Suamiku adalah menantuku
*
puanku, bahkan putriku hanya diam saja. Di detik terakhir, ibuku terpaksa menjauh
ia, Hana. Lihat saja, ini baru per
u saat ini? Sekadar meredakan perasaan gamang-ku? Aku rasa tidak ada. Dosaku terlalu besar. Tidak ada yang tahu seperti a
an. Kamu selingkuh sama suami anak kamu loh. Kamu tega khianati sama putri kamu sendiri." Meida berkome
Aku mau kamu bahagia, menebus kesalahanku dengan membiayai hidupmu. Lalu kau membalas perb
a memutar bola matanya, jelas sekali dia murka kepada diriku. Olivia
an Han
pun mau dengarkan aku. "Maaf saja enggak cukup, Han. Kamu mati saja sana." Ketika Mas Wahyu bilang begitu. Ak
tetapi kamu sendiri merasa sakit hati saat orang lain menghujatmu. Kamu memang luar biasa
ajarin kamu kayak begitu, Han. Ibu malu punya anak kayak kamu. Kalau Ibu bisa ulur waktu, Ibu enggak bakalan lahirin kamu." Ibuku menamba
khila
pun kamu embat. Astaga, kamu yang bikin kiamat semakin dekat, Han. Kelakuan kamu itu. Aku enggak bisa ngomong lagi." Meida menyel
u menjelaskan segalanya kepada Mas Wahyu dan ibuku. Namun O
Jangan temui Olivia lagi. Olivi
t olokan yang kudengar.
ku sendiri. "Jangan ngomong gitu, Liv. Mama tahu kamu benci Mama. Namun bagaim
erselingkuhan antara Mama dan Romeo akan menyakiti aku. Sebaiknya Mama introspeksi diri. Kal
rtulang, merasa sangat lemah berkat kekerasan fisik yang dilakukan mantan suamiku. Aku b
yang terjadi? Menga
enciku, dia masih menanyakan keadaanku. Aku pantas dapatkan perlakuan
ku cuma jatuh di tangga tad
nya nyaris jatuh akibat terlalu fokus memegang wajahku. Seandainya hubungan kami
ma jatuh? Kamu sepe
relakan Romeo jauh dari kehidupanku. Aku menunduk meratapi dosa-dosaku
s. Silakan temui Olivia
cari tempat tinggal baru. Aku kerja di sebuah rumah makan agar aku bisa menafkahi ke
anak lelaki itu. Aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Masa lalu tak bisa jauh
u mau ketemu aku,
ku dan belum menyad
ami baik-baik saja. Memang tidak mudah memulai hubungan yang baru dengan Olive. Pada mulanya dia mengaku jijik padaku." Aku bisa bayangkan itu. Aku
memang ditakdirkan bersama. Kami hanya perlu berhenti bertengkar. Kuncinya akulah yan
dan Olivia bersama. Tahun depan kami b
irian. "Aku senang dengar kabar baik dari kalian." Aku tidak mau membicarakan kehamilanku di hadapan
ku tidak bisa memendam penderitaan ini sendirian. Aku gagal bicara d
anaknya R
terima. Ibuku mendelik,
ya Ibuku marah-marah. Aku memegangi perutku lalu bergumam, "Terus aku mesti gimana, Bu. Aku terlanjur b
tangga Olivia? Kalau kamu niat ka
n bayi itu. Anak itu hanyalah anak haram. Dia e
ara hal yang menyakitkan hati semua ibu di dunia ini. "Enggak. Aku enggak
amu selesaikan sendiri. Jika ibu jadi kamu, ibu akan gugurkan bayi itu. Kalau di
mungkin jahat, aku kejam. Aku rela disebut apa saja oleh siapa pun. Tetapi aku tidak rela calon anakku dibe