Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Sang Pemuas
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
"Mas ... kita kapan pulangnya," ucap pelan seorang wanita dengan wajah pucat, sepertinya ia sedang sakit.
Namanya Alea liodra, seorang wanita berusia awal dua puluhan, menikah dengan bahagia dengan suaminya Axel, yang merupakan pewaris perusahaan Leon Group.
Leon Group adalah perusahaan besar yang dikenal karena keberhasilannya di dunia bisnis, tetapi pernikahan Alea dan Axel dibangun atas dasar cinta dan kepercayaan, bukan gengsi yang dimiliki nama keluarga mereka.
Axelio atau yang biasa akrab di sapa Axel adalah pewaris tunggal kekayaan keluarganya yang melimpah.
Tumbuh dalam keluarga yang kaya raya dan berkuasa, ia telah dipersiapkan untuk mengambil alih bisnis keluarga sejak usia dini.
Meskipun dibesarkan dalam lingkungan yang istimewa, Axelio bukanlah orang yang terlalu sombong atau angkuh, ia adalah pria yang rendah hati dan seorang pria yang menghargai istrinya dan cinta mereka di atas segalanya.
"Sabar ya, aku sudah pesankan mobil sewa karena kalau tiket pesawat malah lebih lama," ucap pria berparas tampan itu lembut pada istrinya Alea.
Alea mengangguk lemah menanggapi pertanyaan dari sang suami.
Axelio akhirnya mengalah pada keinginan Alea dan setuju untuk mengakhiri liburan mereka lebih awal. Melihat wajah ketakutan Alea dan gemetarnya suaranya membuat hatinya tersentuh, dan dia tidak tahan melihat Alea menderita lebih lama lagi.
Pasangan itu segera mengemasi barang-barang mereka dan Axelio mengatur agar mereka segera pulang. Kegembiraan dan relaksasi yang mereka alami sebelum Alea jatuh sakit kini tergantikan oleh kecemasan dan kekhawatiran akan kesehatan mentalnya.
"Maaf ya ... aku yang minta liburan, aku juga yang merengek minta pulang cepat," ujar si wanita di sela Axel mengemasi barang mereka dengan mengerucutkan bibir tipisnya.
Ia merasa tak enak hati pada sang suami. Liburan yang ia harapkan bisa menjadi penghilang jenuh di rumah malah membuat traumanya kambuh.
Alea memiliki trauma pada ombak di laut tapi bodohnya ia yang minta liburan di pantai, katanya ia rindu wangi laut yang menenangkan tapi tidak ombaknya.
Siapa yang mengira kalau cuaca hari ini di luar prediksinya, awal yang cerah tapi tiba-tiba mendung lalu turun gerimis serta ombak yang menggulung tinggi.
Orang-orang di sekitar pantai berteriak panik, berlarian ke sana ke mari.
Siapa tahu perubahan alam, tidak ada yang bisa memprediksinya bukan?
"Sudah jangan di pikirkan, hm?"
Axelio dan Alea tengah menikmati liburan romantis di pantai, tetapi kenangan traumatis Alea membuatnya ingin pergi sebelum tanggal keberangkatan yang dijadwalkan. Ketakutannya terhadap lautan dan ombak yang menghantam membuatnya panik, dan ia memohon kepada Axelio untuk mempersingkat masa liburan.
Axelio terkejut dengan perubahan perilaku Alea yang tiba-tiba, tetapi ia mencoba menghiburnya dan meyakinkannya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Namun, ketakutannya terlalu kuat, dan ia bersikeras untuk segera pergi.
Waktu bergulir dengan begitu cepat, akhirnya mobil sewa yang di tunggu-tunggu pun tiba.
"Nah ayo, mau jalan sendiri apa mau di gendong saja?" tanya Axel lembut.
"Aku masih kuat jalan," jawab singkat Alea karena badannya masih lemas biasanya juga banyak bicara kok kalau nggak sakit.
Keduanya pun menaiki mobil sewa yang sudah di pesan, kebetulan liburan kali ini mereka naik transportasi umum sekalian nostalgia masa pacaran dulu katanya.