Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
My Accidental Marriage

My Accidental Marriage

Iced Coffee

5.0
Komentar
3.1K
Penayangan
21
Bab

Seorang perancang busana asal Beijing pergi ke Shanghai untuk membuka butik keduanya dan menghibur patah hatinya. Namun perjalanannya ke Shanghai berubah jadi kacau. Azzura menemukan bahwa vila sewaannya telah ditempati oleh sosok tidak dikenal-Alan, pemandu wisata yang penuh pesona tetapi berjiwa bebas, dan suka merenungkan hal-hal yang ia inginkan saat jatuh hati pada Azzura. Alan membantu Azzura yang mengidap Parkinson menikmati cara hidup penuh gairah dan juga petualangan indah, yang berujung pada kehamilan tidak terduga tanpa tahu bahwa ia adalah wanita yang telah menerima organ kekasihnya.

Bab 1 Pria Asing Di Villaku

Dua jam setelah lepas landas dari bandara Beijing, Nuwa Airlines yang membawa Azzura dan penumpang lainnya di dalamnya, kini akhirnya mendarat sempurna di bandara Shanghai. Setelah itu, Azzura turun dari pesawat dan keluar bandara sambil membawa kopernya.

Di luar bandara, Azzura dijemput oleh seorang sopir, yang akan mengantarnya ke villa sewaannya. Namun, setelah sampai di villa, Azzura menemukan bahwa villa sewaannya tersebut telah ditempati oleh pria tidak dikenal.

"Kyaaaaaa!" Azzura berteriak dan terperanjat kaget saat melihat pria tampan dan bertelanjang dada sedang berdiri di ruang tamu villanya. "Siapa kau dan sedang apa kau di sini?!" cerca wanita ini.

Pria tampan yang sedang minum tersebut kontan tersedak dan menyemburkan air dari mulutnya, kala mendengar teriakan Azzura yang melengking. "Hey! Kau yang siapa dan sedang apa kau di sini?!" ujarnya, balik bertanya.

Azzura terbelalak mendengar pertanyaan pria itu. Lalu detik berikutnya, ia berjalan mendekatinya. "Kau yang siapa?! Karena aku sudah menyewa villa ini," ucap Azzura dengan dahinya yang berkerut.

"Dasar gila!" hardik Alan. Ya ... nama pria tersebut adalah Alan. "Kau baru saja masuk ke villa ini, sementara aku yang lebih dulu menempati villa ini!" kesalnya.

"What?!" Kedua mata Azzura membola besar usai mendengar Alan mengiranya gila. "Astaga! Aku menyewa villa ini selama dua minggu," jelas Azzura bernada marah. "Wait! Akan aku buktikan," jelas gadis ini.

Detik berikutnya, Azzura mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan nama serta booking codenya pada Alan. "Ini, lihatlah!" kata Azzura ketus.

Alan yang tak mau kalah lantas mengambil ponsel miliknya dari atas meja dan menunjukkan kode konfirmasi pemesanan yang tertera di sana. "Salam kenal, aku Alan." balas pria ini dingin dan pongah, kala mengarahkan layar ponselnya pada Azzura.

"Hhhhhh ...." Azzura menghela nafas panjang usai mengetahui bahwa pria memesona dan sangat tampan di hadapannya malam itu telah menyewa villa dari tanggal 5 sampai 11 Juli, sedangkan ia menyewa villa dari tanggal 7 sampai 20 Juli.

"Tapi ... aku baru saja terbang dari Beijing. Dan ini hari yang melelahkan. Jadi, jika kau mau mengosongkan villa ini sampai semuanya beres, itu akan bagus. Dan aku akan sangat berterima kasih kepadamu," ujar Azzura pada Alan dengan penuh harap.

"Kenapa harus aku?" Alan menatap Azzura sinis. "Jika aku jadi kau, aku lebih baik kembali ke Beijing," cicit pria ini dingin. "Dengan begitu kau bisa menjadwal ulang lain kali," jelas pria berkancut yang ketumpahan air ini.

Azzura pun menggeleng cepat. "Aku tak bisa main kembali terbang ke Beijing begitu saja. Dan apa kau bilang? Jadwal ulang? Tidak." Dengan tegas wanita ini menolak. "Aku sudah menantikan perjalanan ini sepanjang hidupku," terangnya.

"Kalau begitu menginaplah di sini semalam. Hanya sampai besok pagi, sampai kita membereskan ini dengan pemilik villa," cetus Alan santai sambil melipat tangannya di depan dada. "Tapi ... kalau kau mau, kau tidur di sofa. Karena hanya ada satu kamar tidur untuk penginapan tipe ini. Kau tahu itu, kan?" imbuhnya.

