Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Sang Pemuas
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Bab 1
"Irma!!!!" suara ibu lastri menggelegar terdengar sampai ke belakang membuat semua orang yang ada di rumah itu menjadi keluar kamar.
"Ada apa sih bu, pagi pagi kok teriak teriak?" tanya Dito.
"Iya tuh ibu, ganggu orang tidur aja, masih pagi ini" gerutu Dita.
"Bagaimana ibu tidak teriak, kakak ipar mu belum keluar dari kamar, lihat rumah kotor, halaman banyak daun berserakan, entah ngapain aja sih Irma itu" kata bu Lastri dengan emosi.
Tak lama Irma pun datang dari arah belakang rumah dengan tergopoh gopoh.
"Ada apa bu?" tanya Irma dengan ketakutan.
" pakai nanya segala kenapa rumah masih kotor, halaman depan juga masih kotor, kerja mu itu apa hah!" bentak bu Lastri.
"Maaf bu, tadi saya nyuci sambil masak, kan Dito dan Dita berangkat pagi" kata Irma menjelaskan.
"Oh ya sudah kerjakan pekerjaan mu, awas kalau rumah belum bersih!" ancam bu Lastri.
"Iya bu" kata Irma dengan patuh.
Setelah adanya drama kemarahan bu Lastri, akhirnya rumah pun kembali sepi, Irma kembali menjalankan tugas nya di dapur, setelah dapur bersih ia pun lekas menyapu ruang tamu dulu, sambil menunggu datangnya tukang sayur,
"Yur!!!!!, sayur!!!! " suara abang tukang sayur terdengar dari kejauhan membuat Irma menghentikan pekerjaan nya dan masuk ke dalam.
"Bu, minta uang buat belanja" kata Irma.
"Apa!!, minta uang sama saya, yang benar saja kamu, saya tidak punya uang!" kata bu Lastri.
"Tapi uang jatah Irma dari mas Bondan habis bu" jawab Irma dengan ketakutan.
"Apa habis, kamu ya jadi istri boros sekali, dikasih uang banyak sudah habis, kasihan sekali anak ku" kata bu Lastri.
Irma hanya diam saja karena selama ini yang menghabiskan uang belanja adalah bu Lastri, setiap hari bu Lastri akan meminta makanan yang enak enak dan bergizi.
"Sudah biar saya saja yang belanja, sana kamu ke belakang jangan pernah muncul di depan sebelum saya panggil" usir bu Lastri.
Bu lastri pun segera berangkat ke tempat tukang sayur untuk belanja disana biasanya bu Lastri akan ghibah bersama para tetangga yang selalu julid dengan ke hidupan Irma.
Sesampainya di tukang sayur.
"Pagi ibu ibu, masak apa hari ini?" tanya bu Lastri menyapa.
"Eh bu, kok bu Lastri terus sih yang belanja, menantunya mana?" tanya bu warsih.
"Halah bu War ini apa tidak tau, itu menantu bu Lastri masih tidur" jawab bu Patmi.
"Eh kok tau sih bu Patmi ini?" tanya bu Lastri sambil milih milih sayur.
"Ya tau lah bu, kan saya sering main ke rumahnya bu Lastri, yang ngerjain pekerjaan rumah juga bu Lastri, menantunya itu cuma ongkang ongkang kaki saja" kata Bu Patmi.
"Aduh bu Lastri, kok jadi mertua sabar amat, kalau saya jadi ibu sudah saya tendang itu menantu kurang ajar" celetuk salah satu ibu ibu.
"Bagaimana lagi bu, wong anak saya saja tidak percaya dengan saya, yang ada malah lebih percaya sama istrinya" kata bu Lastri sambil tergugu pura pura nangis.
"Yang sabar ya bu Lastri, jangan mau kalah lawan saja menantu kurang ajar itu" usul salah satu ibu yang belanja di sana.