Megan dipaksa menggantikan kakak tirinya untuk menikah dengan seorang pria yang tanpa uang. Mengingat bahwa suaminya hanyalah seorang pria miskin, dia pikir dia harus menjalani sisa hidupnya dengan rendah hati. Dia tidak tahu bahwa suaminya, Zayden Wilgunadi, sebenarnya adalah taipan bisnis yang paling berkuasa dan misterius di kota. Begitu dia mendengar desas-desus tentang hal ini, Meagan berlari ke apartemen sewaannya dan melemparkan diri ke dalam pelukan suaminya. "Mereka semua bilang kamu adalah Tuan Fabrizio yang berkuasa. Apakah itu benar?" Sang pria membelai rambutnya dengan lembut. "Orang-orang hanya berbicara omong kosong. Pria itu hanya memiliki penampilan yang mirip denganku." Megan menggerutu, "Tapi pria itu brengsek! Dia bahkan memanggilku istrinya! Sayang, kamu harus memberinya pelajaran!" Keesokan harinya, Tuan Fabrizio muncul di perusahaannya dengan memar-memar di wajahnya. Semua orang tercengang. Apa yang telah terjadi pada CEO mereka? Sang CEO tersenyum. "Istriku yang memerintahkannya, aku tidak punya pilihan lain selain mematuhinya."
"Sekarang sudah larut malam, tidurlah."
Suara pria yang dalam dan memesona itu tiba-tiba bergema sehingga menyadarkan Megan Axelle dari lamunannya. Ketika mendongak, matanya bertemu dengan mata suaminya yang dalam dan penuh emosi yang tidak bisa dibacanya.
Megan menarik ujung gaunnya dengan gugup, jantungnya berdetak semakin cepat.
Sejak memasuki ruangan ini, dia duduk di tepi tempat tidur dan tidak banyak bergerak. Karena mempertahankan postur ini untuk waktu yang lama, punggungnya menjadi kaku. Dia bahkan belum melepas gaun pengantinnya. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan atau harapkan.
Baru setelah pria itu keluar dari kamar mandi, dia sadar bahwa mereka akan menghabiskan malam pertama mereka sebagai pasangan suami istri. Malam ini tidak ditakdirkan untuk menjadi malam yang biasa.
Ketika memikirkan hal ini, seluruh tubuhnya gemetar. Dia bahkan tidak memiliki kesempatan untuk mengenal suaminya dengan baik. Bagaimanapun, dia hanyalah seorang pengganti wanita lain.
Sebagai anak haram dari keluarga kaya, dia dipaksa menggantikan kakak tirinya untuk menikah dengan pria miskin ini demi menyelesaikan pertunangan yang telah diatur oleh para tetua dari kedua keluarga.
Dia akan memperoleh mahar yang cukup besar dari pernikahan ini. Dengan uang itu, dia bisa melunasi biaya pengobatan ibunya dan adiknya bisa melanjutkan sekolah, sehingga seluruh keluarganya bisa hidup sejahtera. Seluruh beban ini diletakkan di pundaknya.
Karena menyadari bahwa hidupnya kini telah berubah, Megan menarik napas dalam-dalam dan berjalan menuju kamar mandi dengan tubuh gemetar sambil berkata, "Aku ... aku juga akan mandi ...."
Mendengar kata-kata ini, mata pria itu sedikit melebar.
Megan buru-buru masuk ke kamar mandi. Saat hendak mengunci pintu, dia baru menemukan bahwa pintu kayu yang lusuh tersebut tidak memiliki kunci. Dia pun menelan ludah. Meskipun kehidupannya sebelumnya tidak mudah, itu tidak seburuk ini.
Tidak lama kemudian, air mata menggenang di matanya. Dia ingin menangis dan menumpahkan kekesalannya, tetapi, dia hanya bisa berdiri di kamar mandi untuk sejenak dan tidak berani melepas bajunya.
Pria di luar sepertinya mengerti apa yang sedang dipikirkannya, jadi dia berkata dengan suara yang dalam, "Aku akan keluar untuk merokok, tenang saja."
Megan tampak sedikit lega. Untuk memeriksa apakah pria itu benar-benar keluar, dia bersandar di pintu dan mendengarkan dengan saksama. Langkah kaki pria itu berangsur-angsur menjauh dan terdengar suara pintu berderit saat ditutup. Setelah itu, dia tidak mendengar apa-apa lagi dari balik pintu.
Sehari sebelum pernikahan mereka, angin topan yang ganas menyapu seisi kota. Beberapa papan reklame berukuran besar terseret dan pohon-pohon besar yang tumbang terlihat di mana-mana. Terlepas dari semua kesulitan ini, pernikahan Megan tetap berlangsung.
Tidak ada mobil pernikahan yang indah untuk menjemputnya. Oleh karena itu, dia harus berjalan cukup jauh hanya untuk menaiki minibus yang tidak mencolok untuk mengantarnya pergi ke desa ini. Jalan berlumpur menodai sepatu dan gaun pengantinnya sehingga semuanya terlihat sangat berantakan.
Beberapa tetua yang percaya pada takhayul mengatakan bahwa menikah dalam kondisi seperti itu hanya akan memberikan masa depan yang menyedihkan. Akan tetapi, Megan sudah lama tidak memedulikan kebahagiaannya sendiri. Jadi, apa pun yang terjadi di masa depan, dia pikir baginya itu sama saja.
Setelah selesai mandi, dia berjalan keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambut. Tampaknya suaminya belum kembali dari merokok di luar.
Saat melihat sekeliling rumah yang hanya terdapat dua kamar, dia menemukan ada beberapa tempat yang bocor. Meskipun agak bobrok, rumah ini akan terlihat lebih baik setelah diperbaiki dan dibersihkan. Akhirnya, Megan bisa tersenyum tipis. Dia memutuskan untuk merapikan kamar sebelum suaminya kembali.
Akan tetapi, saat dia sedang berlutut di atas seprai untuk merapikan tempat tidur, pria itu tiba-tiba muncul.
Saking terkejutnya, dia lupa bahwa dirinya hanya mengenakan handuk mandi. Dengan gerakannya yang tiba-tiba saat berbalik, dia tidak menyadari bahwa handuk itu sudah merosot ke bawah. Karena merasa sedikit kedinginan, Megan menjerit dan segera menutupi dadanya dengan tangan setelah menyadari apa yang baru saja terjadi.
Akan tetapi, sebelum dia bisa menutupi dirinya, pria itu sudah melihat tubuh telanjangnya dengan jelas.
Karena panik, Megan menarik selimut di tempat tidur untuk menutupi tubuhnya. Saking malunya, wajahnya memerah.
Tidak dapat melupakan pemandangan yang baru saja dilihatnya, pria itu menelan ludah dan sorot matanya menjadi lebih dalam dan rumit. Kali ini, dia berjalan secara perlahan ke sampingnya dan berbicara dengan suara rendah dan serak yang entah bagaimana menyiratkan sedikit keintiman. "Ini sudah larut, ayo tidur."
Sebelumnya, pernyataannya terdengar seperti saran belaka, tetapi kali ini, seolah-olah menjadi suatu keharusan.
Jantung Megan berdebar sangat kencang sampai-sampai serasa hampir melompat keluar dari rongganya. Dengan mata terpejam, tiba-tiba dia merasakan sebuah lengan melingkari pinggangnya. Perlahan dan pasti, dia jatuh ke pelukan pria itu saat punggungnya ditekan ke dada pria itu.
Bab 1 Malam Pernikahan
30/03/2023
Bab 2 Saling Menggantikan Mempelai
30/03/2023
Bab 3 Tubuhmu Kurus Sekali
30/03/2023
Bab 4 Berlutut di Depannya
30/03/2023
Bab 5 Lanjutkan Penyelidikan!
30/03/2023
Bab 6 Waktunya Berkunjung ke Rumah Orang Tuanya
30/03/2023
Bab 7 Hadiah Kejutan
30/03/2023
Bab 8 Demi Mahar
30/03/2023
Bab 9 Mahar yang Hilang
30/03/2023
Bab 10 Istrimu Baru Saja Datang ke Tempatku
30/03/2023
Bab 11 Jangan Terjerumus Terlalu Dalam
30/03/2023
Bab 12 Tidak dalam Keadaan Seperti Ini
30/03/2023
Bab 13 Jangan Mencoba Bersikap Tidak Sopan Pada Istriku
30/03/2023
Bab 14 Dokter Mak Comblang
30/03/2023
Bab 15 Aku di Sini
30/03/2023
Bab 16 Ini Baru Istriku
30/03/2023
Bab 17 Kamu Akan Menyangkalnya
30/03/2023
Bab 18 Menafkahimu
30/03/2023
Bab 19 Makanan Mahal
30/03/2023
Bab 20 Aku Akan Menyuapimu
30/03/2023
Bab 21 Bukankah Aku Telah Melayanimu dengan Baik
30/03/2023
Bab 22 Simpati yang Aneh
30/03/2023
Bab 23 Apa Suamimu Begitu Hebat di Ranjang
30/03/2023
Bab 24 Seumur Hidup
30/03/2023
Bab 25 Ciuman
30/03/2023
Bab 26 Gatal dan Hampa
30/03/2023
Bab 27 Sekuntum Mawar Berduri
30/03/2023
Bab 28 Apa Kamu Melihat Bulan dan Bintang Sekarang
30/03/2023
Bab 29 Kamu Sangat Pintar
30/03/2023
Bab 30 Mengapa Kamu Tidak Mengenakan Cincin
30/03/2023
Bab 31 Aku Menyukainya Selama Itu Diberikan oleh Suamiku
31/03/2023
Bab 32 Apa Nama Keluarga Suamimu
01/04/2023
Bab 33 Tamparan
02/04/2023
Bab 34 Untuk Melindungi Suaminya
03/04/2023
Bab 35 Malam Pernikahan yang Tertunda
04/04/2023
Bab 36 Kasurnya Cukup Besar Untuk Kalian Berdua
05/04/2023
Bab 37 Jangan Menggunakan Kekerasan
06/04/2023
Bab 38 Aku Punya Resep Rahasia
07/04/2023
Bab 39 Jamu
08/04/2023
Bab 40 Naik Jabatan
09/04/2023