Kontan Azzura terdiam dan dilema memikirkan ide Alan itu. Keputusan yang sulit, tetapi toh ia tetap harus membuat pilihan. Apakah ia akan menginap dan berbagi villa untuk semalam dengan lelaki yang bersikeras sudah menyewa villa dan bisa membuktikannya. Terlebih lagi, di mata Azzura, Alan merupakan sosok yang menjengkelkan dengan segala kesarkasannya.

Namun kemudian, Azzura mengedipkan matanya dan menghela napas panjang. "Baiklah," ucapnya pasrah. Yang diajak bicara hanya diam.

Kendati begitu, Azzura tetap mencoba menelepon pemilik villa bernama Derick. Namun, ternyata Derick tidak bisa dihubungi. Alhasil, Azzura yang merasa sangat kesal memutuskan untuk meninggalkan pesan untuk Derick.

***

Malam harinya, setelah Azzura selesai mandi dan tampil cantik dalam balutan piyama selutut pergi ke ruang tamu. Di sana, Azzura melihat Alan sedang minum wine di gelasnya. "Apakah kau berencana menghabiskan wine itu sendirian?" tegur Azzura dingin, kala ia berdiri di belakang Alan.

Alan yang sedang duduk di sofa dan dalam kondisi setengah mabuk, menoleh ke belakang, menatap Azzura sambil tersenyum dan menggeleng. "Apa kau mau?" tanya Alan lembut. Dan Azzura pun mengangguk tegas sembari duduk di samping Alan.

Segera, Alan mengisi gelasnya dengan wine. Lalu ia memberikannya kepada Azzura. Azzura pun menerima wine tersebut. Lalu detik berikutnya, Azzura minum wine dari gelas Alan, sementara Alan minum wine langsung dari botolnya.

Saat itu, Alan dan Azzura mengusir kesunyian dan menikmati malam ditemani dengan sebotol wine yang sangat memabukkan. Saking memabukkannya, Azzura dan Alan dalam keadaan setengah sadar sampai tidak sadar satu sama lain jika ternyata tubuh dan hasrat mereka saat itu adalah sama.

Alan dan Azzura bergairah dan saling membutuhkan. Buktinya sepasang anak manusia ini berciuman, berpelukan dan saling membelai mesra tubuh satu sama lain. Bahkan, Alan tanpa ragu menekan kepala Azzura dengan tangan kekarnya agar ciuman mereka lebih dalam.

"Huuhh ...." suara nafas Azzura usai Alan melepas pegutannya. Nafas Azzura putus-putus dengan wajahnya yang memerah.

"Should I stop?" tanya Alan dengan berbisik lembut tepat di depan wajah Azzura.

Ciuman Alan yang begitu dalam malam itu kontan membuat Azzura lupa diri. Azzura sangat menikmatinya, sehingga ia menolak berhenti. "No. Absolutely not!!" tegas Azzura. Ia lalu menggerakkan ibu jari tangan kanannya di sepanjang rahang Alan.

Meski sentuhan Azzura itu sangat ringan, namun berhasil membuat Alan terbakar gairah yang membara. Ia merasa seperti akan meledak. Karena itu, Alan langsung saja melumat bibir ranum, manis dan kenyal Azzura tanpa ampun dengan tempo cepat dengan sangat dalam, panas, dan liar.

Namun detik berikutnya, Azzura menarik bibirnya dari bibir Alan, membuat laki-laki yang berada di bawah kendali nafsu ini menatapnya dengan tatapan memburu serta nafas yang tersengal-sengal selagi mulutnya terbuka-tampak seperti ketika ia akan melahap bibirnya.

"Kita minum wine bersama. Kita juga berciuman. Lalu, setelah ini apa lagi?" tanya Azzura dengan dadanya yang naik-turun sambil menatap Alan dengan mata teduhnya.

Dengan nafas terputus-putus, Alan pun menjawab. "Aku mau membuka krisan milikmu. Apakah mungkin aku bisa melakukannya?"

Azzura lantas memasang wajah terkejut setelah ia mendengar jawaban dan pertanyaan Alan kepadanya saat itu. Kendati begitu, tanpa disangka, ucapan Alan tersebut justru membangkitkan libidonya sebagai wanita dewasa.

"Ya, tentu...." Azzura yang terpikat dengan pesona sensual yang terpancar jelas pada diri Alan, menatap Alan dengan pandangan sayu.

Alan pun tersenyum lalu menghujani leher Azzura dengan ciuman erotisnya sembari merebahkan wanita itu di ranjang. Setelah itu, Alan melucuti pakaian Azzura dan pakaiannya sendiri. Kemudian ia menjelajahi tubuh Azzura. Hingga akhirnya, malam itu, Alan berhasil merenggut kesucian Azzura.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku