Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Aku Menantu, Bukan Pembantu

Aku Menantu, Bukan Pembantu

Ailah Sarii

5.0
Komentar
836
Penayangan
26
Bab

Menceritakan tentang seorang gadis yang menikah dengan pemuda dari kalangan keluarga terhormat. Namun, Fera dan Reza saling mencinta sehingga tidak menutup kemungkinan mereka tidak bisa menikah. Namun, setelah menikah dengan Reza kehidupan Fera berubah drastis. Lantas, apakah yang membuat kehidupan Fera berubah? Mampukah Fera menjalani kehidupan barunya itu?

Bab 1 Fera Anindi

Di sebuah rumah yang cukup kecil dan sudah hampir rusak terdapat seorang gadis yang tengah berbincang dengan seorang wanita paruh baya.

"Nak, apakah kamu yakin dengan keputusanmu untuk menikah dengan Nak Reza?"

Seorang gadis cantik bermata bening itu menoleh ke arah wanita tersebut dengan tatapannya yang heran, "Mengapa Ibu bertanya seperti itu?"

Wanita itu hanya diam, ia merasa tidak setuju jika anaknya menikah dengan lelaki pilihannya sendiri. Bukan ia tidak memikirkan kebahagiaan anaknya, justru ia sangat ingin anaknya bahagia.

"Keputusanku sudah bulat, Bu."

Percakapan itu terbayang-bayang oleh wanita yang menjadi sosok seorang Ibu untuk gadis yang menikah dengan lelaki bernama Reza. Setelah kepergian anaknya, wanita itu terus teringat bagaimana kehidupan anaknya nanti.

Apalagi, setelah selesai acara pernikahan anaknya langsung dibawa oleh keluarga suaminya dengan alasan tidak mau tinggal di rumah perempuan karena tidak nyaman. Biasanya, setiap yang menikah akan tinggal terlebih dahulu di rumah perempuan, tetapi Reza tidak sama sekali justru ia membawa istrinya untuk langsung tinggal di rumahnya.

Fera Anindi, ia menatap takjub kala melihat rumah yang begitu mewah dengan segala isi yang terdapat barang-barang mewah di sekelilingnya. Reza tersenyum melihat istrinya yang bahagia ketika datang ke rumah tersebut.

"Apakah kamu senang ada di sini?" tanya Reza yang diangguki oleh Fera.

Lantas, lelaki itu membawa istrinya ke kamar yang terdapat banyak tumpukan pakaia. Fera sangat senang dengan banyak hadiah yang telah disiapkan oleh mertuanya. Ia adalah seorang gadis kampung yang ketika melihat barang yang sedikit bagus sebut saja, ia akan senang padahal pakaian yang ada di sana hanya barang biasa bukan barang-barang mahal yang sering digunakan oleh keluarga Reza.

Ketika waktu terus bergulir, kala pagi tiba Fera memang sudah terbiasa bangun lebih awal daripada siapapun. Ia pergi membersihkan tubuhnya yang kemudian setelah itu datang ke dapur. Ia memang biasa memasak setiap pagi ketika berada di rumahnya, maka dari itu hari ini juga ia melakukan hal yang sama.

"Nyonya kenapa ke sini?" tanya asisten rumah tangga.

"Gak apa-apa, saya ingin memasak untuk suami saya."

Seorang wanita yang bersama dengan Fera itu kembali melarangnya untuk berada di dapur karena melihat majikannya datang.

"Nya maaf Nyonya Fera tidak bisa dibioangin, dia ngeyel mau masak untuk suaminya." Wanita itu berbicara pada sang majikan.

"Kamu pergi aja kerjain yang lainnya," titahnya.

"Tapi Nya, saya lagi masaka buat sarapan."

"Gak apa-apa itu gampang, kamu pergi aja."

"Baik, Nya." Wanita itu berlalu pergi.

Fera tersenyum kala melihat mertuanya dan dibalas pula senyuman itu olehnya.

"Apa yang kamu masak hari ini?" tanyanya.

Fera menjelaskan apa yang ia masak, mertuanya mengangguk setuju. Lantas, dikarenakan ia pikir Fera jago memasak, sehingga ia memerintahkan padanya untuk memasak semua makanan yang tadi hendak dimasak oleh asisten rumah tangganya.

Fera mengangguk setuju karena ia memang pandai dalam memasak. Wanita itu tersenyum yang kemudian pergi meninggalkan Fera. Sementara, di ruangan yang cukup luas pun Reza mencari keberadaan istrinya yang ternyata sudah tidak ada di kamar.

"Sepagi ini Fera pergi kemana?" Reza bertanya-tanya sendiri sambil membuka gorden jendela kamarnya.

Kemudian, lelaki itu pergi menuruni anak tangga menuju lantai utama untuk mencari istrinya. Ibunya melihat Reza yang sedang celingukan, sehingga wanita itu bergegas pergi ke dapur untuk menemani Fera.

"Mama ngapain ke sini?" tanya Fera.

"Mama mau bantuin kamu sayang," jawabnya.

Reza tersenyum kala melihat dua ratu yang berada di satu ruangan itu, "Ternyata kamu ada di sini."

"Eh, Mas. Maaf tadi aku bangunin lebih pagi," ucap Fera pada suaminya.

"Iya Fera ini rajin banget sampai bangun pagi-pagi karena mau masak buat kamu katanya," sela ibunya Reza.

"Ya ampun, kalau gitu Reza gak salah pilih menantu buat Mama."

"Gak dong sayang, Fera adalah menantu yang pas buat Mama."

Reza pun pamit pergi karena ia mau mandi, lalu Fera kembali melanjutkan aktivitasnya. Irene, ia adalah Ibu kandung Reza yang tentu saja sangat berkuasa di rumah itu. Ia mengatakan pada Fera agar segera menyelesaikan memasaknya karena setelah itu masih banyak pekerjaan lain yang menunggunya.

"Tapi kenapa Fera, Ma? Bukannya ada asisten rumah tangga di sini?"

"Kalau kamu bisa mengerjakan semua tugas yang ada di rumah ini, untuk apa saya membayar pembantu?"

"Maksud Mama?"

"Kerjakan apa yang saya perintahkan."

Mendengar ucapan seperti itu Fera hanya diam, ia tidak bisa berkata-kata lagi. Fera juga tidak mengerti maksud dari ucapan mertuanya. Baru kemarin ia menikah, tetapi Irene sudah banyak perintah.

Setelah selesai memasak, Fera dan keluarga Reza pun makan. Sehabis itu Reza hendak mengajak istrinya untuk pergi jalan-jalan karena memang Reza belum masuk kerja lagi. Irene melarang Reza untuk pergi karena ia pikir sebaiknya tetap di rumah saja.

"Tapi kasian Fera kalau gak diajak pergi jalan-jalan sama sekali, apalagi nanti Reza akan sibuk kerja lagi dan gak akan mungkin ada waktu buat jalan-jalan."

"Yaudah pergi aja."

"Makasih ya, Ma."

Irene hanya mengangguk saja, Reza pun mengangguk, lalu ia kembali ke kamarnya mengajak sang istri untuk pergi keluar. Fera pun menurut ikut dengan suaminya itu ke tempat pusat perbelanjaan.

"Tempat ini begitu ramai," ucap Fera yang dibalas dengan senyuman oleh Reza.

"Apakah kamu suka dengan tempat ini?" tanya Reza.

"Kemanapun itu yang terpenting sama Mas Reza, aku pasti menyukainya."

"Betulkah?"

"Iya."

"Adakah yang kamu inginkan di sini?" tanya Reza.

Wanita tersebut menggelengkan kepalanya, ia tidak tahu apa yang diinginkan apalagi ia juga baru kali ini pergi ke tempat semewah itu.

Lelaki tersebut membawa Fera ke tempat yang terdapat beberapa potong pakaian yang sangat bagus. Reza menyuruh sang istri untuk memilih pakaian mana yang ia sukai.

"Aku gak tahu, Mas. Mas Reza aja yang pilihkan untukku, ya."

Reza hendak menjawab ucapan Fera, tetapi ponsel di saku celananya berbunyi, sehingga ia mengangkat teleponnya.

"Sebentar, ya. Kamu pilih-pilih aja dulu, ya." Setelah berbicara demikian Reza pun agak menjauh karena di sana terlalu ramai sehingga suara di balik telepon tidak terdengar dengan jelas.

Fera pun melangkah melihat-lihat pakaian yang tertata rapi di sana. Ia terus berjalan tanpa melihat ke arah jalan karena ia pandang hanyalah pakaian, sehingga ia berhasil menabrak seseorang yang membuat pakaian di tangan orang itu berjatuhan ke lantai.

Wanita itu terkejut, sehingga ia membantu mengambil pakaian tersebut. Namun, Fera semakin terkejut ketika melihat wajah seseorang yang baru saja ia tabrak. Netra Fera sempat membola sambil terus menatap wajah orang itu.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Cris Pollalis
5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Calli Laplume
4.9

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku