Kisah Alina, yang harus melepaskan suaminya kembali kepada mantan kekasihnya, mampukah ia bertahan?
"Biarkan aku menikahi suamimu, Alina, atau tinggalkan dia."
Aku tertegun mendengar apa yang wanita ini katakan. Ia masih menatapku tajam, menunggu jawaban dariku.
"Alina, aku tahu pernikahan kalian hanyalah perjodohan, Mas Bayu juga tidak mencintaimu bukan, lalu, untuk apa kau masih bertahan dengan pernikahan ini?"
Ia terus mendesakku, untuk kedua kalinya, wanita ini meminta hal yang tak masuk akal padaku.
Aku hanya bisa menggeleng pelan dengan permintaannya yang tidak masuk akal itu, entah mengapa sampai sekarang ia masih mengejar suamiku. marah, kesal. jangan ditanya lagi.
Wanita yang berdiri dihadapanku ini adalah mantan kekasih suamiku. Ia dan Mas Bayu telah menjalin hubungan dengan selama empat tahun, bahkan mereka sempat hampir menikah, sayangnya selama mereka berhubungan, ibu mertuaku, tak pernah merestui hubungan mereka.
Pernikahanku dengan Mas Bayu, memang atas dasar perjodohan ibu mertuaku dengan Almh. Mama. Menurut cerita, dulu mereka berdua dulu adalah teman baik, bahkan perjodohan ini pun atas permintaan ibu mertua karena merasa berhutang budi pada keluarga Almh. Mama.
Dua tahun sudah pernikahanku berjalan, akupun mengakui jika Mas Bayu masih terus memikirkan Kania, mantan kekasihnya itu. Bukan sekali dua kali, aku memergoki ia menelepon kekasihnya, hanya saja selama ini aku masih diam dan bersabar karena masih ada Almh. Mama dan ibu mertua yang selalu menjadi pendukungku.
Sejak kematian ibu mertuaku tiga bulan lalu, Kania merasa seolah tak memiliki penghalang lagi untuk masuk kedalam kehidupan pernikahanku, dan pertemuan ini menjadi puncak keinginannya untuk memiliki Mas Bayu.
"Alina, aku bisa saja meminta Mas Bayu menikahiku karena ia masih sangat mencintaiku, tapi hal itu tak kulakukan karena aku masih menghormati keberadaanmu sebagai istrinya. "
Ucapan Kania seperti mengejekku, kuhela napas panjang lalu pergi meninggalkannya tanpa jawaban apapun.
"Alina ... Jika kau menolak tawaranku, maka, jangan salahkan aku jika kurebut suamimu," ancamnya sambil setengah berteriak.
Aku tak memperdulikan ucapannya, dengan mantap kulangkahkan kaki, meninggalkan ia yang masih mengumpatku disana.
****
"Alina, mana dasiku? Ah, maaf, bisa tolong ambilkan sebentar?" pinta Mas Bayu, saat aku tengah berada didapur, menyiapkan sarapan pagi untuk kami berdua.
"Di lemari atas, Mas. Tunggu sebentar nanti aku ambilkan," jawabku.
Aku segera berlalu meninggalkan pekerjaanku sebentar, melangkahkan kaki kekamar, mencari dasi yang akan dipakainya.
Mas Bayu, masih saja bersikap dingin padaku, padahal sudah dua tahun kami menjalani pernikahan ini, tak ada romansa indah yang tercipta selama pernikahan ini berjalan. Membuatku kadang frustasi dan sempat terpikirkan untuk meminta cerai darinya.
Mas Bayu tipe suami yang bertanggung jawab, ia tak pernah lalai akan kewajiban lahiriah padaku, namun, kewajiban batin tak bisa kudapatkan sesuka hati darinya. Ia memberikannya hanya saat ia benar-benar telah berhasrat padaku. Dan itupun kadang membuatku harus menunggu lama untuk mendapatkannya, bahkan bisa saja satu bulan hanya dua kali hak itu kudapatkan darinya.
"Alina, uang bulananmu, sudah ku transfer ke rekeningmu," ucapnya saat aku menyerahkan dasi kepadanya.
"Iya, terima kasih."
"Mas, jika kau ada waktu. Nanti malam aku ingin bicara," lanjutku.
"Bicara saja sekarang, aku akan pulang malam hari ini, dan iya, jangan menungguku untuk makan malam," sahutnya tanpa menoleh.
Aku hanya mengangguk pelan, bukan sekali dua kali ia bersikap seperti ini padaku, terlalu sering ia mengabaikankui, tetap saja aku tak mampu untuk mencegahnya.
"Apa kau akan makan malam bersama Kania?" Tanyaku langsung tanpa basa basi.
Ia menatapku tajam tanpa berkedip, aku mengalihkan pandanganku karena tak nyaman dengan tatapannya, jantungku kini berdegup kencang. Rasa takut pun mulai menjalar di sekujur tubuh.
"Untuk apa kau tanyakan hal itu, Alina?" nada suaranya terdengar kurang nyaman dengan pertanyaanku barusan.
"Aku hanya ingin tahu, apa tidak boleh? lagipula aku masih istrimu, mas ..."
"Kau sudah tahu jawabannya, Alina. Sebaiknya jangan bertanya tentang sesuatu hal yang bisa menyakiti dirimu sendiri," ia langsung menyela.
Aku menggeleng pelan, kurasa aku sudah mendapatkan jawabannya atas pertanyaan Kania padaku kemarin, jika memang mereka berdua masih saling mencintai lalu untuk apa aku harus mempertahankan pernikahan ini?
Aku membuang pandanganku kearah lain, aku kesal karena sikap Mas Bayu masih tetap sama saat pertama kali kami mulai menjalani pernikahan ini, ia masih saja cuek dan dingin padaku. Kehadiranku seperti tak punya arti untuknya.
"Aku menyetujui pernikahan ini karena permintaan mama, Alina. Karena itu jangan menuntut lebih pada pernikahan ini. Kau jangan khawatir, aku akan memberikan hak dan menjalankan kewajibanku padamu, hanya saja jangan mengartikan lebih jika aku bersikap baik padamu."
Kalimat itu yang diucapkannya saat malam pertama kami sebagai pengantin, yang masih kuingat sampai sekarang. Saat itu, aku hanya bisa menangis dalam diam, malam pertama yang yang kuharap menjadi suatu malam yang indah dan berkesan berubah menjadi malam yang kelam untukku karena Mas Bayu lebih memilih mengabaikanku dan tidur di sofa.
"Mas, Kania menemuiku." Akhirnya kalimat itu keluar dari mulutku.
Ia hanya melirikku sebentar, namun, tak bertanya apapun. Cukup lama aku menunggu reaksinya. namun, ia seolah tak peduli membuatku akhirnya hanya bisa menggigit bibirku, segera saja ku balikkan badan dan berlalu meninggalkannya yang masih terpaku disana.
Andai saja Sang Waktu bisa berputar kembali, mungkin lebih baik saat itu kutolak saja perjodohan ini. Namun, semuanya sudah terjadi, sanggupkah aku bertahan menjalani pernikahan ini?
bersambung
Bab 1 Pertemuan
08/03/2022
Bab 2 Kiriman Foto
08/03/2022
Bab 3 Pembicaraan
08/03/2022
Bab 4 Awal Perkenalan
08/03/2022
Bab 5 Pertemuan dengan Kania
08/03/2022
Bab 6 Maaf, Alina
08/03/2022
Bab 7 PoV Kania
08/03/2022
Bab 8 Ancaman untuk Bayu
08/03/2022
Bab 9 Rahasia Alina
08/03/2022
Bab 10 Tawaran Kania
08/03/2022
Bab 11 Lakukan saja Kania
08/03/2022
Bab 12 Persiapan Pertunangan
08/03/2022
Bab 13 Malam ini saja, mas
08/03/2022
Bab 14 Keputusan Alina
08/03/2022
Bab 15 Keresahan Bayu
10/03/2022
Bab 16 Keresahan Bayu
10/03/2022
Bab 17 Surat dari Alina
10/03/2022
Bab 18 Kekesalan Kania
12/03/2022
Bab 19 Pertemuan dengan Nisa
12/03/2022
Bab 20 Pertemuan pertama
13/03/2022
Bab 21 Keinginan Kania
13/03/2022
Bab 22 Jenitha
14/03/2022
Bab 23 Pertemuan dengan Kania
14/03/2022
Bab 24 Pertemuan Kembali
15/03/2022
Bab 25 Cerita di Kontrakan
15/03/2022
Bab 26 Cerita tentang Jeni
15/03/2022
Bab 27 Kisah Jeni
16/03/2022
Bab 28 Kisah lain di kontrakan
16/03/2022
Bab 29 Cerita Reyhan
17/03/2022
Bab 30 Cerita Reyhan 2
17/03/2022
Bab 31 Kabar dari mama
18/03/2022
Bab 32 Kabar dari mama bag. 2
18/03/2022
Bab 33 Perjalanan Alina
19/03/2022
Bab 34 Pembicaraan di Rumah Sakit
19/03/2022
Bab 35 Pembicaraan di Rumah Sakit bag. 2
19/03/2022
Bab 36 Kabar dari Nisa
20/03/2022
Bab 37 Persiapan Kania
20/03/2022
Bab 38 Kegelisahan Alina
21/03/2022
Bab 39 Kedatangan Bayu
21/03/2022
Bab 40 Kemarahan Kania
22/03/2022