Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Sang Pemuas
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Almekia Kingdom, 3045 M
Almekia Kingdom adalah sebuah kerajaan modern dengan perkembangan teknologi yang sangat maju. Di mana umum digunakan robot (Gear), kemampuan magic dan ilmu beladiri dalam kehidupan sehari-hari oleh penduduknya.
Ibu kota kerajaan Almekia adalah kota Almerina, kota yang dikelilingi oleh padang pasir pada segala sisinya. Sehingga membuat suhu udara di dalam kota sangat terik di siang hari. Di sana terdapat pusat pemerintahan kerajaan Almekia yang bergabung menjadi suatu kompleks istana Almekia Kingdom.
Di sebuah taman salah satu paviliun istana, sedang bersembunyi di antara pepohonan, seorang pemuda berusia hampir dua puluh tahun. Pemuda itu memiliki rambut pirang yang berkilauan bagaikan emas serta kedua bola mata yang berwarna keemasan juga. Pemuda itu adalah Jasper, Putra Mahkota dari Kerajaan Almekia.
"Ceklek."
Jasper menghentikan kegiatan mengamati keadaan paviliun perdana menteri di seberang taman, saat mendengar suara ranting pohon yang patah. Pemuda itu menolehkan kepala sejenak, dia mendapati seorang gadis yang baru mendaratkan kaki di salah satu ranting pohon.
Gadis itu memiliki rambut lurus sebahu berwarna coklat, warna yang senada dengan kedua manik matanya yang jernih. Dia adalah Saphir, putri bungsu Perdana Mentri kerajaan Almekia, yang merupakan teman sebaya dengan jasper.
"Selamat siang, Pangeran Jasper." Saphir memberi sapaan dengan nada ceria yang menjadi ciri khasnya sambil mengulas senyuman manis.
Jasper tidak memberikan jawaban untuk menanggapi sapaan dari Saphir. Tetap meneruskan kegiatannya untuk mengamati segala penjuru taman.
"Pasti kamu kabur dari istana lagi ya?" Saphir lanjut bertanya dengan gaya bicara satai. Dia melompat ke salah satu ranting yang lebih dekat dengan posisi Jasper.
Jasper tetap terdiam, malas menjawab pertanyaan yang sudah pasti jawabannya itu.
"Sedang apa kamu bersembunyi di sini? Takut ketahuan para prajurit yang sedang berpatroli?" Saphir kembali bertanya karena Jasper tak kunjung menjawab pertanyaanya.
"Yang aku takuti bukannya prajurit yang sedang berpatroli, tapi justru ayahmu! Beliau ada di rumah, Saphir?" jawab Jasper tetap waspada mengamati keadaan di sekeliling taman.
"Tidak ada. Sepertinya beliau sedang berada di istana," Saphir memberikan keterangan.
"Syukurlah kalau begitu," Jasper membuang napas lega mendengarnya.
Dengan gerakan ringan, Jasper melompat dari ranting pohon tempatnya bersembunyi kemudian melangkahkan kaki dengan lebih leluasa ke bangunan super mewah yang ada di seberang taman. Paviliun kediaman keluarga perdana menteri Almekia Kingdom.
Saphir ikut melompat dan berjalan cepat mensejajari langkah Jasper. Melangkah beriringan menyusuri taman dan memasuki bangunan paviliun. Gadis itu menceritakan tentang berbagai hal kepada Jasper, seperti laporan rutin tentang berbagai hal yang terjadi di sekitar istana.
"Kamu tahu Jez, kucing peliharaan dari putri Mentri ketahanan pangan hilang kemarin. Sungguh menghebohkan karena dia mengerahkan banyak sekali prajurit untuk mencarinya."
"Kok bisa?" tanya Jasper penasaran.
"Salahnya sendiri. Dia membawa kucing itu keluar paviliun tapi tidak menjaganya dengan baik." Saphir menjelaskan dengan bersemangat.
"Apesnya si kucing malah masuk ke dapur istana, mencuri makanan di sana. Para koki istana menjadi gempar, lalu menangkap dan menghukum si kucing serta melaporkan kepada menteri ketahanan pangan."
"Apa sang menteri tahu kalau itu kucing putrinya?"
"Sepertinya beliau tidak tahu. Sungguh miris ya rasanya, bayangkan saja putrinya merengek dicarikan kucing itu, tapi beliau sendiri yang malah menangkap dan menghukum si kucing."
"Miris sekali." Jasper ikut tersenyum membayangkan nasib sial si kucing yang harus berhadapan dengan para koki istana.
Jasper dan Saphir melanjutkan obrolan ringan sepanjang sisa perjalanan mereka. Jasper sangat menyukai Saphir yang selalu bisa memberikan warna dan hiburan tersendiri baginya dalam menghadapi berbagai rutinitas monoton setiap hari. Dengan berbabagai pelajaran, ilmu pegetahuan dan kegiatan kenegaraan.
Hubungan Jasper dengan Saphir dan keluarga Perdana Menteri Kerajaan Almekia memang cukup akrab. Satu hal yang membuatnya senang adalah keluarga itu tidak pernah mempermasalahkan status Jasper sebagai seorang Putra Mahkota Kerajaan.
Selain keluarga Perdana Menteri, masih ada beberapa keluarga Menteri tinggi lain yang memiliki hubungan akrab dengan Jasper. Putra-putri mereka yang kebetulan berusia sepantaran dengannya pun sudah seperti sahabat dan teman bermain bagi Jasper.
"Hei Jasper, kebetulan sekali kau datang saat Bibi baru selesai memasak. Ayo coba cicipi!" Seorang wanita setengah baya dengan penampilan yang anggun dan keibuan menyapa Jasper.
Beliau adalah Agatha, ibu dari Saphir serta istri dari sang perdana menteri Kerajaan. Wanita nomer dua di negeri ini setelah ibunda Jasper, sang Ratu Kerajaan Almekia.
"Tentu, Bibi. Aku memang sudah sangat lapar." Jasper menyambut tawaran beliau dengan senang hati.
Jasper mengambil duduk di salah satu kursi yang mengelilingi meja makan oval yang terbuat dari marmer halus super besar. Di atas meja sudah terhidang berbagai jenis makanan mulai dari makanan pembuka, menu utama, makanan penutup bahkan sampai cemilan dan buah-buahan lengkap tersedia.