Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Gairah Liar Pembantu Lugu
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Sang Pemuas
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Sang Majikan
Tuiiiingggg....
Pletakkk!
Mendadak saja sebuah penghapus terbang melayang tepat mengenai sasaran, penghapus itu mengenai kepala seorang murid yang sedang tidur dalam kelas saat jam belajar di mulai.
Sontak saja murid itu terkejut dan dia segera bangun dari tidurnya. Tangan kanan langsung mengusap kepalanya seraya kedua mata melirik ke arah kiri dan kanan untuk melihat keadaan dalam ruangan.
Sepasang mata pria itu melirik ke arah lantai dan dia melihat sesuatu di sana.
"Haduuuh... celaka! Pasti udah ada guru nih!" celotehnya di kala melihat ada sebuah penghapus yang sudah tergeletak di lantai dekat dengan sepatu miliknya.
Sepatunya yang berwarna hitam itu kini terlihat sebagian berwarna putih.
Ibu guru yang sedang mengajar di kelas itu langsung berdiri.
"Billie! Bawa penghapus Ibu ke depan." Panggil Tia yang seorang guru bahasa.
Guru itu bernama Tia Asmara dan ia masih perawan tingting, body bahenol, rambut panjang terurai dan berkulit putih, usianya sekitar dua puluh tiga dan masih sangat muda.
Tanpa di suruh murid yang bernama asli Billie Rahardian mengambil penghapus yang berada di lantai, kaki dengan malas melangkah ke depan sambil kepala tertunduk takut karena merasa bersalah atas dirinya yang tidur dalam kelas.
Mulutnya meracau tak karuan, entah apa yang sedang dia ucapkan sambil melangkah ke depan menemui gurunya
"Maaf Bu." Ucap Billie, lalu dia menyimpan penghapus itu di meja guru.
Guru itu sangat cantik dan kulit wajahnya sangat halus, kali ini raut wajah cantiknya Tia telah hilang saat mengetahui ada murid yang tidur di saat Tia sedang mengajar di kelas.
Tia segera memperingatinya agar tidak terulang kembali.
"Billie! Lain kali jangan seperti itu. Setelah istirahat kamu harus ke ruangan guru dan temui saya di sana." Pinta Tia kepada murid yang melakukan kesalahan.
Kepala Billie tetap tertunduk takut, walau ia di segani di luar sekolah, namun dalam lingkungan sekolah dirinya seorang murid teladan dan tak pernah melawan ucapan atau perintah dari guru.
"Jiaah kena deh! Pasti nanti dia nyerocos terus kayak Ibu tiri gak berhenti ngomong," keluh Billie dan lamunan itu buyar seketika, dikala guru yang cantik dan seksi itu memanggil namanya.
"Billie! Kamu dengar Ibu gak!" panggil Tia saat melihat murid itu malah melamun dengan tatapan mata kosong.
Tia masih berdiri dengan tangan kiri masih bertolak pinggang dan tangan kanan memegang penghapus yang baru saja Billie kembalikan.
"Iya, ya Bu. Saya dengar." Billie menjawab dengan gemetar.
"Coba, tadi Ibu bilang apa sama kamu!"
"Saya harus ke rumah Ibu. Eh maksud saya ke ruangan Ibu." Billie salah ucap saking groginya di saat menghadapi guru cantik di hadapannya.
Guru cantik yang berada di depan Billie geleng kepala, melihat tingkahnya yang memiliki ke cerdasan di antara murid yang lain. Billie belum bisa merubah sifatnya.
"Sudah! Sekarang kamu boleh duduk kembali. Dan jangan lupa istirahat nanti kamu harus datang ke ruangan Ibu."
"Terima kasih Bu. Istirahat nanti, saya ke ruangan Ibu." Billie segera meninggalkan meja guru dan kembali duduk.
Billie terlihat kesal dan tangannya mendadak menyubit teman bangku di sebelahnya. Lalu dia berkata.
"Rese lu! Kenapa lu gak bangunin gue! Kalau ada guru," kata Billie sambil berbisik pelan agar tak terlihat oleh guru yang mulai mengajar lagi.
Temannya itu seolah sengaja dan menyimpan sesuatu dalam pikirannya, ia membalas perkataan dari Billie dengan tenang.