Cinta untuk Yessie

Cinta untuk Yessie

Erwingg

4.4
Komentar
4.4K
Penayangan
45
Bab

Yessie Montghomory merupakan pengajar SMA berusia 25 tahun. Berkat kepolosannya, dia terpesona dengan Austin McDowell. Setelah Yessie mengandung anak lelaki itu, dia baru menyadari kalau Austin hanyalah pelajar SMA yang nakal, bajingan tengik. Demi bayinya, Yessie menikah dengan lelaki itu. Menikah tidak semudah yang dibayangkan wanita itu. Austin termasuk dalam daftar remaja bandel. Belum lagi, dia memiliki kekasih bernama Erica. Yessie tinggal di apartemen mewah di Atlantic Ave bersama suaminya. Tanpa cinta, mereka selalu berdebat. Menyadari kisah rumah tangganya tak berlangsung baik, Yessie menulis kisahnya menjadi sebuah novel tanpa judul. Iniliah kisah cinta Yessie.

Bab 1 Pernikahan

Nakal adalah tindakan yang tak dibenarkan oleh hukum mana pun. Kenakalan biasanya terjadi di kalangan remaja yang sedang mengalami masa peralihan dari masa remaja menuju dewasa. Austin McDowell berada dalam fase itu. Dia tak pernah percaya kalau kenakalannya membawa dia pada bumerang yang menghancurkannya. Ya, untuk saat ini, Austin masih menganggapnya sebagai bumerang.

"Ini aneh, Mom, Dad! Aku tidak percaya kalian dengan mudahnya percaya pada perempuan tua ini. Kenapa bisa seperti ini? Katakan padaku kalau Mom dan Dad tidak sedang keracunan sianida atau semacamnya?" Austin menatap jengkel ke arah Yessie yang duduk di sofa seberang tempat duduknya.

"Jaga ucapanmu, Aussie! Kau sudah banyak melakukan kenakalan di sekolah. Merokok, video asusila, mabuk, bolos, dan kau juga mencoret-coret tubuhmu dengan tatto. Kau tidak bisa menghindari masalah ini lagi. Yessie punya bukti kalau kalian pernah tidur di kasur yang sama." Melanie McDowell menasehati putranya. Ada helaan napas setelah berbicara. Rasanya benar-benar mengejutkan bahwa Austin berperilaku seperti pria yang sudah dewasa. Faktanya, lelaki itu masih duduk di bangku sekolah.

"Pria seusiaku semuanya nakal sepertiku! Maksudku di sini adalah kenapa aku harus menikahi perempuan ini. Aku tidak pernah membayangkan di usiaku yang masih 18 tahun, aku akan menjadi seorang Ayah. Astaga, apa Mom tidak menyarankan dia untuk aborsi saja?"

Yessie menggebrak meja, "Tidak akan! Kau menggodaku, pria sialan! Aku tidak pernah mau membunuh hanya karena kesalahan yang disebabkan oleh pria sekolahan sepertimu." Yessie bersungut-sungut. Pria yang ada dihadapannya ini memang membikin naik darah. Melanie mencoba menenangkan wanita itu.

Austin semakin suka membuat Yessie marah. "Aku hanya bermain-main dengan kau, Bu Yess! Salahmu termakan ucapan seseorang yang seharusnya jadi muridmu? Kau hanyalah perempuan bodoh," Austin menimpali, merasa jengkel terhadap wanita yang tampaknya berprofesi sebagai guru tersebut.

"Sopan 'lah, Aussie! Ini salahmu bukan salah Yessie. Belajarlah untuk bersikap manis dengan calon istrimu. Setidaknya dengan tak memanggilnya, Bu. Sudah kuputuskan kau akan menikah dengan Yessie dengan pesta tertutup. Kalian akan tinggal di apartemen Atlantic Ave. Setidaknya kau harus bersyukur karena Ayahmu punya banyak uang. Dan ya, kaulah pewaris satu-satunya McDowell Enterprise. Tidak ada yang harus kaukhawatirkan, putraku." Patrick McDowell menenangkan.

Austin mengacak rambutnya kasar. Dia berkata, "Ini lelucon, Dad. Aku menikahi perempuan tua? Masa depanku tiba-tiba hancur karena ini." Yessie geram. Dia ingin membalas pernyataan menghakimi Austin namun ditahan oleh Melanie. Wanita itu murka saat Austin meledeknya dengan sebutan "Perempuan Tua". Faktanya, Yessie begitu cantik. Bahkan tampak seperti adik Austin. Entah apa yang membuat wajah Austin kelihatan lebih dewasa. Padahal dia masih 18 tahun.

"Putraku, usia kalian hanya berbeda tujuh tahun. Lihatlah, Yessie bahkan terlihat lebih muda darimu."

Austin mendengus. "Mom memujinya? Ya Tuhan, kenapa harus dia? Aku punya pacar Mom. Aku hanya akan menikah dengan perempuan pilihanku. Hanya Erica," tegasnya.

Yessie tidak terima pernyataan Austin. Dia mencibir, lalu bangkit berdiri seraya berucap, "Kaupikir aku mau menikah denganmu? Kau terlalu kekanakan untukku. Aku hanya berbaik hati mau memberimu kesempatan memperbaiki kesalahanmu. Aku salah telah memercayai omong kosong yang kauucapkan padaku itu." Yessie sudah akan meninggalkan ruang tamu. Untungnya Melanie yang baik mampu membuat wanita itu mengerti.

"Tidak ada pilihan selain menikahinya, Aussie. Inilah ganjaran dari perbuatanmu selama ini. Kau hanya harus bertanggung jawab jika masih menginginkan uang belanja."

Austin menghela napas. "Terserah. Lakukan apapun yang kalian mau. Jika menikahi perempuan tua ini membuat kalian bahagia. Akan aku lakukan. "terpaksa", tidak setulus hatiku."

Austin pasrah. Tidak ada yang lebih menjengkelkan dari tak memiliki uang. Setidaknya, dia masih bisa bebas dengan uang. Walaupun hidupnya terikat dengan perempuan 25 tahun sialan yang telah berani mendesaknya menjadi ayah muda. Persetujuan Austin hari ini membuat orang tuanya melangsungkan pesta tertutup di pantai Malibu dua minggu kemudian.

Beginilah hidup Austin saat ini. Hidup di apartemen sederhana bersama wanita yang merupakan mantan gurunya. "Merokok tidak baik pada kesehatan. Kupikir kau sudah tahu hal itu. Seharusnya kau bisa berubah. Kau akan punya anak, kau tahu?" Yessie mengikat rambutnya sambil mengambil duduk di samping Austin.

"Kau mulai cerewet seperti ibuku, Yessie. Sejak kapan kau perhatian seperti ini padaku?"

Austin tersenyum miring. Meletakkan kakinya di atas meja sambil menyemburkan asap rokok di udara. Kali ini tidak ada lagi kata "Bu" yang menyertai kalimatnya. Ya, mungkin sudah seharusnya berbicara santai dengan perempuan satu ini.

"Aku istrimu, Aussie. Bagaimana pun aku membencimu, dunia tidak akan merubah kau adalah suamiku." Yessie menoleh ke arah Austin diiringi helaan napas. "Kau membahayakan bayimu jika merokok sembarangan," imbuh Yessie. Austin lagi-lagi dibuat kesal.

"Serius? Kau merepotkanku, Yessie Monthgomory. Sampai kapan kau mau mengendalikanku dengan membawa bayi itu." Austin kesal. Mau tak mau ia mematikan rokoknya. Bayi... bayi ... dan selalu bayi yang menjadi alasan perempuan itu. "Sekarang berikan aku bir sebagai pengganti rokok ini! Bukankah kau mau menjadi istri yang baik?"

Yessie memutar bola matanya. "Ya, aku akan mengambilkannya. Bukan karena aku peduli padamu. Hanya karena kau adalah Ayah dari bayiku," katanya kemudian bangkit berdiri. "Aku tidak tahu sampai kapan kau mau mengaitkan semua yang kaulakukan dengan bayi itu. Aku tahu aku tampan. Setidaknya kau akuilah kalau kau jatuh cinta padaku."

Austin berseru bersamaan ketika ponselnya berdering. Ada panggilan Erica, kekasihnya. Sejenak Austin bergeming. Perasaan bersalah menggantung dalam dirinya. Dia sudah menyakiti gadis itu dengan menikah diam-diam.

"Aku pikir ada pesta malam ini? Kau datang?" Erica baik-baik saja karena masih tak tahu apa yang terjadi pada Austin.

"Dad menghukumku. Aku sangat ingin ke pesta kalian. Sungguh Dad benar-benar mengurungku." Austin mengaku dengan nada yang pasrah. "Ayolah, Aussie. Datanglah! Belakangan ini kau jarang bergabung dengan teman-teman. Apa ada masalah besar yang terjadi? Kau bisa menyelinap keluar kalau kau mau."

"Tidak. Sama sekali tidak ada masalah. Aku hanya--, maksudku adalah Dad menginginkan aku fokus belajar bisnis. Kau tahu jikalau McDowell Enterprise menungguku. Sudah sering aku berbuat keburukan di sekolah, jadi ya begitulah Dad. Dia sangat tegas dan aku harus terkurung bersama dokumen-dokumen kantor yang harus kupelajari." Austin bohong. Lebih baik mengatakan hal itu ketimbang mengakui dia sudah menikah dan harus menjaga istrinya.

Erica tertawa. "Kau bercanda? Ya Tuhan, ini bukan dirimu Austin! Benar-benar bukan dirimu. Ada apa? Di mana Austin yang punya kebebasan? Kau terlihat aneh dengan perubahan ini." Erica mendadak serius. Austin memejamkan matanya. Tak menyadari bila Yessie sudah kembali duduk di sampingnya. Sang istri menyadap pembicaraan lelaki itu.

"Mengertilah, Erica. Dad sangat mengharapkanku. Kupikir sudah saatnya aku berubah." Austin harus mengakui bahwa peraturan Ayahnya membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Tinggal di apartemen dengan dua pengawal di depan pintu apartemen yang tak bisa membuatnya pergi kemana-mana. Selain berdua bersama Yessie.

"Kau aneh, Austin!"

Erica memutus obrolan. Austin frustrasi. "Apa ada tugas yang membuatmu stres?" Yessie bertanya dengan nada santainya. Austin membuka matanya. Melongo sambil berkata, "Aku tidak pernah sedih dengan tugas sekolah, istriku! Aku stres karena dipaksa hidup bersama perempuan tua. Yang tiba-tiba mengaku telah mengandung bayiku. Kaulah yang merusak masa depanku, Yessie! Harusnya aku bahagia bersama pesta teman-temanku. Tapi karena kau, aku serasa berada di dalam neraka." Austin menekankan setiap katanya. Kalimat itu sangat menyakiti Yessie.

"Bukan hanya hidupmu yang rusak, Aussie. Kau juga merusak hidupku. Jangan bertingkah seolah hanya kau yang disakiti." Yessie tidak tahan lagi setiap kali Austin menghinanya. Dia berlari meninggalkan Austin dan masuk ke dalam kamar. Takdir terlalu kejam, menyatukannya dengan pria yang belum dewasa. Di mana dia harus siap menghadapi setiap kesinisan Austin.

Andai saja, dia tidak termakan oleh kebohongan Austin. Mungkin dia masih bisa mengajar di sekolah pria itu. Ini semua karena Austin yang berpura-pura menjadi pria dewasa. Menjebaknya sampai menuruti kemauan lelaki itu. Ini juga karena kepolosannya yang mudah percaya dengan pria. Sekarang hanya penyesalan yang bisa ia keluhkan.

Di dalam kamar, Yessie menulis di laptop mengenai apa yang sudah menimpa dirinya hari ini. Cukup melegakan bisa berbagi kisah dengan benda itu. Tak ada yang akan mengoceh bila Yessie menceritakan keburukan suaminya. Yessie membuat novel dengan tokoh wanita bernama Yvone.

Dia perokok aktif, menjengkelkan dan dungu. Yvone harus berbuat apa? Suaminya hanyalah anak SMA yang baru pubertas. Belum saatnya dia menjadi calon ayah, tapi waktu memaksa Yvone bersatu dengan pria itu.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Erwingg

Selebihnya

Buku serupa

Terjebak Gairah Terlarang

Terjebak Gairah Terlarang

kodav
5.0

WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?

Gairah Liar Ayah Mertua

Gairah Liar Ayah Mertua

Gemoy
5.0

Aku melihat di selangkangan ayah mertuaku ada yang mulai bergerak dan mengeras. Ayahku sedang mengenakan sarung saat itu. Maka sangat mudah sekali untuk terlihat jelas. Sepertinya ayahku sedang ngaceng. Entah kenapa tiba-tiba aku jadi deg-degan. Aku juga bingung apa yang harus aku lakukan. Untuk menenangkan perasaanku, maka aku mengambil air yang ada di meja. Kulihat ayah tiba-tiba langsung menaruh piringnya. Dia sadar kalo aku tahu apa yang terjadi di selangkangannya. Secara mengejutkan, sesuatu yang tak pernah aku bayangkan terjadi. Ayah langsung bangkit dan memilih duduk di pinggiran kasur. Tangannya juga tiba-tiba meraih tanganku dan membawa ke selangkangannya. Aku benar-benar tidak percaya ayah senekat dan seberani ini. Dia memberi isyarat padaku untuk menggenggam sesuatu yang ada di selangkangannya. Mungkin karena kaget atau aku juga menyimpan hasrat seksual pada ayah, tidak ada penolakan dariku terhadap kelakuan ayahku itu. Aku hanya diam saja sambil menuruti kemauan ayah. Kini aku bisa merasakan bagaimana sesungguhnya ukuran tongkol ayah. Ternyata ukurannya memang seperti yang aku bayangkan. Jauh berbeda dengan milik suamiku. tongkol ayah benar-benar berukuran besar. Baru kali ini aku memegang tongkol sebesar itu. Mungkin ukurannya seperti orang-orang bule. Mungkin karena tak ada penolakan dariku, ayah semakin memberanikan diri. Ia menyingkap sarungnya dan menyuruhku masuk ke dalam sarung itu. Astaga. Ayah semakin berani saja. Kini aku menyentuh langsung tongkol yang sering ada di fantasiku itu. Ukurannya benar-benar membuatku makin bergairah. Aku hanya melihat ke arah ayah dengan pandangan bertanya-tanya: kenapa ayah melakukan ini padaku?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku