Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Penyesalan Seusai Talak

Penyesalan Seusai Talak

Rifatul Mahmuda

5.0
Komentar
8K
Penayangan
50
Bab

Kata 'talak' dari Bian mampu menghancurkan hati Evelyn, apalagi alasan yang membuat lelaki itu tega menceraikannya, karena kehadiran sang mantan istri. Alasan yang bagi Evelyn sungguh tak masuk akal, Bian beralasan jika Chika -sang putri ingin diasuh oleh kedua orang tua kandungnya. Namun, setelah Evelyn benar-benar pergi dari hidupnya, Bian baru menyadari betapa besar penyesalannya. Rasa sesal kian menghantuinya, saat berjauhan dengan sang istri. Seakan tersadar dari kesalahannya, Bian berusaha kembali mengejar cinta Evelyn, dan semua itu diketahui oleh Marissa. Wanita itu berusaha menghalangi dengan berbagai macam cara, termasuk menghasut Bu Maya -mama Bian untuk membenci Evelyn. Lantas, bagaimanakah kisah mereka selanjutnya? Mampu kah Bian kembali mendapatkan cinta Evelyn? Atau malah sebaliknya? Ikuti cerita ini, untuk mengetahui perjalanan cinta mereka.

Bab 1 01

"Maaf, Evelyn!" ucap Bian dengan kepala yang sudah menunduk usai mengucapkan kata talak pada sang istri.

Tak ada air mata yang keluar. Namun, siapa yang tau betapa sesaknya dada perempuan muda itu sekarang? Dia hanya tak ingin memperlihatkan kesedihannya dihadapan sang suami. Ah, mantan suami maksudnya.

"Untuk apa maaf-mu itu, Mas?" tanya Evelyn dengan suara dingin. Bukan apa dia hanya merasa konyol dengan permintaan maaf sang suami yang baru beberapa detik lalu menjadi mantannya. Bukankah dia sudah mengucap talak dari hati? Tapi kenapa seolah ada penyesalan disana dengan cara meminta maaf? Pikir Evelyn.

"Ma-maaf ... Mas terpaksa melakukan ini. Karena ..."

"Karena mantan-mu yang kembali itu, bukan?" potong Evelyn. Bian mendadak gugup mendengar ucapan istri yang baru saja ia talak. Keringat dingin mengucur di seluruh tubuhnya.

"Bu-bukan. Marissa tidak ada kaitannya dalam hal ini." sahut Bian sedikit tergagap.

Evelyn memejamkan mata dengan pedih saat mendengar Bian mengucapkan nama Marissa mantan istrinya. Seperti ada pembelaan disana, dia juga merasa jika cinta masih ada diantara mereka.

Dia bukan tak memikirkan ini sejak dulu. Bahkan, sejak pertama kali tau jika Bian seorang duda cerai hidup, Evelyn sempat ingin mundur dari hubungan mereka. Tapi lelaki itu selalu meyakinkan Evelyn jika antara dia dan Marissa benar-benar sudah usai.

Namun, belakangan ini mantan istri suaminya itu seolah sengaja menampakkan diri kembali dihadapan Bian. Beberapa kali dia mencoba bertamu kerumah yang Evelyn tempati dengan Bian, beralasan jika buah cintanya dengan Bian yang meminta diantar langsung olehnya. Awalnya Evelyn merasa biasa saja, dia juga mencoba menerima masa lalu suaminya itu dengan baik, begitu pun dengan anaknya, sebagaimana dia menerima Bian dulu. Dan Evelyn sudah tau konsekuensinya seperti apa.

Kedatangan Marissa kerumah bukan hanya itu sekali, dia kembali berulang mengunjungi mereka dengan dalih sang anak. Dia juga selalu datang di saat Bian ada dirumah, misalnya di hari libur atau di jam pulangnya Bian dari kantor. Pernah sekali, Evelyn memergoki keduanya sedang berpandangan, seperti ada yang belum usai antara mereka. Evelyn mencoba meneguhkan hatinya jika itu hanya praduganya saja.

Sekarang sangkaan yang selama ini menggelayut dalam hatinya terbukti. Bian mengucap talak padanya, dan dia tau apa alasan semua itu, meski sang pengucap tak mengakui.

Beberapa minggu lalu, Evelyn mengajak Marissa bertemu. Mereka bertemu di cafe dekat kantor tempat Marissa bekerja. Masih teringat jelas oleh Evelyn tentang ucapan Marissa saat itu.

" Kenapa tiba-tiba saja kamu meminta aku menjauhi Mas Bian? " tanya wanita cantik itu.

" Bukan menjauhi. Tapi aku meminta agar mbak lebih menjaga jarak dengan suamiku, takut terjadi fitnah. Karena bagaimana pun juga kalian itu pernah berumah tangga, orang-orang akan berpikir buruk jika mbak terlalu sering terlihat mengunjungi kami, " sahut Evelyn dengan tenang.

Marissa terdengar berdecih saat Evelyn mengungkap alasannya. Senyum sinis terbit dari sudut bibir wanita cantik yang berpakaian super ketat itu.

" Itu hanya alasan mu saja, kan? Aku tau, kamu takut mas Bian akan kembali padaku, bukan? " sinisnya. Evelyn tersenyum samar, sifat asli wanita itu sudah mulai terlihat. Dia yang selama ini terlihat sangat baik dan lemah lembut hari itu mendadak berubah 180 derajat.

" Aku sama sekali tak merasa takut jika hal itu terjadi, jika memang mas Bian kembali padamu, itu artinya dia bukan lelaki yang baik dan pantas untuk diperjuangkan. Jadi untuk apa aku takut, mbak? " tanya Evelyn dengan tenang. Jika ingin, dia bisa saja mengumpat wanita didepannya itu. Tapi itu bukanlah caranya dalam menghadapi masalah.

" Jika kamu tidak takut dengan itu, kenapa terus mendesak ku menjauhi ayah dari anakku sendiri? Atau ... Kamu ingin memisahkan Chika dengan mas Bian? Iya? " sembur Marissa.

Evelyn menggeleng-gelengkan kepala mendengar tuduhan tak berdasar dari Marissa.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku