Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Fyuh ...
"Akhirnya masalah selesai," gumam Shella sembari membuang napas panjangnya.
Ya! Hari ini terasa begitu melegakan baginya setelah menemani serangkaian sidang perceraian suami dengan istri sebelumnya sampai mereka resmi bercerai dan Shella menjadi istri Dion satu-satunya.
Ting tong!!
Suara bel pintu yang terdengar sampai ke ruang tengah, berhasil membuat Shella mengerjap kala ia tengah asyik bermain dengan putru kecilnya.
"Mbok!? Tolong bukakan pintu, sepertinya ada tamu," teriak Shella berusaha memanggil asisten rumah tangganya. Lalu ia kembali menemani Arshetta menempel-nempelkan beberpa puzle bergambar.
Beberapa menit berlalu, tiba-tiba bel tersebut kembali terdengar membuat Shella kembali mengerjap.
"Mbok Yem ke mana ya?" gumamnya, ia pun melihat anak perempuannya yang masih asyik memainkan beberapa mainan lainnya, "Sayang, Mama ke depan dulu ya! Shetta tunggu di sini dan jangan ke mana-mana."
Arshetta pun mengangkat kepalanya kemudian menjawab, "Iya, Ma."
"Anak pintar!"
Tanpa menunggu lama lagi, Shella lantas bangkit dari duduknya dan bergegas menuju pintu utama.
Dalam hati ia menduga-duga siapa seseorang di balik pintu tersebut.
Ceklek!
Ketika pintu terbuka, seketika saja kedua mata wanita itu terbelalak dengan kening yang mengerut.
Tampak seorang lelaki bertubuh tinggi berpakaian rapi tengah membelakanginya.
"Maaf, cari siapa ya?" tanya Shella bernada sopan.
Lelaki itupun membalikkan tubuhnya sembari menampakkan senyuman lebarnya. Seketika saja membuat Shella terkejut bukan main.
"Selamat siang! Long time no see, Nyonya Arshella!"
Deg!
Shella tampak shock, kedua bola matanya membulat sempurna, tubuhnya terasa kaku bahkan tak dapat bergerak sedikitpun.
Ya! Wanita itu tentu saja merasa terkejut dengan kehadiran lelaki yang dahulu menghantui bahkan sempat mengancamnya.
Dengan suara yang terdengar bergetar karena rasa takut yang menyelimuti, Shella pun berkata, "M-mau apa lagi kamu ke sini, Hans!? Bukankah sudah kukatakan untuk tidak menemuiku lagi!?"
Mendengar ucapan Shella yang seakan-akan merasa terganggu, membuat Hans berdecih sembari memutar bola matanya.
"Hmm, kupikir kau sudah melupakanku. Ternyata belum," ucap lelaki itu bernada menyinggung, "Yah ... mana mungkin kau lupa padaku bukan? Seorang pria yang-"
"Cukup! Jaga perkataanmu dan tolong tinggalkan tempat ini!"
Shella berusaha menghentikan perkataan Hans yang tak ingin ia dengar dalam bentuk apapun terkait kejadian masa lalunya.
Dengan raut wajah yang tampak memerah bak kepiting rebus, bahkan wanita itu sesekali mengedarkan pandangannya takut-takut seseorang melihat dirinya dan menguping pembicaraan tersebut.
Sedangkan Hans, lelaki itu terlihat bersikap tenang seolah tak ada yang harus ia khawatirkan.
Hans pun berdecih dengan senyuman sinis yang tiba-tiba menampak.
"Astaga ... kau masih saja menyangkal, tapi tidak apa. Aku berkunjung ke sini hanya ingin bertemu dengan anakku," jelas Hans, "Di mana dia?"
"Berhenti mengada-ngada, dia bukan anakmu!" elak Shella menekankan.
Ya! Alih-alih menjawab dan bersikap baik terhadap tamunya, Shella justru berlagak arogan, seakan-akan ia sangat benci melihat lelaki itu menemui dirinya.
Ucapan Shella pun berhasil membuat kesabaran Hans terkuras habis, ia datang dengan senyuman namun tak disangka ia disambut dengan sikap dan perilaku Shella yang kasar.
Di tengah-tengah suasana yang semakin panas tersebut tiba-tiba terdengar suara anak kecil dari dalam rumah tersebut.
"Ma!? Mama di mana!?" Lalu beberapa detik kemudian muncul seorang gadis kecil memeluk paha Shella dari belakang.
Hal itu jelas membuat Shella terkejut bukan main, kenapa Arshetta tiba-tiba saja muncul?
Perasaan Shella kini terasa campur aduk, ia tentu tak ingin putri kecilnya bertemu dengan Hans.
Akan tetapi meskipun begitu, tampaknya Hans terlihat senang, bibirnya menyeringai dengan indah kala ia bertemu dengan Arshetta, gadis kecil berusia 5 tahun tersebut.