Cinta untuk Yessie
*
inta adalah perasaan pribadi. Ia bisa membuatmu menjadi bajingan dan bisa juga m
hnya. Ia menghabiskan waktunya bersama kekasihnya Erica. Hubungan
nmu," bisik Austin sambil m
alas sehingga ciuman p
diberikan Yessie terhadapnya. Austin terlalu larut dalam kesenangannya. "Jangan mengabaikanku la
os putihnya lalu berkata, "Sekarang sudah jam sepuluh malam. Aku harus pulang, Dad dan
a menahanmu. Apa tidak bisa kau pulang besok
ahi Yessie agar tidak mengajar lagi. Untuk alasan apa wanita itu
ku pulang dulu,
Mereka bertemu sembunyi-sembunyi. Jika orang tua Erica tahu, Austin ak
e dalam apartemen. "Hei, kau tidak diperkenankan masu
yang tidak rapi. Austin memutar bola matanya saat mendengar oceha
pas sepatunya untuk kedua kalinya. "Aku tidak mau! Lepaskan sendiri kalau kau ma
sie melepas sepatu Austin lalu melempari sepatu itu di wa
ssie sedang mengandung anaknya. Austin menaruh sepatunya di rak sepatu dengan malas. Kemudia
u yakin kau belum makan. Aku sudah
amburger beracun buatanmu. Setidaknya kau bisa
mendadak mual. Mungkin ia sedang dalam fase mengidam. Austin terliha
idak diremehkan berengsek tengik itu. "Kau sudah minum susu hamil? Jangan bilang kau tidak pernah meminum hal sema
i. Kau bisa menyuruhku membi susu hamil kala
rhatian Austin membuatnya bahagia. "Kenapa tiba-tiba perhatian seperti ini? Y
u sakit maka itu berpengaruh pada bayiku. Mom dan Dad mengharapkan anak itu. Jadi dia harus lahir." Yessie terpaku
kau bersyukur," kata Austin. Yessie merasakan sesuatu menumbuk hatinya. Rasanya sangat menyakitkan mendengarkan pernyata
bermaksud bilang begitu
ti hati Yessie. Dia hanya mengatakan apa yang ia rasakan. Austin duduk di meja makan. Dia terlalu lelah untuk mengejar. Di
berbusa." Austin bercanda namun Yessie tak bergerak sedikit pun. Yessie tetap menikmati tidurnya. "Bicaralah agar aku tenang. Jika ka
a. Benar kata Austin. Rasanya aneh jika mereka berdua berbicara formal dan serius. "Ya. Aku bajingan. Karena itu jangan pernah terlihat sedih di h
langkah keluar dari dalam kamar. Austin melirik jam di tangannya. Dia ingat ada toko yang buka dua puluh empat jam. Austin benar-benar melaksan