Laura, seorang gadis berusia 21 tahun. Memiliki sikap yang sangat ceria jika sedang bersama teman temannya. Namun akan bersikap cuek dan dingin kepada sepupu tunggalnya yang usianya lebih tua 1 tahun darinya, Gabriel. Sejak kecil laura tinggal bersama Om dan Tantenya yang bernama Nayla dan Rafa. Orang tua Laura meninggal sejak Laura berusia 9 tahun dalam sebuah kecelakaan lalu lintas sewaktu akan menjemputnya yang saat itu berada di rumah Dita, sang Nenek. Dan saat ini, saat usia Laura menginjak 21 tahun. Laura di hadapkan masalah yang cukup besar. Yakni ketika Gabriel, sang sepupu mulai menunjukkan tanda-tanda ketertarikan padanya bukan sebagai adik, melainkan sebagai wanita. Dan masalah bertambah semakin besar ketika Gabriel dengan sengaja menjebak Laura dengan mengotorinya hingga membuatnya harus menjalani kehidupan yang tak pernah ia harapkan apalagi ia inginkan dengan menerima pernikahan gila ini. Bagaimana kelanjutan ceritanya? Apa yang akan di lakukan Laura pada Gabriel? Serta apa yang membuat Gabriel dengan tega melakukan sesuatu yang gila itu kepada sepupunya sendiri?
Hari ini Laura dan teman-temannya akan melakukan sebuah pesta untuk merayakan kelulusan mereka yang pada beberapa saat lalu memenangkan sebuah kontes menari dan rencananya beberapa hari kedepan mereka akan segera berangkat ke negri impian para Kpopers, Korea Selatan untuk melanjutkan kontes menari mereka ke kontes tingkat yang lebih tinggi dari sebelumnya.
"Guys, kita harus mengadakan big party nih buat ntar malam!" Teriak cinta pada teman-teman kelompoknya.
"Oke, sekarang pilih tempat, waktu dan temanya. Aku bakal datang sesuai dengan keputusan kalian," ujar Laura singkat.
"Enak bener kamu, Ra. Ngatur aja taunya, heran ..." sunggut Siska yang kesal.
Malam hari ....
Di sebuah Caffe yang telah disulap menjadi tempat party Laura dan teman-teman, Laura dan yang lain terlihat sudah datang dengan gaun berwarna navy secara serentak.
Hanya ada beberapa orang saja yang saat ini terlihat hadir, karena memang party ini hanya diadakan khusus untuk tim menari Laura dan teman-teman.
Terlihat sang pangeran DJ sudah mulai menunjukkan aksinya dan pada saat yang tepat lampu Caffe yang tadinya berwarna putih, kini berganti dengan lampu kerlap-kerlip dan berwarna-warni hingga memberikan kesan party yang sesungguhnya.
Frans, Riki, Kevin dan yang lain baru saja hadir dengan memakai pakaian yang sama, yakni dengan celana jeans hitam dipadukan dengan kaus putih berbalut kemeja yang tidak dikancing.
"Hai leadis ... " Sapa Kevin yang terkenal sebagai seorang playboy cap buaya.
"Hai boy," jawab Laura singkat.
"Kenapa sih muka kamu cemberut gitu, Ra? Orang mau party juga, seseruan gitu loh." Ujar Riki yang heran melihat wajah kesal Laura.
"Diam kalian! Gak tau apa ya kalian itu buat acara kita terlambat?" Kesal Laura berkacak pinggang.
"Hahahah maaf, Ra." Sambung yang Frans yang merasa gemas dengan Laura.
"Uda cepetan masuk, kita mulai acaranya!" Siska menyela ucapan teman-temannya.
Saat ini waktu menunjukkan jam 21:00 WIB dan saat ini lah party yang sebenarnya baru akan dimulai.
Tiara, Siska dan Cinta sudah berdiri di lantai dance dan menunggu sang DJ memainkan musiknya.
Sedang Frans dan yang lain pergi mempersiapkan makanan dan juga minuman mereka bersama dengan beberapa pelayan dan manager Caffe.
Acara terasa lebih meriah saat lagu sudah di putar dengan disambut oleh tarian freestyle oleh semua orang, termasuk Laura.
Semua orang menggila begitu udara menjadi lebih panas dari sebelumnya, Laura dan teman-temannya menari tanpa harus merasa malu ataupun canggung kepada orang lain.
Ditengah keasikan mereka yang bersenang-senang, di ujung pandangan ada sepasang mata yang sepertinya sedang mengawasi salah satu dari mereka seperti mengawasi seekor mangsa.
Mata itu menatap ke arah Laura tanpa berkedip sedetikpun. Perlahan saat semua orang sedang sibuk menari, seorang pria dengan tubuh kekar dan dengan tatapan dingin bak pembunuh berjalan mendekati meja Laura dan teman-teman wanitanya.
Siapa dia sebenarnya?
Apa tujuannya?
Tidak ada yang tau soal itu, namun yang pasti pria itu pasti memiliki maksud buruk.
Aura yang tadi sempat memanas kini kembali menjadi dingin, ntah kenapa perasaan Laura menjadi tidak enak apalagi tenang saat ini. Namun sebisa mungkin Laura membuang pikiran-pikiran bodohnya itu.
Pria itu mengambil sebuah pil dalam sakunya dan mencampurkannya ke dalam sebuah gelas yang diketahui adalah gelas milik Laura.
Sebelum aksinya di ketahui oleh orang yang mulai curiga padanya, pria itu lantas bersembunyi diantara kerumunan orang yang sedang menari seperti orang yang mabuk.
Benar saja, Laura yang merasa mulai lelah dan haus mengajak Siska dan Cinta untuk beristirahat sejenak dan meminum minuman mereka di meja yang sebelumnya mereka tempati dan di tandain oleh barang mereka.
Glekk ... Glekk ...
Laura meminum habis minumannya tanpa rasa curiga sedikitpun.
Semuanya aman saat Laura baru saja meneguk minuman yang menyegarkan itu, namun saat Laura hendak kembali ke lantai dance, tiba-tiba saja kepala Laura terasa sangat pusing disusul dengan mata Laura yang sangat mengantuk.
Siska dan Cinta yang melihat keadaan Laura berfikir jika Laura sedang mabuk dan mulai khawatir.
Tapi Laura tidak ingin membuat pesta ini hancur karena keadaannya.
"Guys, kalian balik duluan aja ya. Aku capek, mau istirahat sebentar. Nanti juga aku bakal nyusul kalian. Oke?" ujar Laura yang berusaha menahan kantuk.
"Kamu gak apa-apa 'kan, Ra?" tanya Cinta memastikan.
"Tenang aja kali, aku gak apa-apa kok." jawab Laura meyakinkan Cinta dan Siska.
"Tapi beneran ya, Ra. Kamu nyusul kita?" sambung Siska.
"Iya, bawel!" ketus Laura mendorong kedua temannya itu agar kembali bersenang-senang.
Beberapa saat kemudian, sepertinya Laura sudah tidak bisa menahan kantuknya lagi. Dan di saat itulah pria yang tadi menaruh sebuah pil ke dalam minuman Laura, berjalan mendekatinya dengan smirk di wajahnya.
"Kamu adalah milikku, aku tidak akan melepaskanmu!" ujar pria tersebut dengan nada dingin yang kemudian membawa Laura masuk ke dalam mobilnya dengan menggendongnya.
Tidak ada yang menyadari ketika pria tersebut membawa Laura pergi bersamanya.
Sedangkan Laura, bagaimana dengan Laura?
Laura seperti yang terlihat, ia lemas tak berdaya tanpa tau siapa yang saat ini membawanya.
Pasrah, mungkin hanya kata ini yang dapat menggambarkan situasi Laura saat ini. Laura hanya pingsan, namun ia masih bisa mendengar semuanya.
Semuanya!
Bukankah berarti Laura mengetahui siapa orang yang membawanya dan apa tujuannya?
Benar, pria tersebut adalah Gabriel Wijaya, sepupu Laura yang diketahui sangat terobsesi padanya dan dia adalah orang yang paling ingin Laura hindari saat ini.
Namun nyatanya Gabriel malah membuat dirinya berada di situasi sulit seperti ini.
Pria arogan ini ternyata membawa Laura pergi ke apartemen miliknya yang berada tak jauh dari rumah orang tuanya.
Perlahan Gabriel membawa Laura masuk ke dalam kamarnya dan meletakkannya dengan lembut di atas ranjang king size mikiknya.
Kamar tersebut terlihat berantakan dan dipenuhi oleh botol minuman beralkohol yang kemungkinan saat ini Gabriel sedang dalam keadaan mabuk.
"Maafkan aku, Laura sayang. Tapi aku harus melakukan ini, jangan membenciku," gumam Gabriel yang saat ini menatap Laura dengan mata memerah seperti manahan tangis.
Ntah apa yang saat ini Gabriel pikirkan hingga membuatnya memilih jalan kotor seperti ini untuk menjebak sepupunya ini.
"Aku tidak mau tau, ini bukan kesalahanku! Tapi ini adalah salahmu!! Salahmu! Aku tidak perduli pada apa yang akan terjadi nanti, tapi yang pasti aku tidak akan melepaskanmu! Tidak akan! Aku juga tidak akan membiarkanmu lari dariku walau hanya sedetik!" Teriak Gabriel seperti orang yang kesurupan.
Laura sedikit demi sedikit mulai bisa kembali menggerakkan tubuhnya yang saat ini masih terasa lemas.
Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Apa yang akan Gabriel lakukan pada Laura?
Mampukah Laura menyalamatkan dirinya sendiri?
Bab 1 Rencana Kotor
21/01/2022
Bab 2 Perlawanan
21/01/2022
Bab 3 Firasat Buruk
21/01/2022
Bab 4 Kecewa
21/01/2022
Bab 5 Sidang Penentuan
21/01/2022
Bab 6 Kembali Berulah
27/01/2022
Bab 7 Menyusun Rencana Ulang
27/01/2022
Bab 8 Bertemu Teman Lama
27/01/2022
Bab 9 Perjanjian
28/01/2022
Bab 10 Setuju
28/01/2022
Bab 11 Pernikahan Sederhana atau Pernikahan yang Tak Diinginkan
08/02/2022
Bab 12 Sah
08/02/2022
Bab 13 Perkara Pindah Rumah
10/02/2022
Bab 14 Rumah Baru
10/02/2022
Bab 15 Sikap Dingin
11/02/2022
Bab 16 Hasil Yang Mencengangkan
13/02/2022
Bab 17 Usaha 1
14/02/2022
Bab 18 Usaha 2
14/02/2022
Bab 19 Kekacauan
16/02/2022
Bab 20 Kekacauan 2
16/02/2022
Bab 21 "Lahirkan anak untukku!"
16/02/2022
Bab 22 Ancaman
17/02/2022
Bab 23 Percobaan Bunuh Diri
17/02/2022
Bab 24 Kehadiran Melati
17/02/2022
Bab 25 Gagal
17/02/2022
Bab 26 Pembalasan Gabriel
18/02/2022
Bab 27 Awal Konflik Baru
18/02/2022
Bab 28 Penolakan Halus
18/02/2022
Bab 29 Pil Kontrasepsi
19/02/2022
Bab 30 Rencana Baru
19/02/2022