Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Suamiku adalah menantuku

Suamiku adalah menantuku

Erwingg

4.7
Komentar
3.3K
Penayangan
5
Bab

Hana tidak pernah menduga kalau kebaikan hatinya untuk memperbaiki hubungan rumah tangga putrinya berujung tragedi. Hana terjebak dalam hubungan terlarang bersama menantunya yang bernama Romeo. Hubungan itu berlangsung selama beberapa bulan sampai akhirnya ketahuan. Orang sekeliling Hana mencemooh. Hidupnya semakin lama semakin susah. Inilah perjuangan cinta Hana.

Bab 1 Mengakhiri

Hana POV

***

Menyukai seseorang seharusnya berada pada konteks yang bisa dimengerti oleh manusia. Nyatanya cinta tidak punya logika. Cinta akan mendorong kita pada jalan yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Aku mengikuti alur cintaku. Tanpa kusadari, aku telah jatuh ke dalam jurang yang menghancurkan diriku sendiri. Tidak, bukan hanya diriku tetapi juga orang-orang di sekelilingku.

Aku memegang kuat gelas berisi teh di atas meja kami. Gelas kaca itu mampu menahan kekuatanku. Aku terlalu bingung memikirkan masalahku sampai mengira mencengkeram gelas mampu menyelesaikan persoalan pribadiku. Teh adalah minuman favoritku, tetapi sekarang rasanya tidak spesial lagi buatku.

"Jadi bagaimana Mas? Apa yang harus kita lakukan?"

Aku bertanya pada Romeo, menantuku yang kini duduk berhadapan dengan diriku. Pria itu terlihat sangat frustrasi akan hubungan rumit kami.

Lagu Chrisye berjudul Kisah Cintaku menggema di udara. Suaranya khas, menambah kesedihan yang tengah mendera diriku dan menantuku. Kami adalah sebuah kesalahan. Entah bagaimana cara menyadikkan jalan kami yang berbelok ini. Seandainya menabak di tempat karaoke mampu mengubah keadaan, mungkin sudah kulakukan sejak tadi.

"Aku tidak tahu, Hana," bisik Romeo.

Suaranya serak, begitu merdu di kupingku. Aku selalu ingin dengarkan dia berbicara. Kalau saja aku bisa memilikinya secara utuh. Tentu aku akan jadi wanita paling bahagia. Khayalanku yang terselindung teralihkan saat Romeo menggenggam tanganku begitu kencang. Dia menyingkirkan jemariku yang menyentuh gelas kaca. Sama seperti menantuku, aku pun tidak tahu mesti melakukan apa. Aku merasa egois telah menjalin hubungan gelap dengan suami putriku, Olivia.

Aku memandang ke arah luar kafe, hendak mengingat-ingat bagaimana hubungan gelap kami dimulai. Ada banyak mobil berseliweran. Di dalam kendaraan itu tentu terdapat manusia. Aku membayangkan apakah kisah cinta orang lain bisa se-rumit kisah diriku. Aku mulai memutar semua kejadian yang ada di kepalaku.

Dulu aku menikah muda, berusia 17 tahun ketika ibuku menjodohkan aku dengan pria berumur 40 tahun bernama Wahyu. Kemudian lahirlah putri tunggal kami, Olivia.

Olivia mau mengikuti jejak diriku menikah muda. Pacarnya Romeo meminangnya beberapa hari setelah putriku dinyatakan lulus SMA. Aku tidak mendukung pernikahan mereka. Aku tidak mau putriku memiliki nasib sama seperti diriku.

Aku punya pengalaman pahit menikah dengan pria dewasa. Dulu, aku dinikahi Mas Wahyu yang lebih tua. Alhasil aku menunjukkan sikap kekanakanku pada suamiku. Pada akhirnya, Mas Wahyu berpaling pada wanita lain. Aku bersabar sampai Olivia masuk SMA. Kejadian tersebut terus berulang-ulang. Aku lelah hidup bersamanya. Lalu, aku memutuskan untuk bercerai dari Mas Wahyu saat Olivia naik kelas dua SMA. Sekarang kami sudah tidak punya masalah, tetapi aku cukup trauma dengan pernikahan dini.

Tadinya aku tidak merestui pernikahan Olivia dan Romeo karena merasa menikah muda tidaklah menyenangkan. Aku mau putriku menikmati masa gadisnya dulu, melepaskan semua sikap kekanakan yang dia punya. Olivia memohon agar aku mewujudkan keinginannya saat itu. Kerja kerasku menyabot hubungan mereka telah gagal. Aku tidak punya pilihan selain memberikan dukungan atas hubungannya bersama pria dewasa, yang 5 tahun lebih muda dariku. Romeo berusia 30 tahun waktu itu.

Aku bilang pada putriku untuk tidak buru-buru memprogramkan anak. Namun, semua yang aku perintahkan bagaikan angin lalu. Olivia dan Romeo dikarunia anak laki-laki setahun setelah mereka menikah. Di awal pernikahan mereka baik-baik saja. Lambat laun Olivia mengulang kesalahan sama seperti yang kulakukan dulu. Akhirnya ketakutan-ku selama ini terjadi.

Setiap kali aku mampir ke rumah mereka. Aku sering mendapati Olivia mencomeli suaminya dengan masalah-masalah sepele, misalnya lampu yang tiba-tiba mati dan Romeo belum mengganti lampu itu, atau masalah seperti Romeo menegur istrinya agar lebih hemat. Perempuan memiliki ego yang lebih besar, selalu merasa benar. Olivia dan suaminya bertengkar seperti anak kecil nyaris setiap hari.

Mereka mengabaikan anak mereka, Aryan. Aku menyarankan agar cucuku tinggal denganku. Olivia bilang kalau sebaiknya aku tinggal di rumah mereka. Sekali lagi, aku tidak punya pilihan karena kebetulan aku tinggal sendiri. Aku sering diganggu bapak-bapak kompleks. Mereka kira aku janda gampangan.

Baru sebulan tinggal di rumah putriku, aku merasa keadaan semakin tidak kondusif. Romeo sibuk bekerja sampai lupa istrinya sedang ulang tahun. Olivia merajuk, mengamuk ke Romeo. Aku tidak tahan dengan situasi mereka. Jadi kusarankan agar mereka introspeksi diri selama beberapa hari. Jika ada waktu, aku nasihati mereka. Aku bicara empat mata di kedua belah pihak.

Aku dekati putriku persuasif, begitu pun dengan Romeo. Aku berniat baik. Tetapi ada pihak yang menyalah-artikan perhatianku. Romeo haus akan perhatian. Ketika aku berikan itu, dia berpikir aku menyukainya. Aku tegaskan pada menantuku kalau hubungan kami hanya sekadar menantu dan mertua. Kendati selisih umur kami hanya berjarak 5 tahun.

Romeo tidak kehabisan akal. Suatu malam dia menjebak aku dengan minuman, memasukkan Viagra ke dalam sana. Dia memaksaku bercinta di dapur, melecehkan diriku. Aku menangis pada saat itu. Aku menjauhi Romeo, tetapi dia selalu datang padaku. Pria itu tidak menyerah. Aku merasa luluh. Aku membuka hatiku padanya sebab aku tahu seperti apa kehidupan rumah tangganya dengan putriku. Aku merasa lelaki itu butuh mainan, dan aku pertaruhkan diriku sebagai mainan barunya.

Ini sudah dua bulan hubungan gelap kami. Aku merasa ini salah. Aku tidak mau menyakiti putriku. Aku ajak Romeo bertemu di kafe ini, membicarakan kelanjutan hubungan kami.

"Ini terakhir kalinya kita bertemu, Mas. Aku tidak mau Olivia patah hati. Dia putriku. Takkan kubiarkan dia terluka," gumamku.

Aku menoleh ke arah Romeo. Ini saatnya bagiku mengakhiri hubungan terlarang kami. Lagu Kisah Cintaku milik Chrisye berakhir, persis sekali dengan momen kami yang mau menghentikan jalan kami yang salah.

"Apa kita tidak bisa teruskan saja, Han? Toh, Olivia tidak akan tahu. Aku sangat sayang sama kamu, Hana." Romeo mencium jari-jemariku. Cepat-cepat aku melepaskan jariku yang dipegang olehnya.

"Tidak! Sadarlah, Mas. Kau punya Aryan. Kau punya Olivia. Mereka adalah tanggung jawabmu bukan aku," kataku.

"Aku dan Olivia tidak bisa bersatu lagi. Kami sudah tidak pernah menghabiskan malam bersama."

Romeo menatapku serius. Aku tersentak. Apa maksud Romeo? Dia bilang dia dan Olivia sudah tidak melakukan itu? Apa itu artinya selama ini akulah yang menggantikan posisi putriku? Ini tidak mungkin terjadi.

"Kamu bohong 'kan, Mas? Kalian tidak mungkin seperti itu?"

Aku pikir aku hanya permainan menantuku, hanya fantasi Romeo semata. Akan tetapi ini lebih dari yang aku duga. Romeo tidak pernah main-main dengan aku. Dia serius dengan semua yang dia ucapkan kepadaku, bahkan semua perbuatannya padaku.

"Aku serius, Hana. Kita seharusnya bersama. Kalau kau setuju, mungkin kita seharusnya--."

"Seharusnya apa?"

Aku tidak cukup paham maksud Romeo. Dia memejamkan matanya. Menantuku tampak berat mengatakan kalimat yang akan keluar dari bibirnya, aku amati pria itu menghela napas panjang. Tak lama dia berkata, "Kita seharusnya menikah segera. Aku akan urus perceraianku dengan Olivia."

Aku menggeleng keras. Apa kata orang bila mengetahui perbuatan kami? Seorang mertua telah merebut menantunya, suami putri kandungnya sendiri. Aku tidak bisa melakukan itu. Walaupun kami beberapa kali berbuat intim di suatu tempat, itu tidak berarti kami bisa menikah di hadapan semua orang.

"Tidak. Kau pasti bercanda 'kan, Mas? Itu tidak mungkin terjadi."

Sebutir air mata membasahi pipiku. Aku menginginkan Romeo, tetapi dia bukan milikku. Dia punya putriku, Olivia. Kenyataan itu akan selalu begitu. Apa yang harus aku lakukan? Aku sama sekali tidak mengerti harus berbuat apa.

"Mengapa kau menangis? Kumohon, jangan menangis, Hana," bisik Romeo.

Dia mengusap air mataku lembut. Aku takut atas apa yang sudah aku lakukan. Ini berat untukku. Kami bertatapan seperti yang selalu kami lakukan diam-diam.

"Jangan sakiti putriku, Mas. Kita putus malam ini, Oke?"

Meskipun aku tidak mau melepas Romeo, aku akan mencoba melakukan itu. Aku tidak bisa jadi penghalang kisah cinta putriku. Cerita tentang teman merebut suami tentu menyedihkan. Apalagi jika seorang mertua merebut menantunya.

"Hubungan kau dan Olivia akan baik-baik saja," tegasku.

Aku tidak bisa menerima kenyataan. Aku mengutuk diriku yang telah mengikuti kata hatiku dahulu. Di seberang meja kami, seseorang menyadap ucapan kami. Aku tidak peduli lagi ketika dia berbisik kepada temannya mengenai aku dan menantuku.

"Apa kau tidak mencintaiku, Hana? Mengapa kau mempermasalahkan masalah yang sebenarnya bukanlah masalah besar? Kita hanya akan berkencan sembunyi-sembunyi. Itu tidak akan menyakiti siapa-siapa." Romeo sedang menghibur dirinya sendiri, berusaha mengklaim bahwa hubungan kami bukanlah sebuah kesalahan.

"Aku mencintaimu, Mas. Tetapi bukan berarti aku mau kau menyakiti putriku. Aku tidak bisa melakukan itu. Kita harus putus hari ini." Aku tegas pada Romeo. Aku tinggalkan dia sendirian di kafe kendatipun dia masih ingin bicara padaku. Ini salah, dan aku harus mengakhiri semua ini.

Aku pergi dari kafe tanpa mencicipi teh yang aku pesan. Biasanya teh akan menghangatkan pikiranku, sepertinya kali ini berbeda. Tak ada yang bisa membantu diriku menyelesaikan masalah yang tengah aku hadapi.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Erwingg

Selebihnya

Buku serupa

Pemuas Nafsu Keponakan

Pemuas Nafsu Keponakan

kodav
5.0

Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Calli Laplume
4.9

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku