Setiap orang pasti ingin menikah dengan orang yang di cintainya pun juga mencintainya. Tapi Aleeya , setelah kepergian ibunya untuk selamanya ia justru terpaksa harus menikah dengan Richo yang sejak awal tidak menginginkan pernikahan antara dirinya. Bagaimana bisa ia hidup dengan dengan Laki-laki yang jelas-jelas tidak menginginkan dirinya. Seperti mimpi buruk yang berkepanjangan , Aleeya hidup dengan Richo yang tidak pernah menganggapnya ada. Bagaimana ia bisa melalui hidupnya? Jangan lupa untuk dukung karya iniš
Kecelakaan beberapa tahun yang lalu telah merenggut nyawa ayah nya, dan kini dirinya duduk di samping ranjang rumah sakit menemani ibunya yang terbaring lemas.
Dirinya begitu merasa sedih seakan kali ini ibunya juga akan meninggalkannya .
Ibunya sudah mengidap penyakit parah yang mengerikan itu sudah lama, bahkan kan sebelum ayahnya pergi meninggalkan mereka untuk selamanya.
Namun, wanita yang berumur 50 tahun itu berusaha tegar demi menghidupi putrinya yang sekarang masih duduk di bangku SMA .
Penyakit ganas itu terus menggerogoti tubuhnya.
Dia makin melemah dan sudah tidak bisa lagi bertahan lebih lama. Ia terus memikirkan nasib anaknya jika akhirnya dia harus pergi.
Aleeya Titania, nama lengkap gadis itu. Gadis yang baru berumur 18 tahun.
Saat ini aleeya sedang menempuh ujian akhir sekolah,karena keadaan ibunya yang mulai kritis membuat dirinya tidak mengikuti nya.
Raditya Suhardi George mendengar kabar tentang ibu Lidya yang masuk rumah sakit dan kondisinya terus memburuk. Raditya pun memutuskan untuk menjenguk nya, Raditya mengajak istrinya Amanda untuk pergi bersama.
"Dimana kamar ibu Lidya susanti?" tanya pak Raditya . Terlihat wajah cemas dan khawatir yang mendalam pak Raditya .
Bagaimana tidak ,ibu Lidya adalah mantan tunangan pak Raditya dulu. Sebelum pada akhirnya pak Raditya menikahi istrinya yang sekarang ibu Amanda.
Bu Lidya memutuskan hubungannya dengan pak Raditya karena mereka memang tidak cocok lagi.
Mereka sudah menjalin hubungan sangat lama bahkan mereka sudah menentukan tanggal pernikahannya.
NAmun, takdir Tuhan berkata lain Bu Lidya dengan mantap mengakhiri hubungannya dengan pak Raditya.
Karena setelah beberapa tahun belakangan mereka sering bertengkar hebat dan bahkan sempat putus nyambung.
Meskipun keputusan meninggalkan pak Raditya adalah keputusan yang sulit tapi, Bu Lidya mantap dengan keputusannya itu.
Setelah beberapa tahun kemudian mereka sama-sama menikah dengan orang lain.
Seperti itulah jodoh kadang bertahun-tahun di habiskan untuk jagain jodoh orang sungguh terdengar sangat menyedihkan.
Meskipun mereka berdua sudah tidak ada hubungan apa-apa tapi mereka berdua tidak saling membenci, bahkan setelah menikah mereka sering bertemu dengan membawa pasangan masing-masing .
Masa lalu telah mereka kubur dalam-dalam.
Bu Lidya dan ibu Amanda malah menjadi sangat dekat begitu juga dengan pak Raditya dan pak Ferdi suami buk Lidya.
Mengingat hubungan yang pernah terjalin di antara mereka, pak Raditya dan Bu Lidya bersikap tidak berlebihan demi menjaga perasaan pasangan masing-masing.
Sesampainya di kamar Bu Lidya pak Raditya melihat wajah yang dulu cantik kini telah berubah menjadi wajah yang sangat kurus dan seperti bukan Lidya yang dirinya kenal.
Sudah sangat lama dirinya tidak pernah melihat wanita yang dulu pernah mengisi ruang hatinya meskipun cinta nya kini milik istrinya tapi rasa sayang nya kepada mantan tunangan nya itu tidak pernah hilang.
Bu Amanda yang berhati baik itu sangat memahami perasaan suaminya .
Dirinya sama sekali tidak cemburu karena baginya itu hanyalah masa lalu suaminya. Perasaanya kepada Lidya hanya sebatas rasa kasian seorang teman.
Pak Raditya melihat sosok gadis cantik di samping Bu Lidya dia pasti putrinya.
katanya membatin.
Gadis itu bahkan mengalahkan kecantikan ibunya pikir pak Raditya ketika melihat Aleeya.
Tiba-tiba tubuh ibu Lidya mengejang mulutnya menganga sepulang susah bernafas Aleeya yang melihat ibunya seperti itu terus menangis pak Raditya dan Bu Amanda mendrkat,sepertinya Bu Lidya ingin berbicara pada mereka.
"Pak Adit,Bu Manda mungkin sudah saatnya saya pergi,sa...saya titip putri saya"Bu Lidya berkata dengan terbata.
"Tolong ja,,,jagakan dia untuk saya Bu" kata Bu Lidya sambil memegang tangan ibu Amanda.
Ibu Amanda yang tidak tahan menahan tangisnya hanya bisa mengangguk .Ibu Lidya sudah pergi ,dia pergi dengan menyungging senyum di bibirnya mungkin dirinya merasa bahagia bisa menitip putri satu-satunya kepada orang yang tepat menurutnya.
Menyadari ibunya sudah tidak ada, Aleeya menangis histeris.
Bu Amanda memeluknya.
"Yang sabar sayang kamu tidak sendiri ada tante yang akan menjaga mu." Sambil terus memeluk dan mengelus rambut Aleeya ibu Amanda terus menenangkanya .
suasana hening, pak Raditya menahan tangisnya namun wajahnya terlihat sangat sedih dan terluka.
Dirinya tidak menyangka pertemuan nya setelah puluhan tahun itu menjadi pertemuan terakhirnya.Bu Lidya pun di makamkan.
Menangis dan terus menangis Aleeya tidak ingin beranjak dari pusara ibunya.
Jika bisa meminta, dirinya ingin ikut bersama beliau, membayang kan hidup sendiri tanpa kedua orang tuanya saja sudah tak sanggup bagaimana menjalankannya batin Aleeya.
Sanak saudara seperti tidak ada semenjak kepergian ayah nya berapa tahun yang lalu.
Sepertinya keluarga mereka enggan untuk mengakui mereka sebagai saudara.
Apa lagi dengan keadaan nya yang tidak memiliki apapun saat ini.Dirinya kini sebatang kara.
Saat itu pula semua terasa berat dan yang terlihat hanya gelap.
Aleeya jatuh pingsang pak Raditya yang sejak tadi berdiri di belakang nya bersama ibu Amanda segera membawanya ke dalam mobil.
Pak Raditya dan ibu Amanda memutuskan untuk membawa nya pulang kerumahnya.
Semenjak kedatangan nya di rumah sakit,saat itu pula ibu Lidya menghembuskan nafas terakhirnya. Membuat pak Raditya dan Bu Amanda belum sempat berbicara dengan Aleeya .
Bu Amanda hanya berusaha menghibur dan menguatkan Aleeya ketika beliau menyadari bahwa Aleeya putri Bu Lidya.
Aleeya terlihat begitu terpukul atas kepergian ibunya. Mereka pun mengurus pemakaman ibu Lidya.
Pak Raditya dan Bu Amanda sangat paham bahwa Aleeya tidak punya siapa-siapa lagi .
Tiba di rumah pak Raditya dan Bu Amanda langsung memerintah kan pelayan di rumah itu untuk membawa Aleeya kekamar.
Pelayan-pelayan yang baik itu kemudian membawa Aleeya yang masih tak sadarkan diri.
Sementara itu Bu Amanda menelpon dokter pribadi mereka untuk segera datang ke rumah.
Beberapa menit kemudian dokter Handri datang dan langsung memeriksa Aleeya.
"Bagaimana keadaanya" tanya pak Raditya yang dari tadi panik dan ingin segera tahu keadaan Aleeya .
"Dia hanya kelelahan dan terlalu banyak menangis, sepertinya dia memiliki rasa takut yang berlebihan membuat dirinya tertekan" Dokter Han lalu merapikan tas kerja.
"Sudah saya berikan obat penenang" lanjutnya.
"Terimakasih dokter Han" kata Bu Amanda.
"Sama-sama Bu,pak Adit. kalau begitu saya pamit dulu" dokter Han pun berlalu.
Hanya pak Raditya , Bu Manda dan Aleeya di kamar itu.
Pak Raditya memandang kasihan kepada Aleeya .
Kemudian Bu Amanda memberikan sebuah lipatan kertas yang terjatuh saat Aleeya pingsan di pemakaman kepada suaminya.
Kertas itu Aleeya bawa dari rumah sakit sampai di pemakaman.
Bu Amanda mengambilnya saat kertas itu terjatuh ketika Aleeya jatuh pingsan.
Dengan berat Aleeya membuka matanya.Aleeya merasa seperti mimpi dan berharap semua tentang ibunya hanya mimpi.
Aleeya melihat sekeliling nya dengan samar-samar Aleeya melihat dua orang berdiri di samping nya.
"Dimana aku?" Aleeya menyadari bahwa dirinya tidak berada di rumah nya.
"Sayang,kamu sudah sadar nak?" Bu Amanda mendekati Aleeya dan membantunya untuk duduk di atas tempat tidur.
"Minumlah dulu!" sambil memberikan satu gelas air ke pada Aleeya.
"Kamu di rumah om sama Tante"
Aleeya berusaha mengingat-ingat kejadian sebelumnya seketika air matanya terjatuh lagi mengingat tentang ibunya yang sudah tiada.
"Tenangkan pikiran mu nak,ada om sama Tante disini "kata pak Raditya .
"Apapun yang terjadi kamu harus tetap melanjutkan hidup mu,kedua orang tua mu akan sedih jika melihat kamu disini terus bersedih" Bu Amanda memeluk Aleeya.
Bu Amanda berharap Aleeya bisa menerima kenyataan tentang ibunya.
"Kalau kamu mau, kamu bisa tinggal disini, karena mulai sekarang kamu anak Tante sama om"
"Maaf Tante ,kalian ini siapa?" tanya Aleeya yang belum tau siapa mereka berdua.Bu Amanda memandang suaminya dan berkata lagi kepada Aleeya.
"kami sahabat ibu mu"
"iya ,kami sahabat ibu mu"kata pak Raditya menimpali.
setelah beberapa menit mengobrol sepertinya Aleeya sedikit mulai terlihat tenang meskipun rawut kesedihan di mukanya tidak bisa di sembunyikan.
"Siapa nama mu nak?"
"a..Aleeya tante?"
"Tante Amanda dan om Raditya "kata Bu Amanda memperkenalkan dirinya dan suaminya.
Aleeya mulai teringat bahwa satu hari sebelum kepergian ibunya beliau berpesan untuk memberikan sebuah surat kepada pak Raditya dan Bu Amanda.
Meskipun Aleeya tidak tau harus mencari orang yang ibunya maksud itu namun dirinya tetap menyanggupinya.
Tidak di sangka sekarang justru mereka yang menemukan Aleeya terlebih dulu.
Aleeya sedikit terlihat bingung, sepertinya ada yang ia coba untuk mengingat sesuatu.
Dirinya mencari-cari kertas yang almarhum ibunya berikan.
"Apa yang kamu cari adalah ini?" kata pak Raditya.
Aleeya mengangguk.
"Ibu menyuruh memberikanya kepada om dan Tante" jawab Aleeya .
Sebuah surat yang lipatannya terlihat kusut.
Bu Amanda dan pak Raditya pun saling berpandangan ternyata lipatan kertas itu di berikan untuk mereka.
dan kemudian membukanya.
Bab 1 Chapter 1
13/02/2022
Bab 2 Chapter 2
13/02/2022
Bab 3 Chapter 3
13/02/2022
Bab 4 Chapter 4
13/02/2022
Bab 5 Chapter 5
13/02/2022
Bab 6 Chapter 6
13/02/2022
Bab 7 Chapter 7
13/02/2022
Bab 8 Chapter 8
13/02/2022
Bab 9 Chapter 9
13/02/2022
Bab 10 Chapter 10
13/02/2022
Bab 11 Chapter 11
14/02/2022
Bab 12 Chapter 12
14/02/2022
Bab 13 Chapter 13
15/02/2022
Bab 14 Chapter 14
15/02/2022
Bab 15 Chapter 15
15/02/2022
Bab 16 Chapter 16
15/02/2022
Bab 17 Chapter 17
15/02/2022