Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Ia akan jadi kisah kelam, kisah yang panjang dan kisah tak berkesudahan.
•••
"Lepasin saya! Kamu siapa!" Gadis dengan mata yang ditutup kain hitam tersebut terus meronta agar dilepaskan, ia terbaring di ranjang berseprai putih dengan tangan terikat. Kedua kakinya bebas, hanya saja kaki kirinya memang tak bisa digerakan akibat kecelakaan masa lampau.
Laki-laki yang merangkak di atasnya terkekeh mirip orang gila, ia setengah sadar setelah meneguk beberapa botol vodka yang membuatnya kian ngefly. Dua teman sialannya sengaja menantang Jonas untuk meminum alkohol itu karena kalah taruhan, dan sekarang Jonas berakhir di sebuah kamar kontrakan yang entah milik siapa—juga dipertemukan dengan gadis pincang yang menjadi korban apes malam ini.
Jonas juga tak tahu siapa gadis di bawahnya—yang penting bisa memenuhi kebutuhan seks setelah salah satu teman Jonas sengaja mencampur obat perangsang pada salah satu gelas berisi vodka yang diminum Jonas, alhasil remaja enam belas tahun itu kini mulai merasakan panas menjalar ke sekujur tubuhnya, ia mulai menegang di segala tempat.
"Tolong lepasin saya, jangan lakukan hal jahat ke saya." Gadis itu terus meronta di bawah tekanan napsu buas yang kini menguasai Jonas.
Jonas tetap tak menyahut, mata sayunya seakan menelanjangi gadis itu, ia menenggelamkan kepalanya di ceruk leher seraya mengendus aroma body mist yang begitu memabukan. Jonas kembali terkekeh, ia berdiri dengan lutut dan menarik hoodie yang dipakainya melewati leher hingga terlepas, Jonas membuang asal benda itu ke selasar, kaus polo yang membalut tubuhnya juga ia loloskan. Jonas kembali membungkuk, ia mulai menciumnya dengan lembut penuh perasaan, ia mengaitkan lidahnya lebih dalam dan gadis itu tak bisa berbuat apa-apa selain menggerakan tubuhnya tanda penolakan, tangan yang diikat itu Jonas tahan di atas kepala si gadis.
Tangan kanan Jonas mulai melepaskan satu persatu kancing yang melindungi tubuh di bawahnya, jika saja tangan gadis itu tak terikat pasti ia masih bisa menahan. Kesalahan apa yang membuatnya berada dalam situasi mengerikan itu sekarang.
"Manis," bisik Jonas setelah melepas ciuman itu sesaat, aroma alkohol begitu menguar dari udara yang keluar melalui bibir Jonas. Ia kembali menyesap bibir merah muda di bawahnya selembut tadi. Tangannya mulai turun menyingkap rok hitam yang menutupi bagian paling menyenangkan itu. "Lo mau 'kan sama gue?" Suara parau Jonas terdengar mengerikan di indra pendengaran gadis itu, ingin sekali ia berteriak, nyatanya bibir Jonas lagi-lagi membungkamnya tanpa memberi celah untuk bicara.
Remaja itu menelusupkan satu tangannya ke celana dalam si gadis dan melakukan sesuatu di sana seraya menggerakan jemarinya dengan ritme pelan hingga pancingan itu membuat jemarinya basah. Batin gadis itu menolak, tapi tubuhnya justru meminta lebih.
"Lo yakin nggak mau, huh? Ini badan lo mau, gimana dong?" bisik Jonas begitu sensual, ia mulai memainkan cuping telinga si korban dengan lidahnya, membuat sensasi panas menjalar ke sekujur tubuh gadis itu.
"Tolong jangan jahat sama saya ... lepasin saya sekarang ...."