Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
"Mas Ervin sampai kapan kamu akan seperti ini mas? Aku capek lihat kamu tiap hari mabuk terus. Bahkan kamu bawa botol minuman kekamar kita. Mas bisa sakit kalau terus- terusan minun alkohol," bentak Zoya pada suaminya yang baru saja memasuki rumah mereka.
Di tengah malam begini ia harus bertengkar dengan Ervin yang baru pulang dengan botol alkohol d tangan kanannya, 3 kancing baju terbuka d bagian atas dan rambut yang tidak lagi tertata, sangat berantakan. Zoya bisa gila jika membiarkan Ervin minum alkohol terus.
"Ka...mu istriku dan botol... ini... juga istriku... Hahaha." Ervin tertawa keras mengangkat tinggi botol alkohol d tangannya.
"Kamu sudah gila, Mas. Berikan botol itu aku akan membuangnya." Zoya berusaha mengambil botol minuman di tangan Ervin tapi ia menepisnya dan mendorong Zoya hingga terjatuh ke lantai.
Hati Zoya terluka, menyesali keputusannya menerima menikah dengan Ervin tiga tahun lalu. Cukup lama ia menahan diri dan bersabar menghadapi Ervin selama ini, disatu sisi ia berusaha untuk mengabaikan kebiasaan buruk Ervin itu, tapi disisi lain Zoya tetap khawatir Ervin sakit karena kebanyakan konsumsi alkohol.
Dan benar saja hari ini Ervin sampai membentak dan mendorongnya hanya karena minuman itu. Tangis Zoya pecah dia bangkit dan memecahkan botol minuman Ervin yang tersusun di lemari kaca. Ervin yang mabuk melihat hal itu menjadi murka pada Zoya.
"Apa yang kau lakukan pada istri pertamaku? Apa kau sudah gila, Hah? Kau tidak punya hak melarangku. Jadi jangan memintaku untuk memilih kalian berdua." Wajah Ervin memerah terbakar amarah menatap Zoya.
"Jelas aku punya hak, Aku istrimu, Mas. Minuman itu racun untukmu, racun yang akan membunuhmu pelan- pelan." Zoya mendekati suaminya dengan air mata yang tidak terbendung lagi.
"Masa bodoh dengan mati. Kamu tidak usah mengajariku tentang hidup dan mati. Aku tahu semuanya, bahkan orang yang tidak mengkonsumsi alkohol pun tetap akan mati. Jadi, jangan melarangku untuk meninggalkan apa yang aku sukai." Ervin mengelak dan tak terima di nasehati oleh Zoya. Dia seorang suami, dia tahu apa yang ia lakukan akan merugikan dirinya sendiri tapi dia tidak akan mendengar apa kata istrinya.
"Kalau begitu kamu pilih aku atau minuman sialan itu. Selama ini aku sabar mengahadapimu, Mas. Aku selalu berdoa semoga kamu bisa berubah dan nyatanya tidak bisa. Jujur saja, aku tidak bisa hidup dengan pemabuk seperti dirimu. Itu membuatku muak," ketus Zoya tidak lagi bisa toleransi terhadap kelakuan buruk Ervin. Dia mendorong pria itu kesal hingga mundur beberapa langkah.
"KAMU BERANI, YAH!" Kesal Ervin.
"Jelas aku lebih mencintai alkohol, jika kamu tidak bisa menerimanya baik, kalau begitu aku menceraikanmu dengan talak 3," kata Ervin kesal. Dia tak sadar dengan ucapannya yang menyakiti hati kstrinya.
"Kuulangi sekali lagi, aku mentalakmu. MENTALAK ZOYA CALLISTA," kata Ervin jengkel mengucapkan tiga kali kata sakral itu.
Mendengar itu Zoya terpukul, dia begitu terkejut sampai tubuhnya meluruh di lantai. Zoya syok dengan perkataan Ervin yang langsung mengatakan talak 3.
Awalnya pernikahan mereka cukup harmonis namun kecanduan Ervin pada alkohol membuat dirinya mengalami stress berat. Dia tak pernah tahu bahwa pernikahan mereka retak bukan karena orang ketiga atau pun ikut campur orang tua. tapi hanya karena alkohol, minuman sialan yang membuat suaminya lupa diri. Zoya menangis sesenggukan hingga melupakan statusnya yang kini menjadi seorang janda.
Richard yang tak sengaja mendengar pertengkaran anak dan menantunya bahkan teriakan talak dari anaknya membuat dirinya murka. Ia segera menampar anaknya yang mengucapkan kata talak tanpa berpikir jernih. Richard begitu kecewa dengan anaknya, Zoya istri yang baik dan Ervin malah menyia-nyiakannya.