Kecintaan Ervin pada alkohol tanpa sengaja menceraikan Zoya dengan talak tiga. Ervin tak sadar dengan semua kata-katanya akibat mabuk berat. Mereka ingin rujuk kembali tapi ibu Zoya tidak menyetujui pernikahan mereka, sebelum nikah muhalil. Datanglah, Dokter Galen menawarkan diri untuk menikah muhalil dengan Zoya. Namun nasib buruk terjadi, Dokter Galen yang mencintai Zoya tidak mau menceraikannya. Apakah Zoya memilih Ervin atau dokter Galen?
"Mas Ervin sampai kapan kamu akan seperti ini mas? Aku capek lihat kamu tiap hari mabuk terus. Bahkan kamu bawa botol minuman kekamar kita. Mas bisa sakit kalau terus- terusan minun alkohol," bentak Zoya pada suaminya yang baru saja memasuki rumah mereka.
Di tengah malam begini ia harus bertengkar dengan Ervin yang baru pulang dengan botol alkohol d tangan kanannya, 3 kancing baju terbuka d bagian atas dan rambut yang tidak lagi tertata, sangat berantakan. Zoya bisa gila jika membiarkan Ervin minum alkohol terus.
"Ka...mu istriku dan botol... ini... juga istriku... Hahaha." Ervin tertawa keras mengangkat tinggi botol alkohol d tangannya.
"Kamu sudah gila, Mas. Berikan botol itu aku akan membuangnya." Zoya berusaha mengambil botol minuman di tangan Ervin tapi ia menepisnya dan mendorong Zoya hingga terjatuh ke lantai.
Hati Zoya terluka, menyesali keputusannya menerima menikah dengan Ervin tiga tahun lalu. Cukup lama ia menahan diri dan bersabar menghadapi Ervin selama ini, disatu sisi ia berusaha untuk mengabaikan kebiasaan buruk Ervin itu, tapi disisi lain Zoya tetap khawatir Ervin sakit karena kebanyakan konsumsi alkohol.
Dan benar saja hari ini Ervin sampai membentak dan mendorongnya hanya karena minuman itu. Tangis Zoya pecah dia bangkit dan memecahkan botol minuman Ervin yang tersusun di lemari kaca. Ervin yang mabuk melihat hal itu menjadi murka pada Zoya.
"Apa yang kau lakukan pada istri pertamaku? Apa kau sudah gila, Hah? Kau tidak punya hak melarangku. Jadi jangan memintaku untuk memilih kalian berdua." Wajah Ervin memerah terbakar amarah menatap Zoya.
"Jelas aku punya hak, Aku istrimu, Mas. Minuman itu racun untukmu, racun yang akan membunuhmu pelan- pelan." Zoya mendekati suaminya dengan air mata yang tidak terbendung lagi.
"Masa bodoh dengan mati. Kamu tidak usah mengajariku tentang hidup dan mati. Aku tahu semuanya, bahkan orang yang tidak mengkonsumsi alkohol pun tetap akan mati. Jadi, jangan melarangku untuk meninggalkan apa yang aku sukai." Ervin mengelak dan tak terima di nasehati oleh Zoya. Dia seorang suami, dia tahu apa yang ia lakukan akan merugikan dirinya sendiri tapi dia tidak akan mendengar apa kata istrinya.
"Kalau begitu kamu pilih aku atau minuman sialan itu. Selama ini aku sabar mengahadapimu, Mas. Aku selalu berdoa semoga kamu bisa berubah dan nyatanya tidak bisa. Jujur saja, aku tidak bisa hidup dengan pemabuk seperti dirimu. Itu membuatku muak," ketus Zoya tidak lagi bisa toleransi terhadap kelakuan buruk Ervin. Dia mendorong pria itu kesal hingga mundur beberapa langkah.
"KAMU BERANI, YAH!" Kesal Ervin.
"Jelas aku lebih mencintai alkohol, jika kamu tidak bisa menerimanya baik, kalau begitu aku menceraikanmu dengan talak 3," kata Ervin kesal. Dia tak sadar dengan ucapannya yang menyakiti hati kstrinya.
"Kuulangi sekali lagi, aku mentalakmu. MENTALAK ZOYA CALLISTA," kata Ervin jengkel mengucapkan tiga kali kata sakral itu.
Mendengar itu Zoya terpukul, dia begitu terkejut sampai tubuhnya meluruh di lantai. Zoya syok dengan perkataan Ervin yang langsung mengatakan talak 3.
Awalnya pernikahan mereka cukup harmonis namun kecanduan Ervin pada alkohol membuat dirinya mengalami stress berat. Dia tak pernah tahu bahwa pernikahan mereka retak bukan karena orang ketiga atau pun ikut campur orang tua. tapi hanya karena alkohol, minuman sialan yang membuat suaminya lupa diri. Zoya menangis sesenggukan hingga melupakan statusnya yang kini menjadi seorang janda.
Richard yang tak sengaja mendengar pertengkaran anak dan menantunya bahkan teriakan talak dari anaknya membuat dirinya murka. Ia segera menampar anaknya yang mengucapkan kata talak tanpa berpikir jernih. Richard begitu kecewa dengan anaknya, Zoya istri yang baik dan Ervin malah menyia-nyiakannya.
"SADAR ERVIN! Kamu sudah keterlaluan pada istrimu. Ayah tak pernah mengajarkanmu menjadi pria pengecut seperti ini. Zoya wanita baik kenapa kau malah melakukan hal bodoh dengan menceraikannya," bentak ayah Ervin dengan mata melotot tidak habis fikir dengan kebodohan anaknya.
"Ayah, dia menghancurkan minumanku," rengek Ervin seolah bersedih kehilangan minumannya.
"Dasar anak bodoh! Minta maaf pada Zoya sekarang atau ayah akan memukulmu lagi." Dia memegang kerah anaknya bersiap menghajarnya lagi. Zoya yang masih syok tak bergeming dari tempatnya, dia begitu sakit hati dengan ucapan Ervin.
Ervin tetap bersikukuh pada pendiriannya untuk tidak minta maaf pada Zoya. Penolakan atas minumannya itu sebagai bentuk penghinaan bagi Ervin. Berkat minuman ini, ia bisa melupakan bagaimana rasanya kesepian merindukan sosok ibu.
Selama bertahun-tahun, minuman itulah yang bisa mengobati segala rasa sakit yang ia derita kehilangan Queensha. Dia di hadapkan pilihan sulit saat dirinya tak berdaya. Richard terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga ia tidak punya waktu untuk bermain bersama Ervin dulu.
"Aku tidak salah, Ayah," elak Ervin tak berniat membalas pukulan itu. Ia masih tahu diri bagaimana menjaga perasaan ayahnya yang tempramen juga. Apalagi sejak Queensha meninggal.
Wanita itu pergi untuk selama-lamanya meninggalkan seorang putra putri pada Richard. Ia masih ingat bagaimana Queensha berharap anaknya kelak bisa menjadi pria yang baik dan bisa membahagiakan keluarganya.
"Kau sedang mabuk, Ervin. Kau membuat kesalahan terbesar dengan mengatakan hal itu. Esok hari, kau akan menyesali semuanya." Richard melepaskan cengkeramannya.
Dia berjongkok di depan Zoya menatap prihatin pada menantunya, dia istri yang baik semenjak ia datang ke rumah ini. Ayah Ervin senang, dia merasa istrinya seolah mengirim Malaikat di rumah ini.
"Masuklah, ke kamar Zoya. Ayah ingin kamu lupakan perkataan Ervin tadi. Kamu tahu, kan dia sedang mabuk. Dia tak bisa mengontrol ucapannya. Sampai kapanpun ayah tidak mau kalian bercerai." Sentuhan kata ayah mertuanya tak lagi terdengar oleh Zoya. Dia lebih yakin dengan ucapan Ervin tadi yang menceraikannya.
"Mungkin sudah saatnya aku harus menyerah, Ayah," ucap Zoya berlari meninggalkan mereka menuju kamarnya.
Tangis Zoya semakin pecah saat berada di dalam kamar. Dia berdiri di balik pintu dan menguncinya rapat-rapat, fisik dan hatinya terluka hebat. Bahkan ribuan pisau yang menghujam tubuhnya tidak bisa menyamai rasa sakit yang ia rasakan saat ini.
Zoya mengemasi semua pakaiannya di lemari dan memasukkan di dalam koper miliknya. Ia tak bisa tinggal lagi di rumah ini, Ervin sudah menceraikannya dan lebih memilih minuman itu daripada dirinya. Luka yang Ervin torehkan tak bisa sembuh hanya dengan permintaan maaf dari suaminya.
Sungguh dia tidak ingin pernikahannya berakhir setelah semua mimpi dan ambisi belum terlaksana. Ia masih ingat bagaimana Ervin memperlakukannya dengan manis bahkan pria itu tak pernah berpikir akan menghabiskan malam bersama wanita lain.
Ervin adalah pria baik, namun kecanduan alkohol membuat semuanya berantakan. Jiwa dan raga Zoya terluka, kenangan manis yang ia lalui bersama berputar kembali seperti kaset rekaman mencoba mengingatkan kisah cinta mereka yang sangat indah.
Bab 1 Talak kata yang sakral
14/10/2022
Bab 2 Sebelum perceraian
14/10/2022
Bab 3 Trauma pernikahan
14/10/2022
Bab 4 Kecanduan yang menjadi petaka
14/10/2022
Bab 5 Terpikat
14/10/2022
Bab 6 Teman tapi aneh
14/10/2022
Bab 7 Cinta susah dicari
14/10/2022
Bab 8 Pusat perhatian
14/10/2022
Bab 9 Tantangan
14/10/2022