Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
RAHASIA DIBALIK KEMATIAN

RAHASIA DIBALIK KEMATIAN

Jamilah

5.0
Komentar
83
Penayangan
4
Bab

Albian di kenal mahasiswa yang berprestasi baik sopan dan ramah namu setelah kejadian itu, sifat Albian berubah sebab orang-orang di sekitarnya menganggapnya aneh.

Bab 1 PERTEMUAN SEPASANG KEKASIH

ALBIAN dengan motor gedenya menuju ke tempat tujuan yaitu di pinggir sungai ada

seorang wanita anggun berparas cantik berambut panjang memakai dress berwarna

putih yang sedang duduk sambil memperhatikan sekitar sungai, dia adalah Ayudia wanita cantik dan feminin, Ayudia wanita yang Albian pacari sejak di bangku

SMA, Albian berniat ingin menikahi Ayudia setelah dia lulus kuliah dan

mempunyai pekerjaan tetap.

Saat

itu Albian membawa makanan favorit Ayudia yaitu Roti berisi selai coklat.

"My

Baby,... ini makanan Favoritmu..." sapa Albian pada Ayudia.

Albian

memberikan rotinya penuh rasa sayang terhadap Ayudia, lalu Albian bergabung

duduk di samping Ayudia.

"Thanks

you, My Baby " Ayudia meraih tangan Albian dengan senyumannya yang manis,

Ayudia langsung melahap roti favoritnya.

Albian

memejamkan matanya merasakan angin sore yang begitu dingin, seketika Albian

juga tersenyum melihat pacarnya yang sedang asik makan roti dengan lahap, saat

itu Albian mengambil sesuatu di bibir Ayudia.

"Makanlah

dengan pelan! Jangan terburu-buru nanti keselak, jangan seperti anak kecil yang

kelaparan" Albian penuh perhatian pada Ayudia.

Ayudia

tidak menjawab apa-apa dia hanya tersenyum. Terlihat pipinya di penuhi roti,

dia sangat lucu.

Namun

Tiba-tiba Albian jadi ingin bertanya-tanya pada Ayudia.

"Sayang,

kenapa kita selalu bertemu di tempat ini?" seketika Albian melihat sekeliling,

suasana yang amat sepi dan tenteram.

Ketika

Ayudia ingin menjawab pertanyaan Albian,

"Disini

tempat, dimana kita...." Sontak Ayudia berhenti bicara.

Karena

tiba-tiba handphone Albian berdering.

(Ringtone

handphone Albian music asli dari Handphone-nya)

Ternyata

dari Ibunya yang menyuruhnya untuk segera pulang cepat.

"kau

dimana? Ibu ingin menjelaskan sesuatu pada mu" terdengar suara ibunya dari

handphone.

"menjelaskan

tentang apa Bu?" tanya Albian yang penasaran.

"Nanti

ibu jelaskan, maka dari itu ibu menyuruh mu untuk segera pulang"

"iya

baiklah, sebentar lagi aku pulang"

"Cepat

ya, jangan lama-lama tapi nanti pulang mampir dulu beli kecap manis"

"Iya,

siap Bu"

Selesai

bicara di via telepon dengan Ibunya, Albian melanjutkan pembicaraannya dengan

Ayudia tapi...

"Bagaimana

kalau kita..." saat Albian menaruh Handphone di saku celananya dan menoleh ke

samping.

Albian

bingung dia celingak-celinguk karena Ayudia sudah tidak ada di sampingnya,

Albian menghela nafasnya!

"Seperti

biasa, pacarku menghilang, tanpa konfirmasi!" Albian menunjukkan wajah

datarnya.

Albian

mencari Ayudia di beberapa tempat namun Ayudia entah tau kemana, Tapi Albian

memberitahu kalau dia akan pulang.

"Ayudia

dimana kamu? Aku harus pulang, karena Ibu ku menyuruh ku pulang" Albian

meninggikan suaranya agar Ayudia mendengar ucapannya.

"Kemana

anak itu?..." Albian sungguh bingung.

Albian

mengeluarkan Handphone nya di dalam saku celananya untuk kirim pesan pada

Ayudia.

"Ayudia,

besok aku akan datang kembali, karena Ibu ku menyuruh ku pulang... Ingat, kamu

pulang jangan malam-malam. Jika terjadi apa-apa hubungi ku segera" isi chat

untuk Ayudia dari Albian.

Albian

pun pergi meninggalkan lokasi sungai.

***

Di

perjalanan arah pulang, Albian baru ingat, Ibunya minta dirinya untuk

membelikan kecap manis.

"hampir

saja aku lupa, ibu menyuruh ku untuk membeli kecap manis"

Albian

memberhentikan motornya tepat di depan minimarket, lalu Albian turun dan masuk

ke Minimarket itu.

***

Setelah

selesai membeli keperluannya, Albian menuju motornya namun ada seorang anak

kecil laki-laki sepertinya usianya sekitar 8 tahun yang terus menatapnya dengan

tajam dan tiba-tiba anak kecil itu mengikutinya, Albian bingung dan bertanya

pada anak kecil itu.

"kenapa,

kau terus mengikuti ku?" Albian menegur dengan nada sedikit kesal pada anak

itu.

"Paman

bisa melihat ku?" Anak kecil itu yang menjawab pertanyaan Albian yang sedikit

takjub.

Albian

bingung dengan pertanyaan anak kecil itu tapi dia jawab.

"Tidak!"

jawaban Albian berbohong.

Karena

dia tak ingin berurusan dengan anak kecil, Albian tak peduli dengan anak itu

dan dia langsung menaiki motornya.

Tapi

disaat mau siap-siap pergi, anak kecil itu tiba-tiba memegang tangan Albian.

Terlihat Anak itu merasa tak percaya dia bisa memegang tangan Albian.

"lepaskan

tangan ku" perintah Albian.

"tidak

akan aku lepaskan, kalau paman tidak menjawab pertanyaan ku?" Anak itu

bertanya-tanya yang amat penasaran, anak kecil itu menunjukan wajah polosnya.

"pertanyaan

yang mana?" Tanya Albian.

"kau

benar-benar bisa melihat ku?" tanya Anak itu.

"pertanyaan

konyol, Berhenti bicara denganku, lepaskan tangan ku dan jangan mengikuti ku...

mengerti!!" Dengan nada tegas Albian menjawab, lalu Albian pergi meninggalkan

Anak itu.

***

Ubay

nama anak kecil itu merasa bingung, dia harus kemana dan dari mana dia berasal.

Sudah

seringkali Ubay meminta bantuan pada orang-orang untuk mencari tahu tentangnya

namun orang-orang mengabaikannya. Seketika Ubay bertemu dengan Albian,

Tiba-tiba Ubay merasa Paman Albian akan membantunya untuk mencari tahu

tentangnya.

***

Sampai

di rumah, Albian membuka pintu rumahnya.

"Aku

pulang...!!" Albian melantangkan suaranya.

Ajeng

nama Ibu Albian, menyautnya dari dapur.

"kau

sudah pulang nak, mana pesanan Ibu?" Ajeng sibuk dengan aktivitasnya yaitu

memasak kesukaan Albian.

Albian

menghampiri Ibunya di dapur dan memberikan pesanan Ibunya.

"pesanan

Ibu sudah tiba, tapi ibu menyuruh ku hanya beli kecap manis kan?" tanya Albian

untuk memastikan pesanan Ibunya.

"Iya

betul.. makasih ya sayang" jawaban Ajeng yang masih sibuk masak.

"Iya.."

Albian

mencium aroma masakan.

"Wah...

aromanya sangat-sangat mengoda sekali" Albian jadi semangat..

"Iya

jelas lah... siapa dulu dong Ibu yang masak" Ajeng memuji dirinya sendiri.

"Iya....

I know, masakan Ibu itu selalu menggoda dan aku selalu tergoda dengan masakan

Ibu" Albian memuji Ibunya.

"anak

Ibu paling bisa, membahagiakan Ibunya"

Albian

tertawa hehehe.

Ajeng

menyuruh Albian untuk mandi.

"Sebelum

makan, kamu bersih-bersih dulu sana, Ibu mau bicara sesuatu sama kamu dan

kebetulan Ibu masakin makanan favorit kamu yaitu nasi goreng dan telor ceplok"

"Wah

pasti enak, baik Bu aku bersih-bersih dulu" Albian menuruti perintah Ibunya.

***

Di

meja akan, Ajeng menyiapkan makanannya, lalu Albian tiba dan langsung duduk di

kursi meja makan. Albian langsung menyantap makanan favoritnya walaupun masih

panas dia tidak peduli.

"Wah...

ini makanan terenak yang sering aku makan" Albian senang.

Ajeng

tersenyum melihat Anaknya yang begitu lahap memakan masakannya tapi Albian

mulai curiga dengan Ibunya.

"kenapa,

Ibu hanya melihat ku makan. Ibu tidak makan?" Albian sedikit curiga.

"Ibu

jadi kenyang melihat kamu makan" nada bicara Ajeng sedikit menggoda Albian.

Albian

hanya membalas dengan senyuman terpaksanya, Ajeng memberikan segelas air putih

pada Albian.

"Oh

Iya... Tadi kata Ibu mau ngomong sesuatu, apa itu?" Albian jadi penasaran.

"Sebenarnya..."

Ajeng sedikit ragu untuk membicarakannya.

"Lanjutkan

Bu!" Albian tidak sabar mendengarnya.

"Ibu

ingin minta izin sama kamu, untuk memperbolehkan Ibu pergi bekerja" Ajeng

sedikit takut karena anaknya tidak mengizinkannya.

"Hanya

itu, ya baiklah..." Albian kembali melahap makanannya.

"kamu

mengizinkan Ibu, pergi keluar kota?" Ajeng senang tapi bingung.

"Hah...

keluar kota?" Albian tersedak karena kaget.

"Kau

baik-baik saja?" Tanya Ajeng yang sedikit khawatir.

Albian mengangguk.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Jamilah

Selebihnya

Buku serupa

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Romantis

4.9

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku