/0/23705/coverbig.jpg?v=20250429185641&imageMogr2/format/webp)
Lilith bukan wanita biasa. Saat malam datang, ia menjalani kehidupan yang tak pernah ia inginkan-bukan karena pilihan, melainkan karena keadaan yang memaksanya. Dunia tidak pernah berpihak padanya, dan ia pun berhenti berharap. Ibunya, Margaret, selalu menundukkan kepala, malu dengan jalan hidup yang kini ditempuh putrinya. Ayahnya, Henry, memilih untuk diam, seolah keberadaannya pun tak lagi berarti. Keluarga yang hancur, kepercayaan yang rapuh-Lilith terjebak dalam lingkaran yang bahkan tidak pernah ia rancang. Namun, ada sesuatu dalam kegelapan malam yang membuatnya tetap bertahan. Kebebasan. Kendali. Saat cahaya redup dan dunia terlelap, Lilith menemukan ketenangan di antara bayang-bayang dosa. Sejenak, ia bisa melupakan semua luka yang ditorehkan oleh hidup yang kejam. Tapi sampai kapan? Bisakah Lilith menemukan jalan keluar dari kehidupan yang terus menyeretnya ke jurang yang lebih dalam? Ataukah ia akan menyadari bahwa gelapnya malam telah menjadi bagian dari dirinya selamanya?
Lilith menarik napas dalam-dalam, membiarkan udara malam yang dingin menusuk paru-parunya. Angin di Manhattan selalu membawa aroma yang sama-campuran aspal basah, alkohol, dan dosa yang mengendap di sudut-sudut kota yang tak pernah tidur. Ia berdiri di bawah lampu jalan yang berkedip-kedip, menyesap udara dengan getir sebelum melangkah ke dalam dunia yang telah menjadi realitasnya.
Rok mini hitamnya membalut tubuhnya dengan sempurna, sedangkan tumit tingginya mengetuk trotoar dengan ritme yang sudah terlalu akrab di telinganya. Rambut cokelat keemasannya menjuntai, bergelombang sempurna seperti yang diinginkan para pria yang datang mencari hiburan di tengah malam. Wajahnya tak menunjukkan emosi-sebuah topeng yang sudah lama ia kenakan.
Bar tempatnya biasa bekerja sudah mulai ramai. Musik berdentum keras, cahaya merah kebiruan berkelap-kelip di antara meja-meja yang dipenuhi pria-pria berjas mahal dan wanita-wanita dengan senyum penuh tipuan. Lilith melangkah masuk, menyapa dengan anggukan singkat beberapa wanita lain yang sudah lebih dulu ada di sana.
"Akhirnya datang juga," suara berat pria di balik bar menyapanya. Jonathan, pemilik tempat ini-pria paruh baya dengan wajah kasar dan mata tajam yang selalu mengawasi. "Kupikir kau tidak akan muncul malam ini."
Lilith hanya tersenyum kecil. "Aku tak punya pilihan."
Jonathan tertawa pendek. "Kita semua tak punya pilihan."
Ia berjalan ke belakang panggung kecil di sudut ruangan, tempat di mana ia akan memulai perannya malam ini. Panggung itu bukan sekadar tempatnya menari atau menghibur pria-pria yang kehausan akan perhatian. Itu adalah panggung di mana ia menanggalkan identitas aslinya, menenggelamkan dirinya dalam sosok yang hanya ada saat malam tiba.
Seorang pria duduk di meja dekat panggung, matanya tak lepas dari Lilith. Ia mengenakan setelan mahal, dasinya sedikit longgar, dan gelas whisky di tangannya berembun. Sorot matanya tajam, tapi ada sesuatu di baliknya-bukan sekadar nafsu murahan seperti kebanyakan pria yang datang ke tempat ini.
Lilith tahu betul tipe pria seperti dia. Pria yang datang bukan hanya untuk mencari hiburan sesaat, tapi juga pelarian dari hidup yang mereka benci.
Musik berubah. Lampu sorot menyorot ke arahnya. Inilah saatnya. Lilith tersenyum samar, lalu melangkah ke tengah panggung.
Malam baru saja dimulai.
Bab 1 Bar tempatnya biasa bekerja
03/04/2025
Bab 2 menelusuri ruangan
03/04/2025
Bab 3 kartu nama
03/04/2025
Bab 4 seperti rekaman rusak
03/04/2025
Bab 5 cek lima puluh ribu dolar
03/04/2025
Bab 6 sempit dan berdecit
03/04/2025
Bab 7 Bagaimana menurutmu tentang malam ini
03/04/2025
Bab 8 telah bertemu banyak orang
03/04/2025
Bab 9 tidak menyangka betapa melelahkannya
03/04/2025
Bab 10 kejadian kemarin
03/04/2025
Bab 11 wajahnya tenang
03/04/2025
Bab 12 tidak bisa menutupi
03/04/2025
Bab 13 sedang mengintai di kejauhan
03/04/2025
Bab 14 tidak sendirian
03/04/2025
Bab 15 tidak tampak terkejut
03/04/2025
Bab 16 membuat langkah terakhirnya
03/04/2025
Bab 17 nada kelelahan
03/04/2025
Bab 18 Ada ketidakpastian
03/04/2025
Bab 19 menunggu sesuatu
03/04/2025
Bab 20 disembunyikan rapat-rapat
03/04/2025
Bab 21 memperingatkan
03/04/2025
Bab 22 menyentuh bagian dari dunia
03/04/2025
Bab 23 Begitu lama
03/04/2025
Bab 24 Mereka terjebak
03/04/2025
Bab 25 mencurigakan
03/04/2025
Bab 26 tetap tersembunyi
03/04/2025
Bab 27 menampilkan ekspresi
03/04/2025
Bab 28 rahasia
03/04/2025
Bab 29 kesadaran
03/04/2025
Bab 30 Siapa lagi yang terlibat
03/04/2025
Bab 31 sangat berbeda
03/04/2025
Bab 32 sudah cukup rumit
03/04/2025
Buku lain oleh Destik Setiawan
Selebihnya