Wanita Yang Dicintai Suamiku
nghirup aroma minyak kayu putih demi meredakan rasa mual ini,
tas nakas, berniat menghubungi Nisa
ntangnya, kuberitahu keperluanku menelponnya, u
i test pack, sep
mi
tkan kening. Namun, baru kusadari jika bul
ruk untukku. Lidahku kelu untuk berkata kata lagi. Aku t
yakin sekali ka
apa, hatiku mencoba meyakinkan jika perkataan Nisa adalah be
u. Yah, terakhir kali Mas Bayu menyentuhku, itupun seperti memak
ermasuk tubuhmu. Aku suamimu, sebagai perempuan yang mengerti agama
biarkan saja ia menyalurkan hasr*tnya. Itu adalah kali tera
masuk ke dalam sebuah restoran. Aku melihat mereka yang begitu santai menikmati kebersam
ini, aku takut pernikahanku hancu
Status yang tidak memiliki kuasa atas suamiku sendiri. se
kenapa tiba tiba saja aku tersadar, siapa diriku? Bahkan cin
u memberitahu Mas Bayu, jika saat ini a
*
ahanan dan kepercayaan diriku. Foto desain sebuah undangan pe
k. seakan semua hanya tin
a, kau yang membuatku mengambil keputusan ini, jangan sekali kali kau meny
ku menekan dadaku, rasa nyeri dan sesak kian terasa, a
tiba menjalar di sekujur tubuh. Aku diam cuk
pa harus berbohong dibelakang ku, mengapa menerima perjodohan ini. Tak
ini. Tentu saja Mas Bayu bisa menikahi Kania sekarang, karena
kal sehatku. Aku memutuskan untuk pergi ke apotek, membeli test pack seperti yang disaranka
tergeletak diatas meja TV, lalu pergi mengunci pintu
*
nggunakannya pada pagi hari, tapi aku tak mau menunggu sampai besok. Kupikir jika memang
lama aku mengurung diri di kamar mandi ini, hin
baik baik sa
a,
melihatnya. Kalimat demi kalimat pesan terakhir yang dikirim Kania kini seperti kaset ya
arena aku tak memiliki alasan syar'i yang kuat untuk mengg
poligami diperbolehkan dalam agama. Tapi, tak banyak wanita yang mampu mener
li
hapus air mata yang tak terasa menetes sambil menyi
le
s Bayu berdiri di sana. Aku gugup. Lalu
tu seolah ingin mengatakan sesuatu. Segera saja kubuang pand
punya waktu. A
capannya. Bicara? Untuk apa? sesuatu hal yang
bicarakan masalah Kania. Membic
sam