Aku Menantu, Bukan Pembantu

Aku Menantu, Bukan Pembantu

Ailah Sarii

5.0
Komentar
877
Penayangan
26
Bab

Menceritakan tentang seorang gadis yang menikah dengan pemuda dari kalangan keluarga terhormat. Namun, Fera dan Reza saling mencinta sehingga tidak menutup kemungkinan mereka tidak bisa menikah. Namun, setelah menikah dengan Reza kehidupan Fera berubah drastis. Lantas, apakah yang membuat kehidupan Fera berubah? Mampukah Fera menjalani kehidupan barunya itu?

Bab 1 Fera Anindi

Di sebuah rumah yang cukup kecil dan sudah hampir rusak terdapat seorang gadis yang tengah berbincang dengan seorang wanita paruh baya.

"Nak, apakah kamu yakin dengan keputusanmu untuk menikah dengan Nak Reza?"

Seorang gadis cantik bermata bening itu menoleh ke arah wanita tersebut dengan tatapannya yang heran, "Mengapa Ibu bertanya seperti itu?"

Wanita itu hanya diam, ia merasa tidak setuju jika anaknya menikah dengan lelaki pilihannya sendiri. Bukan ia tidak memikirkan kebahagiaan anaknya, justru ia sangat ingin anaknya bahagia.

"Keputusanku sudah bulat, Bu."

Percakapan itu terbayang-bayang oleh wanita yang menjadi sosok seorang Ibu untuk gadis yang menikah dengan lelaki bernama Reza. Setelah kepergian anaknya, wanita itu terus teringat bagaimana kehidupan anaknya nanti.

Apalagi, setelah selesai acara pernikahan anaknya langsung dibawa oleh keluarga suaminya dengan alasan tidak mau tinggal di rumah perempuan karena tidak nyaman. Biasanya, setiap yang menikah akan tinggal terlebih dahulu di rumah perempuan, tetapi Reza tidak sama sekali justru ia membawa istrinya untuk langsung tinggal di rumahnya.

Fera Anindi, ia menatap takjub kala melihat rumah yang begitu mewah dengan segala isi yang terdapat barang-barang mewah di sekelilingnya. Reza tersenyum melihat istrinya yang bahagia ketika datang ke rumah tersebut.

"Apakah kamu senang ada di sini?" tanya Reza yang diangguki oleh Fera.

Lantas, lelaki itu membawa istrinya ke kamar yang terdapat banyak tumpukan pakaia. Fera sangat senang dengan banyak hadiah yang telah disiapkan oleh mertuanya. Ia adalah seorang gadis kampung yang ketika melihat barang yang sedikit bagus sebut saja, ia akan senang padahal pakaian yang ada di sana hanya barang biasa bukan barang-barang mahal yang sering digunakan oleh keluarga Reza.

Ketika waktu terus bergulir, kala pagi tiba Fera memang sudah terbiasa bangun lebih awal daripada siapapun. Ia pergi membersihkan tubuhnya yang kemudian setelah itu datang ke dapur. Ia memang biasa memasak setiap pagi ketika berada di rumahnya, maka dari itu hari ini juga ia melakukan hal yang sama.

"Nyonya kenapa ke sini?" tanya asisten rumah tangga.

"Gak apa-apa, saya ingin memasak untuk suami saya."

Seorang wanita yang bersama dengan Fera itu kembali melarangnya untuk berada di dapur karena melihat majikannya datang.

"Nya maaf Nyonya Fera tidak bisa dibioangin, dia ngeyel mau masak untuk suaminya." Wanita itu berbicara pada sang majikan.

"Kamu pergi aja kerjain yang lainnya," titahnya.

"Tapi Nya, saya lagi masaka buat sarapan."

"Gak apa-apa itu gampang, kamu pergi aja."

"Baik, Nya." Wanita itu berlalu pergi.

Fera tersenyum kala melihat mertuanya dan dibalas pula senyuman itu olehnya.

"Apa yang kamu masak hari ini?" tanyanya.

Fera menjelaskan apa yang ia masak, mertuanya mengangguk setuju. Lantas, dikarenakan ia pikir Fera jago memasak, sehingga ia memerintahkan padanya untuk memasak semua makanan yang tadi hendak dimasak oleh asisten rumah tangganya.

Fera mengangguk setuju karena ia memang pandai dalam memasak. Wanita itu tersenyum yang kemudian pergi meninggalkan Fera. Sementara, di ruangan yang cukup luas pun Reza mencari keberadaan istrinya yang ternyata sudah tidak ada di kamar.

"Sepagi ini Fera pergi kemana?" Reza bertanya-tanya sendiri sambil membuka gorden jendela kamarnya.

Kemudian, lelaki itu pergi menuruni anak tangga menuju lantai utama untuk mencari istrinya. Ibunya melihat Reza yang sedang celingukan, sehingga wanita itu bergegas pergi ke dapur untuk menemani Fera.

"Mama ngapain ke sini?" tanya Fera.

"Mama mau bantuin kamu sayang," jawabnya.

Reza tersenyum kala melihat dua ratu yang berada di satu ruangan itu, "Ternyata kamu ada di sini."

"Eh, Mas. Maaf tadi aku bangunin lebih pagi," ucap Fera pada suaminya.

"Iya Fera ini rajin banget sampai bangun pagi-pagi karena mau masak buat kamu katanya," sela ibunya Reza.

"Ya ampun, kalau gitu Reza gak salah pilih menantu buat Mama."

"Gak dong sayang, Fera adalah menantu yang pas buat Mama."

Reza pun pamit pergi karena ia mau mandi, lalu Fera kembali melanjutkan aktivitasnya. Irene, ia adalah Ibu kandung Reza yang tentu saja sangat berkuasa di rumah itu. Ia mengatakan pada Fera agar segera menyelesaikan memasaknya karena setelah itu masih banyak pekerjaan lain yang menunggunya.

"Tapi kenapa Fera, Ma? Bukannya ada asisten rumah tangga di sini?"

"Kalau kamu bisa mengerjakan semua tugas yang ada di rumah ini, untuk apa saya membayar pembantu?"

"Maksud Mama?"

"Kerjakan apa yang saya perintahkan."

Mendengar ucapan seperti itu Fera hanya diam, ia tidak bisa berkata-kata lagi. Fera juga tidak mengerti maksud dari ucapan mertuanya. Baru kemarin ia menikah, tetapi Irene sudah banyak perintah.

Setelah selesai memasak, Fera dan keluarga Reza pun makan. Sehabis itu Reza hendak mengajak istrinya untuk pergi jalan-jalan karena memang Reza belum masuk kerja lagi. Irene melarang Reza untuk pergi karena ia pikir sebaiknya tetap di rumah saja.

"Tapi kasian Fera kalau gak diajak pergi jalan-jalan sama sekali, apalagi nanti Reza akan sibuk kerja lagi dan gak akan mungkin ada waktu buat jalan-jalan."

"Yaudah pergi aja."

"Makasih ya, Ma."

Irene hanya mengangguk saja, Reza pun mengangguk, lalu ia kembali ke kamarnya mengajak sang istri untuk pergi keluar. Fera pun menurut ikut dengan suaminya itu ke tempat pusat perbelanjaan.

"Tempat ini begitu ramai," ucap Fera yang dibalas dengan senyuman oleh Reza.

"Apakah kamu suka dengan tempat ini?" tanya Reza.

"Kemanapun itu yang terpenting sama Mas Reza, aku pasti menyukainya."

"Betulkah?"

"Iya."

"Adakah yang kamu inginkan di sini?" tanya Reza.

Wanita tersebut menggelengkan kepalanya, ia tidak tahu apa yang diinginkan apalagi ia juga baru kali ini pergi ke tempat semewah itu.

Lelaki tersebut membawa Fera ke tempat yang terdapat beberapa potong pakaian yang sangat bagus. Reza menyuruh sang istri untuk memilih pakaian mana yang ia sukai.

"Aku gak tahu, Mas. Mas Reza aja yang pilihkan untukku, ya."

Reza hendak menjawab ucapan Fera, tetapi ponsel di saku celananya berbunyi, sehingga ia mengangkat teleponnya.

"Sebentar, ya. Kamu pilih-pilih aja dulu, ya." Setelah berbicara demikian Reza pun agak menjauh karena di sana terlalu ramai sehingga suara di balik telepon tidak terdengar dengan jelas.

Fera pun melangkah melihat-lihat pakaian yang tertata rapi di sana. Ia terus berjalan tanpa melihat ke arah jalan karena ia pandang hanyalah pakaian, sehingga ia berhasil menabrak seseorang yang membuat pakaian di tangan orang itu berjatuhan ke lantai.

Wanita itu terkejut, sehingga ia membantu mengambil pakaian tersebut. Namun, Fera semakin terkejut ketika melihat wajah seseorang yang baru saja ia tabrak. Netra Fera sempat membola sambil terus menatap wajah orang itu.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Dilema Cinta Penuh Nikmat

Dilema Cinta Penuh Nikmat

Juliana
5.0

21+ Dia lupa siapa dirinya, dia lupa siapa pria ini dan bahkan statusnya sebagai calon istri pria lain, yang dia tahu ialah inilah momen yang paling dia tunggu dan idamkan selama ini, bisa berduaan dan bercinta dengan pria yang sangat dia kagumi dan sayangi. Matanya semakin tenggelam saat lidah nakal itu bermain di lembah basah dan bukit berhutam rimba hitam, yang bau khasnya selalu membuat pria mabuk dan lupa diri, seperti yang dirasakan oleh Aslan saat lidahnya bermain di parit kemerahan yang kontras sekali dengan kulit putihnya, dan rambut hitammnya yang menghiasi keseluruhan bukit indah vagina sang gadis. Tekanan ke kepalanya Aslan diiringi rintihan kencang memenuhi kamar, menandakan orgasme pertama dirinya tanpa dia bisa tahan, akibat nakalnya lidah sang predator yang dari tadi bukan hanya menjilat puncak dadanya, tapi juga perut mulusnya dan bahkan pangkal pahanya yang indah dan sangat rentan jika disentuh oleh lidah pria itu. Remasan dan sentuhan lembut tangan Endah ke urat kejantanan sang pria yang sudah kencang dan siap untuk beradu, diiringi ciuman dan kecupan bibir mereka yang turun dan naik saling menyapa, seakan tidak ingin terlepaskan dari bibir pasangannya. Paha yang putih mulus dan ada bulu-bulu halus indah menghiasi membuat siapapun pria yang melihat sulit untuk tidak memlingkan wajah memandang keindahan itu. Ciuman dan cumbuan ke sang pejantan seperti isyarat darinya untuk segera melanjutkan pertandingan ini. Kini kedua pahanya terbuka lebar, gairahnya yang sempat dihempaskan ke pulau kenikmatan oleh sapuan lidah Aslan, kini kembali berkobar, dan seakan meminta untuk segera dituntaskan dengan sebuah ritual indah yang dia pasrahkan hari ini untuk sang pujaan hatinya. Pejaman mata, rintihan kecil serta pekikan tanda kaget membuat Aslan sangat berhati hati dalam bermanuver diatas tubuh Endah yang sudah pasrah. Dia tahu menghadapi wanita tanpa pengalaman ini, haruslah sedikit lebih sabar. "sakit....???"

Gairah Liar Perselingkuhan

Gairah Liar Perselingkuhan

kodav
5.0

Kaindra, seorang pria ambisius yang menikah dengan Tanika, putri tunggal pengusaha kaya raya, menjalani kehidupan pernikahan yang dari luar terlihat sempurna. Namun, di balik semua kemewahan itu, pernikahan mereka retak tanpa terlihat-Tanika sibuk dengan gaya hidup sosialitanya, sering bepergian tanpa kabar, sementara Kaindra tenggelam dalam kesepian yang perlahan menggerogoti jiwanya. Ketika Kaindra mengetahui bahwa Tanika mungkin berselingkuh dengan pria lain, bukannya menghadapi istrinya secara langsung, dia justru memulai petualangan balas dendamnya sendiri. Hubungannya dengan Fiona, rekan kerjanya yang ternyata menyimpan rasa cinta sejak dulu, perlahan berubah menjadi sebuah hubungan rahasia yang penuh gairah dan emosi. Fiona menawarkan kehangatan yang selama ini hilang dalam hidup Kaindra, tetapi hubungan itu juga membawa komplikasi yang tak terhindarkan. Di tengah caranya mencari tahu kebenaran tentang Tanika, Kaindra mendekati Isvara, sahabat dekat istrinya, yang menyimpan rahasia dan tatapan menggoda setiap kali mereka bertemu. Isvara tampaknya tahu lebih banyak tentang kehidupan Tanika daripada yang dia akui. Kaindra semakin dalam terjerat dalam permainan manipulasi, kebohongan, dan hasrat yang ia ciptakan sendiri, di mana setiap langkahnya bisa mengancam kehancuran dirinya. Namun, saat Kaindra merasa semakin dekat dengan kebenaran, dia dihadapkan pada pertanyaan besar: apakah dia benar-benar ingin mengetahui apa yang terjadi di balik hubungan Tanika dan pria itu? Atau apakah perjalanan ini akan menghancurkan sisa-sisa hidupnya yang masih tersisa? Seberapa jauh Kaindra akan melangkah dalam permainan ini, dan apakah dia siap menghadapi kebenaran yang mungkin lebih menyakitkan dari apa yang dia bayangkan?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku