icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Wanita Yang Dicintai Suamiku

Bab 5 Pertemuan dengan Kania

Jumlah Kata:1420    |    Dirilis Pada: 08/03/2022

pun karena rasa mual. Morning Sickness ini membuatku tak bertenaga. Yang kul

isa menyakinkan dirinya jika aku baik baik saja, aku beralasan hanya masuk

gelas teh hangat. Bi Imah hanya bekerja setengah hari saja, ia biasa d

n perutku. Aku berharap ditengah berkecamuknya pikiran dan perasaanku

inginannya untuk meminang Kania, seperti sudah tak terbendung lagi. Harapan

unganku ke dokter. Aku butuh vitamin agar janin dan tubuhku kuat menghadapi kenyata

ok to

aku menyeret kaki ke sana untuk membuka pintu, wajah B

Tanyaku sedi

terlihat khawatir seperti itu. Jujur saja melihat penampakan raut wajah wan

i, apa ada

tadi ada yang datang kesini, ngasih kabar

lagi, Bi Imah bisa pul

Nurma di ma

ang, udah dibawa ke-rum

ggu sebentar di

ri dalam dompet ku, lalu kembali lagi menemui Bi

ada sekedar untuk bantu beli p

berapa hari, ya mbak Alina, buat ngurusi

atang kembali kalau semua

ucap berkali kali terima kasih

siang sudah tersedia di atas meja. Rupanya sebelum pergi meminta izin p

k .

tafel ini, namun, tak ada apapun yang keluar. Rasa mual ini sungguh menguras energi. Kuhirup da

ah hampir jam sebelas siang, aku membuka lemari mengganti pakaianku dengan

idepan rumahku. Tak ingin membuang-buang waktu, a

*

ibu sudah berjalan tujuh minggu," terang d

tor sebuah janin kecil sudah berada di rahimku.

informasi yang kuperlukan mengenai kehamilanku, t

n diperiksakan kandungannya, ya bu," pesan dokter Si

an lagi di rumah sakit ini, aku pun berjalan menuju pintu keluar,

ni

d ku yang tadinya bahagia menyambut calon anakku,

gilannya, dalam sambungan telepon in

nyetujuinya. Ku ajak dia bertemu di sebuah Cafe dekat rumah sak

g. Rasa pusing dan mual yang kutahan sudah cukup menyiksaku, ditambah cuaca yan

g kupesan hanya kuminum beberapa teguk saja, begitu pula dengan

kulihat ia tak datang sendiri, melainkan bersama seorang teman wanita. Sambil men

ina. Aku

a lalu memperkenalkan wanita

a itu mengulurkan tangannya,

sambil menerima j

ukankah semua sudah sesuai dengan keinginanmu, bukan

nda untuk memanggil pelayan, memesank

. Jika kau ingin bicara, sebaiknya

i Mas Bayu, aku ingin kau hadir di acara lam

r ia bicara. Apa benar ia meminta be

tamu, mengatakan hal itu

a atau tidak. Aku ingin kau melih

ka dengan sikapku. Dering ponsel seseorang tiba ti

bentar," ucap Winda lalu ber

enolak? Apa yang akan

bersikap baik padamu, kau hadir atau tidak tak akan

ku, aku tersenyum sinis melihatnya. L

lalu untuk apa berta

Sentakn

na, istrinya Mas Bayu, dan akan selamanya begitu. Aku yakin Mas Bayu sudah m

rti dirimu pasti tahu, apa anggapa

ku dengan nada pe

a ...

akan. Aku tersenyum mengejek padanya, tak l

baik padamu, Alina. Kau sungg

temu karena permintaan dar

ot matanya masih menunjukkan rasa t

intaan Mas Bayu, aku malas b

anyakan, kau sendiri sudah

i yang harus kita bicarakan, aku mau

aikanmu, Alina? Kurasa itu lebih baik untuk kita be

u .

rasa marah yang sedari tadi kut

bisa melakukannya?" Ia te

ia .

atap kami, aku tak peduli, memilih mengabaikannya. Dengan geram

ak

kan di pipi mulusnya, ia

" Geramnya sambil mengel

pa baru saja

edang tertawa bahkan iblis pun berbahagia mendengar ucapanmu ini, Kania. Tidakk

bukan berarti aku bisa meminta cerai sesuka hatiku, aku masih takut

nku sudah diambang puncak. Jika tak segera kutinggalkan tempat

sam

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Pertemuan2 Bab 2 Kiriman Foto3 Bab 3 Pembicaraan4 Bab 4 Awal Perkenalan5 Bab 5 Pertemuan dengan Kania6 Bab 6 Maaf, Alina7 Bab 7 PoV Kania8 Bab 8 Ancaman untuk Bayu9 Bab 9 Rahasia Alina10 Bab 10 Tawaran Kania11 Bab 11 Lakukan saja Kania12 Bab 12 Persiapan Pertunangan13 Bab 13 Malam ini saja, mas14 Bab 14 Keputusan Alina15 Bab 15 Keresahan Bayu16 Bab 16 Keresahan Bayu 17 Bab 17 Surat dari Alina18 Bab 18 Kekesalan Kania19 Bab 19 Pertemuan dengan Nisa20 Bab 20 Pertemuan pertama 21 Bab 21 Keinginan Kania22 Bab 22 Jenitha23 Bab 23 Pertemuan dengan Kania24 Bab 24 Pertemuan Kembali25 Bab 25 Cerita di Kontrakan26 Bab 26 Cerita tentang Jeni27 Bab 27 Kisah Jeni28 Bab 28 Kisah lain di kontrakan29 Bab 29 Cerita Reyhan30 Bab 30 Cerita Reyhan 231 Bab 31 Kabar dari mama32 Bab 32 Kabar dari mama bag. 233 Bab 33 Perjalanan Alina34 Bab 34 Pembicaraan di Rumah Sakit35 Bab 35 Pembicaraan di Rumah Sakit bag. 236 Bab 36 Kabar dari Nisa37 Bab 37 Persiapan Kania38 Bab 38 Kegelisahan Alina39 Bab 39 Kedatangan Bayu40 Bab 40 Kemarahan Kania41 Bab 41 Kemarahan Kania bag.242 Bab 42 Keinginan Bayu43 Bab 43 Waktu yang berlalu44 Bab 44 Kembalinya Kania45 Bab 45 Pertemuan dengan Kania46 Bab 46 Tamu yang tak disangka47 Bab 47 Tamu yang tak disangka 248 Bab 48 Ingatan Masa Lalu 49 Bab 49 Telepon50 Bab 50 Pengakuan Reyhan51 Bab 51 Pulang52 Bab 52 Keraguan Bayu53 Bab 53 Penjelasan Alina54 Bab 54 Penjelasan Alina 255 Bab 55 Pertemuan tak Disengaja56 Bab 56 Pertemuan dengan Arif57 Bab 57 Pertemuan dengan Arif 258 Bab 58 Kekecewaan Alina59 Bab 59 Seseorang di masa lalu60 Bab 60 Seseorang dari masa 261 Bab 61 Kesempatan Kedua62 Bab 62 Telepon63 Bab 63 Telepon 264 Bab 64 Berita dari Alina65 Bab 65 Berita Dari Alina 266 Bab 66 Telepon Ancaman67 Bab 67 Kania 68 Bab 68 Kania 269 Bab 69 Keputusan Bayu70 Bab 70 Menghilangnya Bayu71 Bab 71 Pencarian Alina72 Bab 72 Sebuah Rencana73 Bab 73 Masa Lalu Reyhan74 Bab 74 Rumah Kania75 Bab 75 Rumah Kania 276 Bab 76 Kisah Masa Lalu77 Bab 77 Kisah Masa Lalu 278 Bab 78 Cisarua79 Bab 79 Cisarua 280 Bab 80 Flashback81 Bab 81 Katakan Kania82 Bab 82 Diyara83 Bab 83 Pria Besar84 Bab 84 Villa85 Bab 85 Reyhan Bicara86 Bab 86 Menerobos villa87 Bab 87 Janji Menikah88 Bab 88 Kedatangan89 Bab 89 Kepercayaan yang hancur90 Bab 90 Sebait Kisah Masa Lalu91 Bab 91 Sebait Kisah Masa Lalu 292 Bab 92 Tusukan Kania93 Bab 93 PoV Kania.94 Bab 94 Klinik95 Bab 95 Nasihat96 Bab 96 Hari Terakhir97 Bab 97 Polisi98 Bab 98 Tamu yang tak diundang99 Bab 99 Mandiri100 Bab 100 Kabar terakhir Kania