Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Gairah Liar Pembantu Lugu
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Sang Pemuas
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Memiliki suami tampan, mapan, terpandang mungkin bisa jadi impian para wanita, sebagian besar mengharapkannya. Namun, di balik kelebihan pasti ada kekurangan.
Malam itu terasa amat panas dengan dua orang insan yang saling mencium, melumat, mencecap rasa dan menggigit bergantian.
Tangan lentik terus merayap di dada bidang yang terhalang kemeja. Sedangkan si pria masih menekan bongkahan bokong yang bulat sekal, ini menjadi pergulatan panas di malam yang dingin.
Mereka sudah penuh peluh dengan ruangan yang penuh aroma percintaan.
Argan dengan bersemangat menempelkan tubuh istrinya, Illythia di dinding dan terus menekannya, napas mereka saling beradu dengan berat dan bersahutan. Dada mereka saling menekan dan mulut mereka tak berhenti mencecap.
Lidah Argan menyeruak masuk, menerobos rongga mulut Illythia dengan ganasnya, bertukar air liur dan mencari-cari benda liat dan lunak di dalam mulut Illythia. Lidah mereka sudah saling menarik dan membelit.
Dada Illythia membusung, minta disentuh oleh tangan besar berkulit kasar itu.
Mata wanita itu menutup, menikmati rasa gelanyar-gelanyar aneh yan sangat memuaskannya, kakinya sudah melingkar di pinggang Argan dan membelit kuat.
Sementara Argan melarikan tangannya di bokong istrinya yang seksi.
Argan membawanya ke ranjang dan membaringkan tubuh istrinya dengan perlahan. Kimono satin merah menyala yang dikenakan istrinya semakin membuat napasnya semakin pendek-pendek. Pandangan matanya semakin menggelap dan membesar saat menatap tubuh isrtinya yang molek tergolek lemah, tatapan sayu itu meminta Argan untuk segera mengeksekusinya.
Argan menatap tajam Illythia menghentarkan rasa panas yang membuat Illythia menggeliat, sedangkan tangannya dengan tergesa-gesa melepaskan dasi yang mengikat di lehernya dan satu persatu kancing kemejanya sudah dilepas sampai dia bertelanjang dada di hadapan Illythia.
Argan melarikan telunjuknya di tulang selangka Illythia yang mulai menegang karena sentuhannya, lalu telunjuk itu terselip pada tali tipis yang membuat sehelai kain itu tergantung mulus di bahu sang istri.
Ia melorotkannya dengan sensual, tubuhnya perlahan membungkuk dan bibirnya kembali mencari bibir Illythia yang setengah terbuka.
“Akh!” Tangan kiri Argan menyentuh gundukan dada yang masih membulat kencang milik Illyhtia dan membuat perempuan cantik itu mengerang.
Tangan Illythia dengan sigap merangkul tengkuk Argan.
Malam itu menjadi malam yang panas dan penuh peluh menetes hanya karena ia menyambut Argan yang pulang lembur dan membukakan pintu apartemen mereka.
“Ahhh… ahhh…” Lagi-lagi Illythia mendesah karena keperkasaan Argan terus menghujam di bawah sana.
Bibirnya terus meminta lebih dengan desahan yang semakin intens dan kukunya yang menancap di punggung laki-laki itu.
Mereka sudah bergumul di atas kasur empuk tanpa sehelai benang pun menempel di tubuh mereka, desahan dan erangan menjadi hiasan malam yang indah kali ini.
Illythia mendongak dengan mata terpejam dan kakinya melingkar erat di pinggang Argan, sementara mereka berdua saling mengejang bersamaan Argan yang mendorong miliknya dengan keras sampai ke liang terdalam milik Illythia.
“Akkkhhh…”
“Haaahh… haaah…”
Begitulah desahan mereka saling bersahutan dengan cairan semen yang tumpah meluruh di dalam milik Illythia, terasa hangat dan mengalir luber sampai ke paha perempuan itu.
***
“Aku berangkat duu,” ucap pria bertubuh atletis yang selalu mengenakan kacamatanya itu.
Wanita bertubuh tinggi dan langsing menatap suaminya dengan setengah mengantuk. Ia bersandar di ranjangnya, mengamati apa yang dilakukan suaminya tersebut.
Ia kelelahan karena pergulatan mereka semalam dan bangun dengan telat.
Argan tetaplah Argan, pria yang membawa keberuntungan untuk Illythia, tak banyak meminta dan bersikap begitu lembut terhadap Illythia.
Bahkan Argan sempat-sempatnya memasak untuk Illythia pagi tadi, entah jam berapa suaminya itu bangun dan sekarang sudah mau berangkat kerja saja.
Illyhtia merangkulkan kedua tangannya di leher Argan dan mengecup bibir merah suaminya.