Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Aku Bukan Anak Pungut

Aku Bukan Anak Pungut

Akiva Azahra

5.0
Komentar
124
Penayangan
10
Bab

Sarah merupakan gadis yang cantik, ia terlahir dari sebuah keluarga yang sangat membenci dirinya. Lantaran dirinya adalah penyebab kebangkrutan sebuah usaha yang dimiliki oleh keluarganya. Bahkan ia sebagai seorang anak sama sekali tidak dianggap. Apalagi adiknya sendiri juga begitu sangat membenci dirinya, lantaran teman sekaligus sahabatnya Sarah yang bernama Alby, ternyata sudah lama menyukai Sarah. Namun, Sarah tidak pernah menghiraukan Alby, lantaran Sarah sendiri tahu bahwa adiknya yang bernama Sisi menyukai Alby. Bahkan dengan terpaksa pula Alby harus menikah dengan Sisi walaupun dalam perjanjian antara Alby dengan ayahnya Sarah, akan menjodohkan Alby dengan Sarah. Namun kenyataannya justru yang menikah dengan Alby adalah Sisi bukanlah Sarah. Sarah sendiri oleh ayahnya telah dijual oleh ayahnya untuk melunasi hutang-hutangnya setiap ayahnya kalah berjudi di meja judi, ia harus membayar semua hutang-hutangnya itu dengan menjadikan Sarah sebagai jaminan untuk melunasi hutang-hutangnya. Ayah Sarah kemudian menikahkan Sarah dengan seorang konglomerat kaya yang bernama Rangga. Rangga yang masih muda dan tanpa, bahkan belum punya istri langsung menerima Sarah. Bahkan perlahan-lahan Rangga jatuh cinta pada Sarah. Akankah Sarah akan jatuh cinta pada Rangga? Ataukah Alby kembali untuk mendapatkan Sarah, saat dirinya sudah tidak tahan dengan semuanya dan ia ingin menceraikan Sisi dan kembali ingin mendapatkan Sarah? Yuk, kita baca kelanjutannya di kisah Aku Bukan Anak Pungut by Akiva Azzahra.

Bab 1 Awal Mula Kejadian.

"Dasar anak bodoh!" bentak ibunya Sarah terhadap Sarah yang sudah melayangkan sebuah pukulan ke sekujur tubuhnya Sarah.

Sarah hanya bisa menangis dan memohon minta ampun pada ibunya.

"Ampun Bu ... ampuni aku, aku tidak melakukannya, Bu," ucap Sarah memohon ampun pada ibunya.

Namun ibunya masih terus menghajar dan memukuli Sarah. Sementara adiknya yang bernama Sisi tersenyum penuh kemenangan dan ia meminta ibunya agar tidak menghentikan menghajar Sarah.

"Terus Bu, hajar saja dia. Dia memang tidak pernah tahu di untung, Bu," ucap Sisi.

Ibunya masih terus menghajar Sarah hingga tubuhnya penuh dengan luka dan lebam.

"Ampun Bu ... Sarah mohon, jangan hajar Sarah lagi, Bu. Aku berjanji tidak akan pernah lagi berbicara dengan Alby, Bu. Dan aku janji tidak akan pulang lagi bersama dengan Alby, Bu," rintih Sarah meminta ampun.

"Baiklah, aku akan menghentikan untuk memukuli dirimu. Mulai detik ini dan sampai kapanpun kamu harus menjauhi Alby. Karena Alby itu milik adik kamu!"

"Iya Bu," jawab Sarah sambil menangis sesenggukan dan menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

"Rasain kamu!" kata Sisi pada Sarah.

Setelah itu ibunya mengajak Sisi untuk meninggalkan Sarah sendiri di dalam gudang.

Sarah hanya bisa menangis, dan ia menyesali kesalahannya. Lantaran sudah seharusnya ia menghindari Alby. Pemuda tampan anak seorang pengusaha sukses di daerah tempat tinggal Sarah.

Sarah dan Alby sendiri sudah beteman dan mereka berdua merupakan teman dekat saat mereka masih duduk di bangku sekolah dasar sampai bangku sekolah SMA.

Alby sendiri merupakan seorang pemuda yang baik, bahkan dia juga menaruh rasa suka terhadap Sarah. Namun Sarah tidak menyukai Alby lantaran adiknya yang bernama Sisi juga menyukai Alby. Sarah lebih memilih menghindar dari Alby. Namun Alby terus mencoba untuk mendekati dirinya dan tidak perduli dengan Sisi walaupun Sisi menyukai dirinya.

Sarah masih ingat kejadian tadi sore dimana Alby yang tiba-tiba datang menawari dirinya boncengan dengan menggunakan motor ninja sportnya.

Alby yang tiba-tiba datang, ia langsung menghentikan langkahnya.

"Ayo kuantar kamu pulang," kata Alby menawari Sarah dan akan mengantarkan Sarah pulang ke rumahnya.

"Tidak Alby. Aku tidak mau terkena masalah di rumah saat kamu mengantarkan aku pulang. Kamu tahu sendiri kedua orang tuaku seperti apa jika aku harus diantar kamu, apalagi mereka tidak mengijinkan aku untuk dekat dengan kamu," tolak Sarah pada Alby.

"Masa bodoh dengan adik kamu, aku tidak pernah menyukai adik kamu. Bahkan aku sendiri tidak perduli dengan orang tua kamu. Karena aku menyukai dirimu Sarah," ucap Alby sambil turun dari motornya.

Ia langsung memegang tangan Sarah.

Sarah menepis tangannya Alby.

"Cukup Alby. Aku tidak mau menambah masalah, aku tidak menyukai dirimu, aku hanya menganggap dirimu hanya sebagai sahabat, tidak lebih dari itu, Alby," ucap Sarah pada Alby.

Alby kemudian menghelang nafasnya.

"Terserah apa katamu, Sarah. Tapi yang pasti aku menganggap dirimu sebagai pacarku. Aku mencintaimu, Sarah," kata Alby bersikeras.

"Terserah apa katamu," ucap Sarah cuek.

Ia kemudian melanjutkan langkahnya dan tidak memperdulikan Alby.

"Sarah tunggu!" seru Alby yang kemudian menaiki motornya kembali dan mengejar Sarah yang berjalan terus nyerutu tanpa memperdulikan Alby.

Alby mengejar Sarah dengan motornya.

"Sarah, sampai kapan kamu akan menghindar dariku dan terus menggantung perasaanku seperti ini?" tanya Alby menunggu kepastian dari Sarah.

Namun Sarah hanya diam saja, ia tidak memperdulikan Alby.

Alby yang sangat keras kepala itu langsung mempercepat motornya dan menghentikan motornya itu tepat dihadapannya Sarah.

Sarah pun langsung menghentikan langkahnya, ia menggeleng nafasnya dan memutar bola matanya.

Sarah yang tidak perduli, ia kembali melanjutkan langkahnya. Namu Alby langsung menarik tangan Sarah, dan ia kemudian memojokkan Sarah di dekat pohon besar.

"Tatap mataku Sarah, lihatlah, di mataku hanya terlihat dirimu saja, aku hanya ingin menunggu kepastian darimu," ucap Alby pada Sarah.

Ia kemudian menatap kornea mata gadis cantik yang berwarna kecoklatan itu.

Sarah memang gadis yang sangat cantik dengan berkulit putih dan berwarna coklat, ia sendiri mewarisi kecantikan dari ibunya. Namun ibunya selalu berlaku kasar terhadap dirinya dan menganggap Sarah anak membawa sial bagi keluarganya.

Dimana mereka menganggap Sarah adalah anak pembawa sial yang mengakibatkan usaha keluarga mereka hancur dan bangkrut. Oleh sebab itu ayah dan ibunya membenci Sarah dan selalu membedakan mereka berdua, bahkan mereka memperlakukan Sarah seperti anak pungut yang mereka ambil dari jalanan.

"Tatap mataku Sarah, apakah kamu tidak melihat keseriusan yang ada di mata dan juga hatiku," ucap Alby kembali.

Sarah mengalihkan keseriusan Alby. Ia kemudian menatap matanya Alby.

"Iya, aku menatap matamu. Tapi aku tidak menemukan apa-apa, aku menemukan disudut matamu ada beleknya."

Langsung saja kedua matanya Alby melotot mendengarnya. Ia langsung mengaca di spion motornya. Namun ia tidak menemukan belek di matanya.

"Sialan kamu Sarah, kamu berhasil mengecoh ku," umpat Alby tidak terima.

"Hahaha ... makanya jadi orang jangan terlalu serius, nanti kamu cepaz tua dan ubanan. Lebih baik kamu segera pulang saja, dan biarkan aku untuk pulang ke rumah sendirian. Jangan ganggu aku lagi," ledek Sarah dan meminta Alby untuk menjauhi dirinya.

"Tidak, aku ingin kita pulang bersama Sarah," pinta Alby bersikeras.

"Terserah kamu, aku tidak ingin terkena masalah di rumah."

Alby kemudian terdiam, ia memiringkan bibirnya.

"Oke, jika kamu tidak ingin terkena masalah, aku hanya akan mengantarkan kamu sampai keujung jalan sana sebelum sampai di rumah kamu, bagaimana?" Alby masih mencoba memaksa dan mencoba merayu Sarah.

Sarah terdiam, dan ia menghelang nafasnya.

"Ayolah ... please ..." Alby terus memohon pada Sarah.

Bahkan pemuda itu sampai berlutut dibawahnya Sarah.

Sarah kemudian menghelang nafasnya kembali.

"Oke, baiklah. Aku akan menerima tawaran kamu itu. Hanya sampai ujung jalan itu. Aku tidak ingin ingin sampai ibuku atau ayahku tahu. Aku tidak mau mereka menghabisiku nanti hanya gara-gara menerima boncengan kamu," jawab Sarah yang pada akhirnya mau.

"Iya, Nona Cantik," rayu Alby sambil tersenyum pada Sarah.

"Hentikan rayuan gombalmu itu, buaya cap cicak."

"Buaya cap cicak?!" ulang Alby.

"Memangnya ada buaya cap Cicak?" tambahnya.

"Ada, itu kamu," jawab Sarah enteng.

Alby hanya bisa menghelang nafasnya.

"Sudah jangan banyak gaya kamu. Buruan antar aku pulang, aku tidak ingin Sisi tahu akan hal ini."

"Iya, Sarah."

Alby kemudian langsung menaiki motornya. Sementara Sarah membonceng di belakang.

Alby ngaja jug mengendarai motor miliknya dengan pelan, agar mereka berdua tidak cepat sampai. Karena Alby sendiri tidak ingin momen indah ini cepat berakhir.

"Bisa tidak kamu mempercepat laju motor kamu, aku ingin segera cepat sampai Alby?" protes Sarah pada Alby.

"Iya, tapi aku tidak ingin kita cepat sampai Sarah."

Sarah pun harus menghelang nafasnya kembali saat ia mendengar jawaban dari Alby.

"Sudah kuduga. Lebih baik sekarang turunkan aku saja disini, aku tidak mau membonceng kamu," protes Sarah agak kesal.

"Jangan aku akan mempercepat laju motorku, jangan turun!" kata Alby cepat.

"Makanya cepetan!" protes Sarah kembali.

"Iya, bawel."

Alby kemudian langsung mempercepat laju motornya.

Dari belakang, terlihat Sisi yang baru pulang dari kerjanya, ia melihat hal itu. Sisi merasa sangat kesal dan juga marah sekali.

"Awas kamu Sarah."

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku