Istri Yang Tak Diinginkan

Istri Yang Tak Diinginkan

Diane

4.9
Komentar
31.8K
Penayangan
17
Bab

Setiap orang pasti ingin menikah dengan orang yang di cintainya pun juga mencintainya. Tapi Aleeya , setelah kepergian ibunya untuk selamanya ia justru terpaksa harus menikah dengan Richo yang sejak awal tidak menginginkan pernikahan antara dirinya. Bagaimana bisa ia hidup dengan dengan Laki-laki yang jelas-jelas tidak menginginkan dirinya. Seperti mimpi buruk yang berkepanjangan , Aleeya hidup dengan Richo yang tidak pernah menganggapnya ada. Bagaimana ia bisa melalui hidupnya? Jangan lupa untuk dukung karya ini😊

Bab 1 Chapter 1

Kecelakaan beberapa tahun yang lalu telah merenggut nyawa ayah nya, dan kini dirinya duduk di samping ranjang rumah sakit menemani ibunya yang terbaring lemas.

Dirinya begitu merasa sedih seakan kali ini ibunya juga akan meninggalkannya .

Ibunya sudah mengidap penyakit parah yang mengerikan itu sudah lama, bahkan kan sebelum ayahnya pergi meninggalkan mereka untuk selamanya.

Namun, wanita yang berumur 50 tahun itu berusaha tegar demi menghidupi putrinya yang sekarang masih duduk di bangku SMA .

Penyakit ganas itu terus menggerogoti tubuhnya.

Dia makin melemah dan sudah tidak bisa lagi bertahan lebih lama. Ia terus memikirkan nasib anaknya jika akhirnya dia harus pergi.

Aleeya Titania, nama lengkap gadis itu. Gadis yang baru berumur 18 tahun.

Saat ini aleeya sedang menempuh ujian akhir sekolah,karena keadaan ibunya yang mulai kritis membuat dirinya tidak mengikuti nya.

Raditya Suhardi George mendengar kabar tentang ibu Lidya yang masuk rumah sakit dan kondisinya terus memburuk. Raditya pun memutuskan untuk menjenguk nya, Raditya mengajak istrinya Amanda untuk pergi bersama.

"Dimana kamar ibu Lidya susanti?" tanya pak Raditya . Terlihat wajah cemas dan khawatir yang mendalam pak Raditya .

Bagaimana tidak ,ibu Lidya adalah mantan tunangan pak Raditya dulu. Sebelum pada akhirnya pak Raditya menikahi istrinya yang sekarang ibu Amanda.

Bu Lidya memutuskan hubungannya dengan pak Raditya karena mereka memang tidak cocok lagi.

Mereka sudah menjalin hubungan sangat lama bahkan mereka sudah menentukan tanggal pernikahannya.

NAmun, takdir Tuhan berkata lain Bu Lidya dengan mantap mengakhiri hubungannya dengan pak Raditya.

Karena setelah beberapa tahun belakangan mereka sering bertengkar hebat dan bahkan sempat putus nyambung.

Meskipun keputusan meninggalkan pak Raditya adalah keputusan yang sulit tapi, Bu Lidya mantap dengan keputusannya itu.

Setelah beberapa tahun kemudian mereka sama-sama menikah dengan orang lain.

Seperti itulah jodoh kadang bertahun-tahun di habiskan untuk jagain jodoh orang sungguh terdengar sangat menyedihkan.

Meskipun mereka berdua sudah tidak ada hubungan apa-apa tapi mereka berdua tidak saling membenci, bahkan setelah menikah mereka sering bertemu dengan membawa pasangan masing-masing .

Masa lalu telah mereka kubur dalam-dalam.

Bu Lidya dan ibu Amanda malah menjadi sangat dekat begitu juga dengan pak Raditya dan pak Ferdi suami buk Lidya.

Mengingat hubungan yang pernah terjalin di antara mereka, pak Raditya dan Bu Lidya bersikap tidak berlebihan demi menjaga perasaan pasangan masing-masing.

Sesampainya di kamar Bu Lidya pak Raditya melihat wajah yang dulu cantik kini telah berubah menjadi wajah yang sangat kurus dan seperti bukan Lidya yang dirinya kenal.

Sudah sangat lama dirinya tidak pernah melihat wanita yang dulu pernah mengisi ruang hatinya meskipun cinta nya kini milik istrinya tapi rasa sayang nya kepada mantan tunangan nya itu tidak pernah hilang.

Bu Amanda yang berhati baik itu sangat memahami perasaan suaminya .

Dirinya sama sekali tidak cemburu karena baginya itu hanyalah masa lalu suaminya. Perasaanya kepada Lidya hanya sebatas rasa kasian seorang teman.

Pak Raditya melihat sosok gadis cantik di samping Bu Lidya dia pasti putrinya.

katanya membatin.

Gadis itu bahkan mengalahkan kecantikan ibunya pikir pak Raditya ketika melihat Aleeya.

Tiba-tiba tubuh ibu Lidya mengejang mulutnya menganga sepulang susah bernafas Aleeya yang melihat ibunya seperti itu terus menangis pak Raditya dan Bu Amanda mendrkat,sepertinya Bu Lidya ingin berbicara pada mereka.

"Pak Adit,Bu Manda mungkin sudah saatnya saya pergi,sa...saya titip putri saya"Bu Lidya berkata dengan terbata.

"Tolong ja,,,jagakan dia untuk saya Bu" kata Bu Lidya sambil memegang tangan ibu Amanda.

Ibu Amanda yang tidak tahan menahan tangisnya hanya bisa mengangguk .Ibu Lidya sudah pergi ,dia pergi dengan menyungging senyum di bibirnya mungkin dirinya merasa bahagia bisa menitip putri satu-satunya kepada orang yang tepat menurutnya.

Menyadari ibunya sudah tidak ada, Aleeya menangis histeris.

Bu Amanda memeluknya.

"Yang sabar sayang kamu tidak sendiri ada tante yang akan menjaga mu." Sambil terus memeluk dan mengelus rambut Aleeya ibu Amanda terus menenangkanya .

suasana hening, pak Raditya menahan tangisnya namun wajahnya terlihat sangat sedih dan terluka.

Dirinya tidak menyangka pertemuan nya setelah puluhan tahun itu menjadi pertemuan terakhirnya.Bu Lidya pun di makamkan.

Menangis dan terus menangis Aleeya tidak ingin beranjak dari pusara ibunya.

Jika bisa meminta, dirinya ingin ikut bersama beliau, membayang kan hidup sendiri tanpa kedua orang tuanya saja sudah tak sanggup bagaimana menjalankannya batin Aleeya.

Sanak saudara seperti tidak ada semenjak kepergian ayah nya berapa tahun yang lalu.

Sepertinya keluarga mereka enggan untuk mengakui mereka sebagai saudara.

Apa lagi dengan keadaan nya yang tidak memiliki apapun saat ini.Dirinya kini sebatang kara.

Saat itu pula semua terasa berat dan yang terlihat hanya gelap.

Aleeya jatuh pingsang pak Raditya yang sejak tadi berdiri di belakang nya bersama ibu Amanda segera membawanya ke dalam mobil.

Pak Raditya dan ibu Amanda memutuskan untuk membawa nya pulang kerumahnya.

Semenjak kedatangan nya di rumah sakit,saat itu pula ibu Lidya menghembuskan nafas terakhirnya. Membuat pak Raditya dan Bu Amanda belum sempat berbicara dengan Aleeya .

Bu Amanda hanya berusaha menghibur dan menguatkan Aleeya ketika beliau menyadari bahwa Aleeya putri Bu Lidya.

Aleeya terlihat begitu terpukul atas kepergian ibunya. Mereka pun mengurus pemakaman ibu Lidya.

Pak Raditya dan Bu Amanda sangat paham bahwa Aleeya tidak punya siapa-siapa lagi .

Tiba di rumah pak Raditya dan Bu Amanda langsung memerintah kan pelayan di rumah itu untuk membawa Aleeya kekamar.

Pelayan-pelayan yang baik itu kemudian membawa Aleeya yang masih tak sadarkan diri.

Sementara itu Bu Amanda menelpon dokter pribadi mereka untuk segera datang ke rumah.

Beberapa menit kemudian dokter Handri datang dan langsung memeriksa Aleeya.

"Bagaimana keadaanya" tanya pak Raditya yang dari tadi panik dan ingin segera tahu keadaan Aleeya .

"Dia hanya kelelahan dan terlalu banyak menangis, sepertinya dia memiliki rasa takut yang berlebihan membuat dirinya tertekan" Dokter Han lalu merapikan tas kerja.

"Sudah saya berikan obat penenang" lanjutnya.

"Terimakasih dokter Han" kata Bu Amanda.

"Sama-sama Bu,pak Adit. kalau begitu saya pamit dulu" dokter Han pun berlalu.

Hanya pak Raditya , Bu Manda dan Aleeya di kamar itu.

Pak Raditya memandang kasihan kepada Aleeya .

Kemudian Bu Amanda memberikan sebuah lipatan kertas yang terjatuh saat Aleeya pingsan di pemakaman kepada suaminya.

Kertas itu Aleeya bawa dari rumah sakit sampai di pemakaman.

Bu Amanda mengambilnya saat kertas itu terjatuh ketika Aleeya jatuh pingsan.

Dengan berat Aleeya membuka matanya.Aleeya merasa seperti mimpi dan berharap semua tentang ibunya hanya mimpi.

Aleeya melihat sekeliling nya dengan samar-samar Aleeya melihat dua orang berdiri di samping nya.

"Dimana aku?" Aleeya menyadari bahwa dirinya tidak berada di rumah nya.

"Sayang,kamu sudah sadar nak?" Bu Amanda mendekati Aleeya dan membantunya untuk duduk di atas tempat tidur.

"Minumlah dulu!" sambil memberikan satu gelas air ke pada Aleeya.

"Kamu di rumah om sama Tante"

Aleeya berusaha mengingat-ingat kejadian sebelumnya seketika air matanya terjatuh lagi mengingat tentang ibunya yang sudah tiada.

"Tenangkan pikiran mu nak,ada om sama Tante disini "kata pak Raditya .

"Apapun yang terjadi kamu harus tetap melanjutkan hidup mu,kedua orang tua mu akan sedih jika melihat kamu disini terus bersedih" Bu Amanda memeluk Aleeya.

Bu Amanda berharap Aleeya bisa menerima kenyataan tentang ibunya.

"Kalau kamu mau, kamu bisa tinggal disini, karena mulai sekarang kamu anak Tante sama om"

"Maaf Tante ,kalian ini siapa?" tanya Aleeya yang belum tau siapa mereka berdua.Bu Amanda memandang suaminya dan berkata lagi kepada Aleeya.

"kami sahabat ibu mu"

"iya ,kami sahabat ibu mu"kata pak Raditya menimpali.

setelah beberapa menit mengobrol sepertinya Aleeya sedikit mulai terlihat tenang meskipun rawut kesedihan di mukanya tidak bisa di sembunyikan.

"Siapa nama mu nak?"

"a..Aleeya tante?"

"Tante Amanda dan om Raditya "kata Bu Amanda memperkenalkan dirinya dan suaminya.

Aleeya mulai teringat bahwa satu hari sebelum kepergian ibunya beliau berpesan untuk memberikan sebuah surat kepada pak Raditya dan Bu Amanda.

Meskipun Aleeya tidak tau harus mencari orang yang ibunya maksud itu namun dirinya tetap menyanggupinya.

Tidak di sangka sekarang justru mereka yang menemukan Aleeya terlebih dulu.

Aleeya sedikit terlihat bingung, sepertinya ada yang ia coba untuk mengingat sesuatu.

Dirinya mencari-cari kertas yang almarhum ibunya berikan.

"Apa yang kamu cari adalah ini?" kata pak Raditya.

Aleeya mengangguk.

"Ibu menyuruh memberikanya kepada om dan Tante" jawab Aleeya .

Sebuah surat yang lipatannya terlihat kusut.

Bu Amanda dan pak Raditya pun saling berpandangan ternyata lipatan kertas itu di berikan untuk mereka.

dan kemudian membukanya.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Balas Dendam Kejam Sang Mantan

Balas Dendam Kejam Sang Mantan

Gavin
5.0

Perusahaanku, CiptaKarya, adalah mahakarya dalam hidupku. Kubangun dari nol bersama kekasihku, Baskara, selama sepuluh tahun. Kami adalah cinta sejak zaman kuliah, pasangan emas yang dikagumi semua orang. Dan kesepakatan terbesar kami, kontrak senilai 800 miliar Rupiah dengan Nusantara Capital, akhirnya akan segera terwujud. Lalu, gelombang mual yang hebat tiba-tiba menghantamku. Aku pingsan, dan saat sadar, aku sudah berada di rumah sakit. Ketika aku kembali ke kantor, kartu aksesku ditolak. Semua aksesku dicabut. Fotoku, yang dicoret dengan tanda 'X' tebal, teronggok di tempat sampah. Saskia Putri, seorang anak magang yang direkrut Baskara, duduk di mejaku, berlagak seperti Direktur Operasional yang baru. Dengan suara lantang, dia mengumumkan bahwa "personel yang tidak berkepentingan" dilarang mendekat, sambil menatap lurus ke arahku. Baskara, pria yang pernah menjanjikanku seluruh dunia, hanya berdiri di sampingnya, wajahnya dingin dan acuh tak acuh. Dia mengabaikan kehamilanku, menyebutnya sebagai gangguan, dan memaksaku mengambil cuti wajib. Aku melihat sebatang lipstik merah menyala milik Saskia di meja Baskara, warna yang sama dengan yang kulihat di kerah kemejanya. Kepingan-kepingan teka-teki itu akhirnya menyatu: malam-malam yang larut, "makan malam bisnis", obsesinya yang tiba-tiba pada ponselnya—semua itu bohong. Mereka telah merencanakan ini selama berbulan-bulan. Pria yang kucintai telah lenyap, digantikan oleh orang asing. Tapi aku tidak akan membiarkan mereka mengambil segalanya dariku. Aku berkata pada Baskara bahwa aku akan pergi, tetapi tidak tanpa bagianku sepenuhnya dari perusahaan, yang dinilai berdasarkan harga pasca-pendanaan dari Nusantara Capital. Aku juga mengingatkannya bahwa algoritma inti, yang menjadi alasan Nusantara Capital berinvestasi, dipatenkan atas namaku seorang. Aku melangkah keluar, mengeluarkan ponselku untuk menelepon satu-satunya orang yang tidak pernah kusangka akan kuhubungi: Revan Adriansyah, saingan terberatku.

Perhitungan Pahit Seorang Istri

Perhitungan Pahit Seorang Istri

Gavin
5.0

Suamiku, Banyu, dan aku adalah pasangan emas Jakarta. Tapi pernikahan sempurna kami adalah kebohongan, tanpa anak karena kondisi genetik langka yang katanya akan membunuh wanita mana pun yang mengandung bayinya. Ketika ayahnya yang sekarat menuntut seorang ahli waris, Banyu mengusulkan sebuah solusi: seorang ibu pengganti. Wanita yang dipilihnya, Arini, adalah versi diriku yang lebih muda dan lebih bersemangat. Tiba-tiba, Banyu selalu sibuk, menemaninya melalui "siklus bayi tabung yang sulit." Dia melewatkan hari ulang tahunku. Dia melupakan hari jadi pernikahan kami. Aku mencoba memercayainya, sampai aku mendengarnya di sebuah pesta. Dia mengaku kepada teman-temannya bahwa cintanya padaku adalah "koneksi yang dalam," tetapi dengan Arini, itu adalah "gairah" dan "bara api." Dia merencanakan pernikahan rahasia dengannya di Labuan Bajo, di vila yang sama yang dia janjikan padaku untuk hari jadi kami. Dia memberinya pernikahan, keluarga, kehidupan—semua hal yang tidak dia berikan padaku, menggunakan kebohongan tentang kondisi genetik yang mematikan sebagai alasannya. Pengkhianatan itu begitu total hingga terasa seperti sengatan fisik. Ketika dia pulang malam itu, berbohong tentang perjalanan bisnis, aku tersenyum dan memainkan peran sebagai istri yang penuh kasih. Dia tidak tahu aku telah mendengar semuanya. Dia tidak tahu bahwa saat dia merencanakan kehidupan barunya, aku sudah merencanakan pelarianku. Dan dia tentu tidak tahu aku baru saja menelepon sebuah layanan yang berspesialisasi dalam satu hal: membuat orang menghilang.

Membalas Penkhianatan Istriku

Membalas Penkhianatan Istriku

Juliana
5.0

"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.

Bosku Kenikmatanku

Bosku Kenikmatanku

Juliana
5.0

Aku semakin semangat untuk membuat dia bertekuk lutut, sengaja aku tidak meminta nya untuk membuka pakaian, tanganku masuk kedalam kaosnya dan mencari buah dada yang sering aku curi pandang tetapi aku melepaskan terlebih dulu pengait bh nya Aku elus pelan dari pangkal sampai ujung, aku putar dan sedikit remasan nampak ci jeny mulai menggigit bibir bawahnya.. Terus aku berikan rangsang an dan ketika jari tanganku memilin dan menekan punting nya pelan "Ohhsss... Hemm.. Din.. Desahannya dan kedua kakinya ditekuk dilipat kan dan kedua tangan nya memeluk ku Sekarang sudah terlihat ci jeny terangsang dan nafsu. Tangan kiri ku turun ke bawah melewati perutnya yang masih datar dan halus sampai menemukan bukit yang spertinya lebat ditumbuhi bulu jembut. Jari jariku masih mengelus dan bermain di bulu jembutnya kadang ku tarik Saat aku teruskan kebawah kedalam celah vaginanya.. Yes sudah basah. Aku segera masukan jariku kedalam nya dan kini bibirku sudah menciumi buah dadanya yang montok putih.. " Dinn... Dino... Hhmmm sssttt.. Ohhsss.... Kamu iniii ah sss... Desahannya panjang " Kenapa Ci.. Ga enak ya.. Kataku menghentikan aktifitas tanganku di lobang vaginanya... " Akhhs jangan berhenti begitu katanya dengan mengangkat pinggul nya... " Mau lebih dari ini ga.. Tanyaku " Hemmm.. Terserah kamu saja katanya sepertinya malu " Buka pakaian enci sekarang.. Dan pakaian yang saya pake juga sambil aku kocokan lebih dalam dan aku sedot punting susu nya " Aoww... Dinnnn kamu bikin aku jadi seperti ini.. Sambil bangun ke tika aku udahin aktifitas ku dan dengan cepat dia melepaskan pakaian nya sampai tersisa celana dalamnya Dan setelah itu ci jeny melepaskan pakaian ku dan menyisakan celana dalamnya Aku diam terpaku melihat tubuh nya cantik pasti,putih dan mulus, body nya yang montok.. Aku ga menyangka bisa menikmati tubuh itu " Hai.. Malah diem saja, apa aku cuma jadi bahan tonton nan saja,bukannya ini jadi hayalanmu selama ini. Katanya membuyarkan lamunanku " Pastinya Ci..kenapa celana dalamnya ga di lepas sekalian.. Tanyaku " Kamu saja yang melepaskannya.. Kata dia sambil duduk di sofa bed. Aku lepaskan celana dalamku dan penislku yang sudah berdiri keras mengangguk angguk di depannya. Aku lihat di sempat kagett melihat punyaku untuk ukuran biasa saja dengan panjang 18cm diameter 4cm, setelah aku dekatkan ke wajahnya. Ada rasa ragu ragu " Memang selama ini belum pernah Ci melakukan oral? Tanyaku dan dia menggelengkan kepala

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku