu bersih tersebut berubah menjadi dingin.

Namun semuanya belum terlambat, Valerie mengatakannya dalam hati. Dia bisa memberi mereka pelajaran yang tidak akan terlupakan nantinya. Tuhan memberinya kesempatan kedua untuk kembali hidup di dunia ini, tidak ada yang menyangka kalau Valerie akan terlahir kembali pada malam kejadian yang akan menewaskan dirinya terjadi.

Sebelum Valerie bisa berpikir jauh lagi, suara pintu terbuka dari depan mulai terdengar, lalu diikuti oleh langkah kaki yang terburu-buru datang ke sini. Valerie kembali memejamkan mata, berpura-pura tidur layaknya orang yang masih tidak sadarkan diri.

Area pinggir tempat tidur tertekan, seseorang duduk di sana dan tengah menatap Valerie dengan sepasang mata panas. Aroma alkohol yang cukup menusuk hidung juga tercium, bahkan napas yang begitu memburu dari orang itu tidak luput dari pendengaran tajam Valerie.

Dalam hati Valerie mengernyit penuh jijik, orang ini tidak lain adalah Bos Walker yang ingin menidurinya. Bos Walker adalah orang yang membuatnya terjun dari jendela untuk menjaga kesuciannya pada waktu itu.

"Gadis ini cantik sekali, begitu berbeda dengan orang-orang yang pernah kutiduri sebelumnya. Tubuh molek ini pasti nikmat sekali, aku sudah tidak sabaran lagi untuk menyentuhnya," seru Bos Walker.

Wajah Bos Walker yang berminyak dan bengkak akibat lemak yang tertimbun kini merona merah, dan sepasang mata miliknya diselimuti oleh nafsu yang tidak lagi terbendung. Pria tua berbadan gemuk itu merasakan gairahnya memuncak ketika melihat sosok Valerie yang terbaring di atas tempat tidurnya.

Karena tidak sabaran untuk menyentuh gadis cantik ini, Bos Walker pun mengulurkan tangan ke depan untuk mengoyak gaun biru yang melekat di tubuh Valerie.

Sebelum tangan itu menyentuh gaun Valerie, sebuah tangan dengan jari lentik menggenggam pergelangan tangan Bos Walker, membuat sang bos terkejut setengah mati. Tangan itu begitu mungil bila dibandingkan dengan milik Bos Walker yang jauh lebih besar, namun yang begitu mengejutkan Bos Walker adalah cengkeraman tangan itu begitu kuat sampai dia tidak bisa melepaskannya.

Bos Walker meringis kesakitan, cengkeraman tangan yang begitu erat dan kuat tersebut memiting tangannya dengan sempurna, dan si pemilik tangan yaitu Valerie kini bangkit dari posisi tidurannya di atas tempat tidur.

"Apa yang kau lakukan? Lepaskan tanganku aawww....." jerit Bos Walker kesakitan.

Wajah berminyak milik sang bos meringis, mengungkapkan ekspresi penuh sakit akibat cengkeraman yang kuat dan terasa hampir mematahkan tangannya tersebut.

Bos Walker ingin berontak. Akan tetapi sosok gendut yang hanya tahu bersenang-senang saja tidak bisa dibandingkan dengan Valerie yang lebih muda dan enerjik. Walaupun tubuh Valerie jauh lebih lemah sekarang ini, tetapi dia tidak memiliki masalah untuk menghadapi Bos Walker yang mesum ini.

"Apa kau tahu siapa aku? Aku bisa membuatmu menderita. Akh.. akh.. akhh...." Ucapan yang keluar dari mulut Bos Walker terpotong oleh rintihan sakit. Wajahnya pucat dan bibirnya membiru. "Lepaskan... lepaskan... tanganku sakit!!!"

Valerie menendang Bos Walker dan membuat tubuh besar itu terlempar sejauh dua meter ke depan. Gadis itu beranjak dari tempat tidur, dia mengambil sebuah botol anggur yang terletak di atas meja nakas dan memecahkan ujung bawahnya. Warna merah anggur menghiasi area tajam botol yang tidak rata tersebut.

"James Walker, 58 tahun, seorang pengusaha di bidang real estate dengan omset lebih dari 200 juta dollar per tahun," kata Valerie untuk pertama kalinya. Suara gadis itu begitu dingin seperti sebuah es yang tidak bisa melumer, tetapi dalam dinginnya es tersebut tersimpan sebuah nyala api yang membara.

Bos Walker yang ditatap oleh Valerie seperti itu langsung berkeringat dingin. Nafsu yang dimilikinya saat melihat Valerie pertama kali langsung menghilang entah ke mana, tergantikan oleh perasaan was-was yang berujung pada kekhawatiran. Dia melihat gadis itu berjalan ke arahnya dengan membawa pecahan botol anggur yang pinggirannya sangat tajam.

Valerie mengarahkan pecahan botol yang dipegangnya ke arah Bos Walker. Bibirnya menyunggingkan sebuah senyum miring, penuh dengan ancaman kalau Valerie tidak akan segan untuk melukai pria itu kalau dia menemukan Bos Walker mencoba untuk melawan.

"Bos Walker sama sekali tidak tahu malu, ingin menyentuh seorang gadis muda yang usianya pantas menjadi putrimu. Apakah ini yang disebut sebagai hilangnya moral manusia?" sahut Valerie.

Wajah Bos Walker memerah, matanya yang terlihat kecil akibat tertimbun lemak pipi menatap sosok Valerie dengan penuh amarah. Mulut gadis kecil ini sangat busuk, dia tidak akan memberi gadis ini ampun ketika sang gadis jatuh ke tangannya, pikir Bos Walker.

Valerie mengabaikan tatapan Bos Walker yang diberikan padanya. Langkah kaki Valerie tidak terburu-buru, pecahan botol di tangannya diayunkan perlahan-lahan layaknya sebuah mainan. Bos Walker yang melihat pecahan botol di tangan Valerie merasa ngeri.

"Apa kau mengetahui hal menarik apa yang kutemukan mengenai dirimu, Bos?" tanya Valerie setengah menggoda.

Bos Walker menelan ludah, sebuah perasaan tidak enak tiba-tiba saja muncul dalam hatinya saat pertanyaan itu dilontarkan padanya. Dan kilatan jenaka yang muncul di kedua mata biru langit milik Valerie semakin membuatnya takut.

"A-apa??" Bos Walker terbata ketika menjawab pertanyaan Valerie.

"Sepuluh tahun lalu untuk menutupi kegagalan proyek yang dibangun di sebelah utara Milford, Bos Walker tidak segan untuk menyuap pihak administrasi pembangunan kota. Manajemen perusahaan yang Bos Walker pimpin bisa dikatakan terlihat bagus tetapi bagian dalamnya sangat memprihatinkan. Penyuapan, korupsi, dan juga penunggakan pajak tahunan semuanya lengkap di dalamnya," jelas Valerie, dia menjabarkan semua rahasia kotor dalam perusahaan real estate yang dimiliki Bos Walker.

Wajah pria itu memucat, kedua mata kecilnya juga membulat sempurna saat satu per satu rahasia yang perusahaannya miliki keluar dari mulut Valerie. Bagaimana gadis itu bisa tahu?

"Ahh... itu hanya sebagian kecilnya saja. Kehidupan pribadi Bos Walker sendiri juga penuh dengan warna, sampai aku yang mengetahuinya saja merasa 'kagum' dan memberikan tepuk tangan padamu," imbuh Valerie.

Pecahan botol tajam diayunkan dengan begitu santai oleh Valerie, dan jarak bagian tajam tersebut kurang dari sepuluh sentimeter dari hidung Bos Walker. Ketika pria itu mencoba untuk menghindar dengan berjalan ke belakang, punggungnya bersentuhan langsung dengan dinding, dia tidak bisa menghindar lagi.

"Jangan main-main, yang kau ucapkan itu hanyalah omong kosong belaka. Kau tidak bisa menuduhku tanpa ada bukti yang jelas!!" sanggah Bos Walker yang mencoba untuk membela diri.

Jangankan merasa terpojok, senyum di bibir Valerie terlihat melebar, kemudian kilatan di kedua manik seindah birunya langit itu pun bertambah cemerlang.

"Bagaimana mungkin aku tidak mempunyai bukti, firewall di komputer perusahaan Bos Walker sangat mudah untuk dibobol dan aku menemukan banyak hal menarik di sana. Aku bisa mengirimkannya pada emailmu sekarang juga," ujar Valerie dengan santai.

Setelah Valerie menyelesaikan kalimatnya, dia mengucapkan sebuah perintah dalam hati.

"Glory, kirimkan beberapa barang bukti yang kau ambil dari komputer pribadi pria tua ini ke emailnya sekarang!" pinta Valerie kepada Glory.

Glory adalah sebuah sistem yang telah menemani Valerie dalam petualangannya di beberapa dunia setelah gadis itu tewas di kehidupan pertamanya. Dan sistem tersebut masih melekat pada jiwanya setelah Valerie berhasil menyelesaikan misi terakhir dan kembali ke dunia asalnya ini.

Bos Walker tidak percaya dengan ucapan Valerie, dia beranggapan gadis itu hanya menggertak dirinya. Namun suara denting dari ponsel pintarnya mengubah segalanya, itu adalah suara notifikasi untuk memberitahukan kalau sebuah email masuk padanya. Pria itu mengambil ponsel pintarnya dari dalam saku celana, tetapi untuk membukanya dia masih ragu.

"Ayo dibuka!" bujuk Valerie. "Bos Walker tidak perlu malu."

Dengan tubuh yang bercucuran keringat dingin serta hati yang begitu dingin, Bos Walker yang masih gemetaran pun membuka email yang barusan diterimanya di kotak masuk. Sebuah file singkat tercantum dalam email itu, dan ketika Bos Walker membaca email itu, dia merasa tubuhnya seperti jatuh dalam air es yang begitu dingin.

Sebagian kecil bukti penggelapan, korupsi, penunggakan pajak perusahaan beberapa tahun terakhir, dan masih banyak lagi tertera di sana. Bagaimana bisa gadis ini mendapatkan semua bukti ini? Bukankah seharusnya bukti-bukti yang bisa membahayakan perusahaan dan dirinya sudah dihancurkan?

Apabila semua ini jatuh ke pesaing perusahaannya apalagi pihak berwenang dari pemerintahan, Bos Walker sangat yakin dirinya akan berakhir dan perusahaan yang dia bangun mulai dari awal akan mengalami kebangkrutan.

Bukti penggelapan dan lain sebagainya yang Bos Walker terima tersebut jauh lebih efektif untuk membuatnya takut ketimbang pecahan botol tajam yang diacungkan padanya.

Kedua tangan Bos Walker bergetar, wajahnya pucat pasi seperti orang yang ingin pingsan saat itu juga, dan jantungnya berdetak begitu cepat. Dia ingin pingsan, menganggap semua ini tidak lebih dari sebuah mimpi buruk yang akan hilang ketika terbangun.

"Kalau Bos Walker berpikir untuk menghapus semua bukti-bukti dari sistem komputer perusahaan, aku sarangkan kau urungkan niat itu. Aku sudah mendownload semuanya, yang kukirimkan itu adalah versi sederhananya. Bos Walker bisa membayangkan bagaimana versi lengkapnya dan apa yang terjadi bila semua itu tersebar ke publik," ujar Valerie.

Ucapan Valerie membuat Bos Walker kembali pada kenyataan, niatnya untuk menghapus semua bukti kejahatannya dari sistem komputer langsung ciut. Dia menatap gadis cantik bergaun biru di depannya itu dengan tatapan penuh ketidakpercayaan, bibirnya merengut dan ingin tertawa penuh ironi, namun ekspresi Bos Walker jauh lebih jelek dibandingkan ekspresi menangisnya.

"Ba-bagaimana kau bisa mendapatkan semua ini???" tanya Bos Walker, napasnya tercekat dan membuatnya hampir sulit bernapas akibat kejutan demi kejutan yang diterimanya.

Valerie meletakkan telunjuk kirinya di depan bibir, sementara tangan kanannya masih bergeming di tempat di mana dia tetap menodongkan pecahan botol di hadapan Bos Walker.

"Hush... kau tidak perlu tahu dari mana aku bisa mendapatkannya. Yang terpenting di sini, semua bukti sudah bisa Bos Walker lihat. Aku harap Bos Walker adalah orang yang bijak dan tahu mana yang harus dia pilih," jawab Valerie.

"Apa yang kau inginkan?" tanya Bos Walker, pada akhirnya dia menyerah.

Bos Walker menyesal karena menuruti hawa nafsunya. Apabila Bos Walker tidak tergoda oleh bujukan anak bau kencur untuk bersenang-senang dengan seorang gadis yang sudah disiapkannya demi proyek, maka dia tidak akan berada dalam situasi seperti sekarang ini.

Tidak hanya Valerie tidak segan untuk melukainya, gadis ini juga memiliki bahan bukti yang bisa menghancurkan perusahaannya. Apabila Bos Walker bisa keluar dari kamar hotel ini dengan selamat, dia akan membuat perhitungan dengan rekan bisnisnya tersebut. Proyek yang ditawarkan pada Bos Walker oleh orang itu akan dia tolak, dia tidak suka dipermainkan seperti ini.

"Aku senang berunding dengan orang pintar seperti Bos Walker." Valerie tertawa kecil, seolah-olah hal yang dia dengar barusan adalah sesuatu yang sangat lucu. Tidak sekali pun Valerie terlihat seperti seorang korban yang dikirimkan untuk menemani bos-bos mata keranjang seperti Bos Walker, tetapi lebih mirip seperti seorang iblis yang merenggut jiwa seseorang seraya tersenyum manis.

"Yang kuinginkan dari Bos Walker bukanlah sesuatu yang sulit. Bos Walker bisa melakukannya, bahkan dengan memejamkan mata sekali pun," tambah Valerie.

"Katakan saja, Nona. Apa yang kau inginkan dariku? Kalau aku bisa melakukannya, aku tidak akan menolaknya," ujar Bos Walker. Dia tersenyum canggung, mencoba untuk tidak merasa takut tetapi percuma.

"Aku ingin Bos Walker mematuhi semua perintahku, tidak ada pengecualian. Kalau Bos Walker tidak ingin perusahaannya mengalami kebangkrutan dan kau berdiam di balik jeruji besi, aku yakin Bos Walker bisa melakukannya dengan baik," kata Valerie lagi.

Sorot mata biru langit tersebut terlihat begitu berbahaya, seperti sebuah belati tajam yang siap menikam sosok bos mesum tersebut. Karena Bos Walker masih sayang nyawa, pria itu langsung mengangguk dengan penuh antusias.

"Baik... baik... tidak masalah. Aku akan mematuhi semua perintah Nona," putus Bos Walker.

Yang bisa dilakukan oleh Bos Walker adalah membuat Valerie senang untuk sementara. Setelah dia bisa keluar dari tempat ini, dia akan membuat perhitungan dengan gadis ini, salah satunya adalah membuat Valerie menyesal telah mengancam Bos Walker seperti sekarang.

PRAAANG....

Pecahan botol yang Valerie pegang dilemparkan oleh gadis itu ke arah Bos Walker membuatnya terbangun, benda itu menghantam dinding di belakang Bos Walker dan langsung pecah seketika. Beruntung sekali Bos Walker bisa segera menghindar karena refleknya yang cepat, kalau tidak begitu pasti kepalanya bocor akibat terkena pecahan botol yang dilempar ke arahnya.

Wajah pria itu semakin pucat pasi, dia tidak berani menatap ke arah Valerie dan hanya bisa berjongkok di atas lantai sambil memegang kepalanya menggunakan dua tangan.

Suara sepatu berhak tinggi yang membentur lantai terdengar. Bos Walker melihat sepasang kaki putih yang panjang dan mengenakan sepatu hak tinggi berdiri di depannya. Sebelum hatinya tergelitik akibat pesona kaki mulus itu, Bos Walker menemukan dirinya oleng ke samping dan rasa sakit menghantam dadanya. Bos Walker menemukan sebuah kaki bersepatu hak tinggi itu menekan dadanya, membuat Bos Walker hanya bisa berbaring pasrah di lantai dingin, tidak bisa bergerak.

"Aku sarankan kau tidak memiliki pemikiran yang aneh-aneh seperti mencoba untuk menghapus barang bukti yang ada atau melakukan pemberontakan. Aku memiliki seribu macam cara untuk menghancurkanmu, Bos," ancam Valerie.

Gadis itu terlihat begitu dingin, tidak ada senyuman yang melintas di wajahnya seperti beberapa saat yang lalu. Baru kali inilah Bos Walker merasa terancam dan berpikir kalau situasinya jauh lebih berbahaya dari perkiraannya.

Valerie tidak memberi kesempatan pada Bos Walker untuk berpikir lebih jauh lagi, gadis itu menekan dada pria itu semakin keras menggunakan hak tinggi sepatunya, membuat Bos Walker kesakitan dan tidak berdaya di bawah sana.

"Maafkan aku... aku tidak berani untuk membangkang lagi. Kalau Nona memerintahkanku untuk pergi ke barat, aku tidak akan berani pergi ke timur mulai sekarang!!!" seru Bos Walker.

Melihat tidak ada kebohongan di wajah berminyak pria gendut itu, Valerie yang merasa puas pun melepaskan pijakan kakinya dari dada Bos Walker. Tidak lupa dia menendang pria itu sekali lagi sebelum mengambil jarak dari sosok yang memaksanya mati di kehidupan pertamanya.

"Aku ingin tahu siapa yang menyuruh Bos Walker ke tempat ini," tunjuk Valerie.

"Seseorang menghubungiku untuk datang ke sini dan katanya telah mempersiapkan sebuah hadiah untukku. Orang itu juga mengatakan hadiah yang dimaksud adalah ucapan terima kasih karena aku mau menerima proyek yang William Meyer ajukan beberapa waktu yang lalu padaku!!" Bos Meyer memberikan pengakuan.

Valerie terdiam, dia bukanlah orang bodoh yang tidak mengerti maksud ucapan Bos Walker. Seseorang menjebaknya, dan semua ini berhubungan dengan proyek yang ditawarkan kepada Bos Walker oleh William. Mendengar hal itu, kedua mata Valerie kembali berkilat tajam.

"Hal pertama yang perlu kau lakukan adalah menolak proyek yang ditawarkan oleh William Meyer. Apapun yang William lakukan untuk mendapatkan persetujuan darimu, aku ingin Bos Walker menolaknya tanpa terkecuali," perintah Valerie. "Untuk selebihnya, aku akan menghubungimu nanti. Aku harap Bos Meyer bisa menjadi orang pintar dan tidak mencoba-coba kesabaranku. Aku bukanlah orang yang sabaran."

Tanpa memberikan kesempatan pada Bos Walker untuk mencerna kalimat yang diberikannya, Valerie yang tidak ingin berlama-lama bersama orang ini pun langsung beranjak pergi dari tempat itu. Dia tidak peduli kalau Bos Walker masih kesakitan atau merasa bingung dengan perintahnya, Valerie memutuskan untuk keluar dari kamar hotel tersebut.

Setelah Valerie keluar dari kamar hotel dan bersiap untuk pergi dari hotel ini, tiba-tiba saja kedua kaki Valerie terasa lemas. Valerie hampir terjatuh kalau dia tidak sigap berpegangan pada dinding di lorong hotel.

Tidak hanya kakinya yang melemas, tubuhnya pun juga terasa begitu panas dan juga tidak nyaman. Napas gadis itu tersengal-sengal, wajahnya pun juga merona merah.

"Glory, apa yang terjadi??" tanya Valerie kepada sebuah sistem yang telah menemaninya sejak dia mati di kehidupan pertama dan ikut dengannya sampai sekarang.

Tubuh Valerie panas sekali. Dia merasa gairahnya meluap-luap dan hampir membuatnya melihat gelap.

"Valerie, sistem ini mendeteksi adanya aphrodisiac dengan dosis tinggi dalam tubuhmu. Dan pengaruh obat itu kini mulai bekerja," jawab sang sistem dengan kode Glory tersebut.

Aphrodisiac? Obat perangsang? Kedua mata biru langit Valerie membulat sempurna, shock dengan penemuan yang Glory beritahukan padanya. Namun kemampuan berpikir Valerie tidak bisa berfungsi untuk sementara karena rasa panas dalam tubuhnya semakin menjadi-jadi, membuatnya semakin tidak nyaman.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Skyler Artemis

Selebihnya

Buku serupa

My Doctor genius Wife

My Doctor genius Wife

Romantis

4.8

Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku